usulan master plan FKPPT

mengacu pada tugas pokok FKPPT yang ditetapkan melalui PNPPT
1.Memberikan informasi kepada seluruh Pramuka Perguruan Tinggi
2.Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan kegiatan skala nasional Pramuka Perguruan Tinggi
3.Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kwarnas
4.Melakukan pendataan Pramuka Perguruan Tinggi di Indonesia

perencanaan dibagi ke dalam penjangkaan waktu berikut
- jangka pendek (1-12 bulan)
- jangka panjang (lebih dari satu tahun)

perencanaan juga dibagi ke dalam sasaran kerja

  • progress report hasil pengumpulan database pramuka perti (oleh korwil Sumatera:UMN Medan, Jawa+Bali:Unpad, Sulawesi:Poltekes Makassar, Kalimantan:STAIN Pontianak, dan wilayah NusTeng+Maluku+Papua:UGM). Database minimal berisi

SI BENGAL


Kadang teringat sosok saya ini beberapa tahun yang lalu. Mungkin bagi sebgian kawan saya (khususnya yang tidak terlalu karib), saya termasuk penurut, tapi tetap saja saya merupakan si bengal. Berikut merupakan beberapa track record kebengalan saya :

  • Bolos di sebuah mata pelajaran gara-gara masuk telat. Lantas saya pergi ke warnet (dan warnetnya terletak 2 kilometer dari SMA saya) dan malah ketemu seorang senior, yang (kayaknya sih) juga sedang bolos. Hwahaha

  • Mengakali senior dalam sebuah event outbond. Saat itu saya sebagai ketua kelompok yang diminta mengumpulkan potongan botol air mineral. Dan kocaknya pas sesipengumpulan saya baru sadar kalo punya saya tertinggal. Maka dengan memanfaatkan gigi tajam (saya perjelas bhwa saya memakai "gigi", bukan gunting atau silet) untuk membuat potongan botol yang dimaksud. Namun menurut senior yang bertindak sebgai PJ pengumpulan botol tersebut, salah satu botol kelompok saya ada yang tidak sesuai dan sebenarnya itu botol saya. Pas ditanya itu punya siapa, saya jawab saja "tidak tahu kak, saya cari dulu" dan setelah itu saya ngelantur entah kemana (saya lupa, kalau tidak salah melupakannya begitu saja kejadian tadi.

  • Lagi-lagi tentang bolos, tapi kali ini justru karena ketidakadaan si guru dimana saya malahan cari makan ke luar sekolah, yaitu soto dekat zipur belakang SMA

  • Tatkala bapak/ibu guru menerangkan di depan kelas, justru saya dan beberapa teman saya malahan mengupas mangga dari balik laci meja kelas. Mangga dibawa beberapa komplotan kelas saya (XII.IPA3/DNA), sedangkan pisau didapatkan dari meminjam milik ibu kantin. Ketika si ibu/bapak guru meninggalkan kelas sebentar, maka langsung semua mata tertuju pada si pengupas mangga dan lantas membagi-bagikan potongan mangga tadi. Hahahaha... sungguh berkesan sekali hal tersebut.
  • Masih seputar XII.IPA3/DNA, dalam suatu pelajaran matematika ada kawan saya sebut saja "R" sedang maju mengerjakan soal, pas dia maju saya nyeletuk "cie A" dimana A adalah kawan kami yang sedang digosipin dengan si R. Langsunglah tanpa ampun si guru matematika membantai kami sekelas lantaran celetukan itu. Hampir 45 menitlah genoside tanpa pertumpahan darah tersebut
  • Belum genap satu semester berjalan, tapi orang tua saya sudah menghadap seorang guru karena kasus yang "heheheee"

  • Dan belum utuh setahun aku merangkak di SMA, senior2 kelas 3 "menyidangku" karena kecerobohanku, ceroboh gimana? Pokoknya suatu hal yang baru ada pelakunyadalam sejarah SMA.

  • Sekitar kelas XI, UKS sering menjadi tempat mengobrolkan diri dan oleh beberapa kawan saya dan saya, kami biasalah ngobrol ngalor ngidul dengan geje. Namun ketika yang lain sibuk ngrumpi saya justru melompati lemari yang membatasi UKS dengan BK. Ngapain? Hanya sekedar iseng...:p
  • Saya ga suka basket sehingga kena imbasnya di penilaian basket mata pelajaran olah raga dimana hingga jam pelajarannya selesai saya masih mengikuti proses penilaian. Alhasil saya (dan bersama beberapa teman senasib seperjuangan) pun terlambat masuk kelas pelajaran berikutnya. Dengan lugu (lucu dan blagu), saya mengetuk pintu kelas dan keluarnya si guru dengan berujar "keringatnya dikeringkan dulu mas". Saya yang lugu menjawab "oh sudah kering pak", tanpa balasan, pintu langsung ditutup dari dalam. Kawan saya di belakang pun mengakakan dirinya, dan bilang ke saya "itu mah artinya kita ga boleh masuk". Oalah... Dan hingga jam istirahat tiba sekitar 90 menit kami habiskan di teras kelas layaknya pengungsi dari Suriah.

  • Pernah juga sih hampir berantem dengan ketua kelas sewaktu kelas X karena salah paham, ya tapi selain insiden "itu", kita malahan berteman baik.
  • Senekat-nekatnya saya terhadap pengumpulan tugas belum ada yang segila momen satu ini. Yaitu di sebuah pagi, guru sejarah menyuruh tugas LKS dikumpulkan. Opsss, ternyata LKS saya tertinggal, padahal seisi LKS tersebut sampai dengan bagian-bagian soal yang malahan belum ditugaskan pun sudah saya kerjakan. Rasanya jantung behenti berdetak. Kawan sebelah saya mengeluarkan dua buh LKS, miliknya dan milik teman karib kami. Muncullah ide yang gilaaaaa, yaitu menempel identitas teman saya di LKS tersebut dengan form identitas saya dari LKS matapelajaran lain yang bentuk formnya persis. Pleaseeee jangan pernah mencoba cara itu kecuali anda memang dalam kondisi "sarapppp". Esoknya saya pun mengikhlaskan LKS untuk berganti dijadikan hak milik kawan saya tersebut, alias kita barter LKS.

  • Ini dia nih yang paling (kalau di istilah ISL di antv) jegerrr. Saya jadi pembina upacara. Ko bisa??? Jadi gara-garanya saya terlambat berangkat sekolah di hari Senin. Dan sanksi untuk yang telat adalah mengadakan upacara sendiri, ada yang jadi pemimpin upacara, protokol, pembaca doa, dan saya ditunjuk (baca:dipaksa) menjadi pembina upacara. Arghhh, tidakkkk... Rating saya merosot tajam.

  • Nah last but not least, kisah yang membuat semua civitas akademia SMA terbahak-bahak. Alkisah saya tiba-tiba sakit mendadak padahal pagi itu saya bertugas sebagai pemimpin upacara. Sepintas segala berjalan lancar, hingga pada bagian penghormatan bendera, dimana suara justru ngeleob membentuk cengkok dengan nada yang agak mendangdut. Well, tahun depannya berkat rayuan maut kawan saya di kelas XII, saya kembali jadi pemimpin upacara dan bis amenebus tingkah kocak (bukan standup comedy) saya.

Mungkin bagi sebagai anak SMA ataupun yang pernah SMA, kebengalan di atas terkesan biasa saja. Tapi buat saya itu adalah kisah asam-basa yang kalau aku ingat-ingat lagi kronologisnya, maka sungguh manis.

Rem itu Kau yang Pegang

Sepintas terdengar seperti lelucon
"Kenapa kalo lampu merah motor pada berhenti?"
"udah aturannya kali"
"Salah... ya karena motornya direm"
Yayaya, lelucon yang garing.

Tapi kalau ditelusuri, sebenarnya ada pelajari yang dalam (setidaknya menurut saya) yang dipetik.
Bagaimana pun ketatnya dan tegasnya suatu aturan ataupun perintah, yang paling pernah kekuatan untuk mematuhinya adalah diri sendiri.
Pelanggaran bukan hanya urusan pelanggar dengan pengatur, tapi juga subjek-subjek lain (dalam hal ini pengendara motor lain yang bisa saja tertabrak karena kecerobohan si pelanggar tadi).

Maka pahamilah esensi ditaatinya suatu peraturan

Sukabirus, 29 Juni 2012
dalam kekalutan bermandikan bulan separuh hati

Optimalisasi Peran Pramuka melalui Saka dalam Membangun Peradaban Indonesia

50 tahun tentu bukanlah waktu yang singkat bagi sebuah organisasi di Indonesia, namun itulah Gerakan Pramuka. Pramuka tidak berafiliasi dengan kepentingna politik, namun pada kenyataannya justru tidak ada partai politik di Indonesia yang memiliki umur setua Pramuka. Pramuka memang dapat disebut sebagai wahana kaderisasi generasi Indonesia yang kuat religinya, mental, fisik, nasionalismenya, dan peka terhadap lingkungan sekitar, baik yang berupa organik maupun anorganik. Banyak nilai filosofi yang terkandung dalam proses pendidikan di dalamnya, misalnya poin-poin pada Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang merupakan metode utnuk meningkatkan kualitas Pramuka sesuai standar golongannya yang dipadu dengan rangsangan prestasi yang penuh apresiasi dengan penandaan TKU. Pramuka sebagai organisasi yang progresif di Indonesia tentunya mempunyai peranan yang sangat besar dalam membangun peradaban Indonesia. Salah satu langkah yang ditempuh Gerakan Pramuka adalah membentuk Saka.

Saka atau Satuan Karya merupakan hasil kerja sama antara Gerakan Pramuka dengan Kementerian(d/h Departemen) maupun instansi yang membentuk suatu unit Pramuka dengan ranah kerja yang fokus di bidang tertentu. Sejarah mencatat hingga saat ini terhitung 8 Saka di lingkup nasional berhasil membuktikan bahwa keberadaannya tidak sekedar nama, tapi juga produktif. 8 Saka tersebut adalah :

  • Saka Bhayangkara, kerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia
  • Saka Bahari, kerja sama dengan TNI Angkatan Laut
  • Saka Dirgantara, kerja sama dengan TNI Angkatan Udara
  • Saka Taruna Bumi, kerja sama dengan Kementerian Pertanian
  • Saka Wanabakti, kerja sama dengan kementerian Perhutanan
  • Saka Wira kartika, kerja sama dengan TNI Angkatan Darat
  • Saka Kencana, kerja sama dengan Badan Keluarga Berencana nasional
  • Saka Bakti Husada, kerja sama dengan kementerian kesehatan
  • Selain kedelapan saka tersebut, terdapat pula saka-saka yang bersifat lokal, diantaranya
  • Saka Telematika, kerja sama Kwarda Jawa Barat dengan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
  • Saka PanduWisata, ada di jawa Tengah, fokus di kepariwisataan
  • Saka Bina Sosial, ada di Jawa Tengan
  • Saka Pustaka, ada di Purworejo, Jawa Tengah


Lantas, sejauh manakah realisasi itu semua? apakah eksistensi saka-saka itu sekedar "nama" tanpa tindakan?
Pertama kita pahami hakikat membangun peradaban di Indonesia itu sendiri bahwa ada banyak aspek di dalamnya, seperti teknologi, sosial, pertanian, kelautan, ketahanan, pendidikan dll. Di sinilah metode Pramuka melalui Saka diterapkan dengan menjadikan Saka sebagai solusi atas kebutuhan dalam membangun peradaban Indonesia di bidang masing-masing. Dengan kata lain, pembentukan Saka sesuai dengan bidang peradaban yang perlu untuk dibangun di Indonesia ini.

Misalnya saja Saka Telematika yang meskipun baru ada di lingkup Jawa Barat. Saka ini merupakan jawaban atas kebutuhan SDM yang cakap berteknologi serta memiliki wawasan nasional, intelektual, spiritual yang kuat sebagaimana tujuan dari Pramuka itu sendiri. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan bidang yang saat ini "booming" sebagai fasilitas yang mempermudah manusia dalam kesehariannya. Hampir di tiap instansi pemerintahan maupun lembaga swasta, komputer, handphone telah menjadi kebutuhan wajib (walau tak tertulis). Namun penyalahgunaan produk TIK serta masih rendahnya kreasi dan inovasi produk TIK dari negeri inilah yang menjadi permasalahan di Indonesia. Dan Pramuka yang sadar akan hal tersebut pun menyatakan diri utnuk ambil bagian menjadi solusinya melalui pembentukan Saka Telematika. Di sinilah diharapkan permasalahan tersebut dapat teratasi. Tidak instan karena diperlukan konsistensi, namun bukan berarti Pramuka akan mengundurkan diri dalam keaktifannya berperan membangun peradaban Indonesia dalam aspek TIK. Apakah mungkin nantinya Saka Telematika akan menciptakan produk TIK yang menasional, atau bahkan diekspor ke negara lain? itu bukan hal yang mustahil. Atau mungkin kembali ke sejarah dimana pendirian Saka Taruna Bumi yang memfasilitasi pertanian di Indonesia dengan SDM dari Pramuka yang terampil di bidang agraria. Kondisi di Indonesia yang saat itu cukup labil pasca revolusi pimpinan RI dimana krisis pangna melanda rakyatnya. Di sinilah Saka Taruna Bumi ikut serta dalam membangun peradaban di Indonesia pada aspek pertanian. Dan melalui konsistensilah akhrinya Indonesia berhasil meraih swasembada pangan. Dua saka tersebut barulah sekelumit kisah yang masih secara umum dipaparkan.

keberadaan saka-saka yang bisa jadi akan terus bertambah, bukan berarti mengkotak-kotakkan Pramuka maupun memecah belah Pramuka. Sebaliknya ada salah satu konsep dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan membagi masalah tersebut ke masalah-masalah yang lebih kecil per bidangnya lalu dilakukan penempatan anggota tim sesuai bidang keahlian pada masalah, istilah ini dikenal dengan "the right man in the right place". Konsep ini yang diterapkan Pramuka, ada pramuka yang telah terlatih di bidang kelautan dan dialah ujung tombak solusi permasalahan di kelautan Indonesia, misalnya pengelolaan hasil laut yang belum maksimal. Pembagian penyelesaian masalah per bidang ini pun bukan berarti menutup kerja sama antarsaka, dimana kolaborasi antarsaka juga solusi atas permasalahan di Indonesia yang saling terkait.

Dalam kaitannya membangun peradaban Indonesia yang terdiri dari berbagai aspek/bidang, maka diperlukan pula peran pramuka sesuai dengan kecakapan/keahliannya masing-masing. Di sinilah konsep saka diterapkan dimana tiap saka yang ada tidak hanya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, tapi juga sebagai wahana untuk mengeksplotasi diri dan sakanya utnuk andil dalam membangun peradaban Indonesia. Saka bhayangkara yang turut andil dalam penegakan tertib berlalu lintas tentunya memiliki ide-ide dalam mengembangkan tata tertib berlalu lintas yang aman dan efektif untuk diterapkan di Indonesia. Ataupun Saka Bakti Husada yang tidak hanya berperan sebagai unit bantuan penanganan korban bencana, tapi juga mampu mengadakan riset mengenai kesehatan yang tepat guna di Indonesia. Begitupun saka-saka lainnya. Sesuai judul yang diawali kata "optimalisasi", maka perlu dipahami bahwa saka bisa menjadi ujung tombak dalam menerapkan kebermanfaatan Gerakan Pramuka Indonesia. Salah satu titik utamanya adalah kondisi di saka yang jangan sampai stagnan dan membosankan. Kreativitas anggota saka perlu dipacu agar dapat berkarya, sesuai namanya satuan "karya".

Satu Pramuka untuk Satu Indonesia merupakan kalimat yang sering didengungkan belakangan. Kita cermati bahwa Pramuka adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai keanekaragaman pemikiran, adat, latar belakang, namun itu bukan jadi alasan untuk memecah diri. Konsep saka dengan bidang masing-masing pun bukan berarti ada banyak Pramuka di Indonesia, sebaliknya saka-saka yang ada merupakan wujud kefleksibelan Pramuka dalam mengakomodasi kekuatan yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada Prmauka itu sendiri sebagai dedikasi aktif untuk membangun peradaban sebuah negara, yaitu Indonesia, untuk menggapai kejayaannya.

Bukan hanya pernah memimpin

Saat ini kondisi saya dalam proses mendewasakan diri terhadap perkembangan sekitar yang sangat cepat. Dua buah amanat sebagai kordas suatu lab dan koor SC suatu kepanitiaan membuat saya perlu pandai-pandai membagi waktu.

Pemimpin, ada banyak orang yang pernah memimpin saya, baik sebagai koordinator maupun ketua. Semua berkesan dan banyak saya serap ilmunya, baik di lingkup SMA ( OSIS 2005/2006, OSIS 2006/2007, GMB III, DA 2006/2007, KIR 2007, Inkai) ataupun kuliah (Pesona Budaya 08, BEM 2009, PDKT 2009, BEM 2010, ITF 2010, IAIS 2010, PDR 2010, HMIF 2011, ITSC 2011). Dari sekian  banyaknya tersebut, beberapa sosok yang sangat menginspirasi saya antara lain :

  • AAN
Beliau merupakan orang yang pernah memimpin saya sewaktu SMA dan persahabatan kami masih erat hingga saat ini. Bisa dibilang, dari sekian orang sahabat saya, dialah yang paling karib. Hal yang aku soroti dalam kepemimpinannya adalah sikapnya yang tenang dan membumi dengan rekan sejawat. Dalam bercanda dia mampu total, namun dalam kondisi serius dia bersikap tegas, namun mambu membawa kondisi agar tidak tegang. Dia juga mampu melihat inti permasalahan yg memang menjadi pangkal dalam kerumitan kondisi suasana. Ini dibuktikan dengan beranekaragamnya analisis tiap orang dalam organisasi kami yang bisa dia memberikan pemahaman mengenai apa yang harus fokuskan dan mana yang tidak. Dan yang pasti dia punya keberanian dalam memberikan kepercayaan kepada orang yang secara default diremehkan.

  • BR
Dia pernah memimpin saya di sebuah organisasi selama satu periode. Kebetulan kita juga sering menjadi kuncen sekre. Kesan yang paling khas adalah visi dia yang luas dalam bidang iptek dan kemasyarakatan. Diga juga tidak terlalu menyukai ritual-ritual organisasi yang hanya berupa warisan dengan esensi kurang jelas. Kemampuan dia dalam hal lobi, public speaking serta membangun link sangat baik. Dekat dan memahami kondisi personalia yang dipimpinnya juga menjadi karakter khasnya

  • MAAW
Dari segi public speaking dan kepercayaan diri dia dapat dikategorikan tingkat dewa. Namun bukan itu saja modalnya. Karakter yang fleksibel serta sangat mempersilahkan personel yang dipimpinnya untuk berkembang menjadi poin plus dia. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari beliau. Dan yang paling saya suka adalah karakternya yang sangat mau belajar.

  • CNV
Dari segi ketegasan mengambil sikap dia sangat tegar. Kebetulan dia satu kosan dengan saya. Dia sangat tangguh dalam menghadapi kondisi yang semrawut dan mandiri terhadap kondisi yang compang-camping sekalipun. Dia juga mempunyai kemampuan dalam melakukan analisis kondisi personalia. Dia banyak melakukan pendekatan logika dalam mengambil keputusan.

  • MF
Hampir tiga pekan kemarin kami bertemu dalam suatu seminar di Yogyakarta. Beliau pernah memimpin saya juga di sebuah organisasi kampus. Karakternya adalah sangat peka, tidak membeda-bedakan SARA dalam memberikan perhatian. Dia juga mempunyai prinsip "malu kalo orang yg saya pimpin lebih capek daripada saya". Ohya, dia juga orangnya percaya diri dan sangat ramah. Kemampuan lobinya dan menganalisis suatu permasalahan juga sangat tenang. Hahaha, walau terkadang ble'e juga sih kalo bercanda.


Saya Arfive Gandhi (mahasiswa, 21 tahun, Bandung, EPT per Ags 2008 495, TA 2) jelas bukan mereka. Dan lantas saya pun tidaklah menjiplak karakter mereka mentah-mentah. Bagi saya mereka adalah isnpirasi yang patut diteladani. Beberapa karakter saya daam memimpin memang ter-influence style mereka, namun tetap saja, saya punya karakter yang khas, seperti apa karakter khas saya? Mmmm... saya juga bingung, yang pasti saya adalah orang yang berorientasi pada kenyamanan orang yang saya pimpin.

Nikah? Mmm... Bukan Cari Sensasi

Juni oh Juni ... bulan cinta tampaknya nih. Ada undangan walimahan dari sana sini. Pertama 3 Juni dari ex-KetOs dan ex-LitEv Ambalan, beliau ternyata berjodoh dengan orang yang dikasihinya sejak 2005. Waoww (#melongo kagum), berlokasi di pucuk Bojong/Bumijawa, hampir ke arah Jejeg sih. Hahaha, setidaknya rating mengendarai motor saya meningkat tajam dengan perjalanan motor solo karier tersebut. Di situ bertemu pula dengan alumni dan guru2 SMA Negeri 1 "Kreatif" Slawi.

Berselang sepekan rombongan ex-BEM 2009 berkunjung ke Jakarta Timur untuk walimahan Presma 2009 kami. Sempat tersasar dan di gedung militer yang ga tahu namanya kami pun bereuni Melangkah Bersama, sayang ada beberapa kaka yang ga datang seperti ka Fachrie, bang Rico, bang Ryo, bang Arya, bang Zaki dll. Kontingen Bandung pun pulang dan sampai di Bumi Dayeuhkolot jam 1 malam, ckck sayangnya ga sempat nonton Italia vs Spanyol.

Sepekan kemudian tidak ada undangan nikahan, adanya undangan lain, yaitu SNATI 2012, kisahnya segera aku posting.

Pekan depannya agak kocak nih, jadi ada tiga (lebih tepatnya dua) undangan yang karena suatu hal maka aku tidak bisa memenuhinya. Pertama dari kakak kelas yang lumayan kenal, kebetulan waktu aku magang di YK dan menginap di kos seorang senior di YK, dia juga sedang ada di situ. Kedua, undangan senior kosan. Walau saat aku masuk dia sudah tidak di sini, tapi sering main ke sini. Ketiga (lebih tepatnya sih menggarisbawahi yang kedua) undangan teman kelas kuliah (ohya, kelas kuliah di sini adalah kelas default, bukan kelas mata kuliah tertentu dimana kadang saya berbaur dengan adik kelas :( ). Nah untuk undangan kedua dan ketiga ini kok sama-sama di Solo dan harinya pun sama ya? Begitu aku cek profil socmed kawan kelasku itu, ternyata jeng jenggg si kawan kelasku itu nikahnya dengan senior di kosan. whahahaha...cupu kali diri ini terhadap berita itu. Malu... kamana ae juragan??

Dan munafik bila kita melihat orang sukses tapi tidak terbesit mengenai pertanyaan ke diri sendiri mengenai kapan kita bisa mencapai kesuksesan tersebut.

Menikah jelas merupakan ... merupakan apa ya? Hahaha... Ilmu saya masih terlalu cetek mengenai kajian di bidang ini. Yang pasti menikah bukanlah mengikuti trend tanpa tahu esensinya. Menikah bukanlah ajang mencari sensasi. Menikah itu sakral.

Sriwijaya FC, dari Songket hingga Pelatih yang Push up

20 juni 2012 1700 pasca survey apgreding akbar...
stasiun antv menayangkan laga sriwijaya Fc versus Persela Lamongan yang berakhir dengan skor 3-0.
Sriwijaya FC juara ISL 2011/2012 # kalimat ini persis aku ketik beberapa detik setelah peluit akhir pertandingan tersebut.

Sekilas aku masih ingat di sebuah majalan nasional 5 tahun lalu dimana aku melihat profil beberapa pemain timnas Piala Asia 2007 yang klub asalnya adalah Sriwijaya FC, yaitu Charis Yulianto, Firmansyah, Ferry Rotinsulu. Sriwijaya FC? tim mana itu? Aku saat itu termasuk pasif terhadap perkembangan sepakbola Indonesia. Kemudian aku mencari informasi tentang tim ini, hingga aku menemukan infonya di internet. Kostum kuning dengan songket merah menjadi ciri khas yang langsung membuat saya suka. Keren pisanlah. Dan meskipun aku berasal dari Kabupaten Tegal, saya menjadi fans Sriwijaya FC.
 



Laga televisi pertama SFC yang aku tonton adalah Persija vs Sriwijaya FC di Lebak Bulus yang diakhiri senyum di kubu lawan 4-2, padahal dua kali Laskar Wong Kito unggul. Tapi feeling jituku mengatakan SFC-lah yang akan tersenyum di akhir kompetisi. Di akhir putaran kedua Divisi Utama Ligina XIII Sriwijaya lolos ke 8 besar sebagai pemuncak klasmen akhir Wilayah Barat, padahal di situ bercokol pula Persib Bandung, Persija Jakarta, Persik Kediri, PSIS Semarang, Persik Kediri yang notabene tim papan atas yang pernah menggondol gelar juara Ligina di tahun-tahun sebelumnya.

Di tengah kompetisi terdapat pula penyelenggaraan Copa Indonesia dimana di babak 8 besar SFC berpapasan dengan PSMS Medan. Laga pertama di Stadion Teladan SFC dipecundangi 0-2, namun tanpa dinyana di Stadion Jakabaring, Palembang, SFC berpesta 4-0 sehingga lolos ke semifinal dengan Pelita Jaya Purwakarta tampil sebagai penantangnya. Darah muda Pelita membuat laga harus diakhiri dengan adu penalti. Skornya aku lupa, yang pasti Ferry Rotinsulu tampil sebagai man of the match. Final bertempat di Gelora Bung Karno, Jakarta menjadi laga yang dramatis, sempat tertinggal, SFC berhasil menggiring Persipura Jayapura ke opera adu penalti. Kembali Ferry menjadi penentu kemenanga. Copa Indonesia III menjadi trofi pertama Sriwijaya FC. Dan yang menjadi kesan mendalam di final itu adalah berlangsung sembari "Night to Remember" berupa malam keakraban OSIS-MPK kepengurusan 2006/2007.

Di babak 8 besar Ligina XIII SFC tergabung di grup I dimana yang menjadi rival adalah Arema Malang, Persiwa Wamena, dan PSMS Medan. Melalui berbagai rintangan, SFC tampil stabil untuk menantang Persija di semifinal. Di laga ini SFC mampu menyudahinya dengan 1-0 melalui gol Keith Kayamba Gumbs. Laga pemuncak sebenarnya terkesan hambar karena menjadi laga usiran di Stadion Si Jalak Harupat, Kab. Bandung. Anoure Obiora, Keith Kayamba, dan Zah Rahan menjadi kartu truf untuk menjadikan Sriwijaya FC juara Liga Indonesia XIII menaklukan PSMS Medan di final yang juga bertajuk Derby Andalas/Sumatera. Final itu juga aku ingat sebagai penitipan hati yang kemudian aku pungut kembali.



Walaupun tidak 100%, aku cukup hafal dengan beberapa pemain SFC, ada Ferry Rotinsulu, Renato Elias, Warobay, Firmansyah, Wijay, Alamsyah Nasution, Amrizal, Benben Berlian, Charis Yulianto, Zah Rahan Krangar, Keith Kayamba Gumbs, Anoure Obiora, Lenglolo, Isnan Ali, Oktavianus, Korinus Fingkrew, dengan pelatih Rahmad Darmawan. Tak ayal, prestasi ini menjadi rekor tersendiri, belum ada tim yang bisa meraih double winner Copa dengan Liga sekaligus. Katanya sih memang pernah ada tim yang bisa menyandingkan Piala Galatama dengan Liga Galatama, yaitu Kramayudha Tiga Berlian, kebetulan dari Palembang juga nih, namun jelas perjalanan menjadi juara di Ligina dan Copa merupakan perjalanan panjang. untuk juara liga saja harus melewati 34 laga di wilayah Barat, lalu 3 laga di grup I 8 besar, sepasang semifinal-final, artinya untuk meraih trofi Ligina, SFC telah menebusnya dengan 39 pertandingan. Wowww

Musim kedua SFC sejak saya menyukainya berlangsung mulai tersendat. Mulai dari laga perdana Indonesia Super League (ISL, sebagai revolusi dari Ligina) yang berakhir imbang 2-2 versus Persipura Jayapura hingga laga pamungkas di Stadion Mandala, Jayapura dimana Persipura membantai SFC 1-4 sekaligus menahbiskan mahkota Juara ISL 2009, sungguh menyakitkan, namun kontroversi lebih dahsyat muncul kemudian. Pada laga final Copa Indonesia IV yang mempertemukan dua tim ini lagi, SFC yang unggul 1-0 harus meneruskan pertandingan tanpa lawan yang memilih WO karena kecewa dengan peforma wasit. Gelar kedua yang agak 'asrep'. Di ajang Liga Champions Asia pun kita babak belur dengan 5 laga berakhir pembantaian, hanya saja di laga pamungkas di Jakabaring, kombinasi M. Nasuha dan Zah Rahan memberikan obat kemenangan pelipur lara 4-2. Di musim ini beberapa pemain baru yang masuk antara lain M. Nasuha, Ngon A. Djam, Nyeck, Budi Sudarsono, Joel Tsimi. Kembali final yang berkesna terjadi dimana final berlangsung di sela-sela Benchmark BEM 2009 ke Yogya.

Menjelang pergantian musim dilakukan sayembara untuk logo baru SFC dan terpilihlah logo di samping. Elegan sekali, itu pendapat saya ketika pertama kali melihatnya.

Musim ketiga yang ternyata menjadi musim pamungkas bagi era Rahmad Darmawan. Kondisi tim mulai tidak seantusias di awal eranya. Noda insiden 4 pemain dengan suporter menjadi klimaks kemelorotan prestasi SFC yang syukurnya diakhiri dengan gelar perpisahan kepada RD dan sejumlah pemain pilar berupa Trofi Piala Indonesia (ex-Copa Indonesia) dengan memukul beruntun Persebaya Surabaya, Persipura (adu penalti lagi), dan Arema Indonesia. Gol Pavel Solomin menjadi penutup laga keras tersebut yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo. Kedatangan pemain baru seperti Arif Suyono, Pavel Solomin, Precious Emajuere, Rahmat Rivai menjadi letupan prestasi terakhir, Agak ironi dimana selain Arif ketiga pemain lainnya langsung hengkang seiring berakhirnya era RD yang diekori hijrahnya Charis, Warobay, Isnan, Amrizal, Zah, Obiora dbl (dan beberapa lupa). Dan kembali laga final di tempat berkesan terjadi, yaitu di RS Islam Harapan Anda :( sedih bangetlah...hahaa... tapi laga-laga pra-final aku ikuti beritanya selama Geladi di Pekalongan hingga datanglah demam berdarah itu...hikzz.hikzz...



Era baru pun tiba, Ivan Kolev menjadi nahkota. Bintang-bintang senior pun digaet, yaitu Firman Utina, M. Ridwan, Mahyadi Panggabean, Ponaryo Astaman, Supardi dan dikombinasikan dengan Octavianus Maniani, Claudiano Alves, Ahmad Jufriyanto, Gunawan Dwi Cahyo, Thierry Gathuessi, Rendy Siregar. Sebutan dreamteam sangat tepat disematkan pada SFC musim itu. Duo gelar pra-musim, yaitu InterIslandCup mempecundangi Persiwa di final dan Shield Community versus Arema Indonesia menjjadi gebrakan trofi di awal.
Namun naasnya kegagalan juara disempurnakan dengan dibatalkannya Piala Indonesia musim itu. Well, kondisi porakporanda tersebut tampaknya mengindikasikan era kejayaan itu benar-benar telah lewat. Satu-satunya senyuman penutup adalah keberhasilan menuju perdelapan final AFC Cup.




Di musim 2011/2012 dengan berbagai polemik PSSI, SFC memutuskan tampil di ISL, bukan di IPL (Indonesia Primer League), pertimbangan sejarah, legalitas jalur pembentukan kompetisi, kualitas PT LI, dan kualitas rival menjadi 4 alasan utamanya. Namun nahkoda muda bernama Kas Hartadi menjadi faktor yang membuat tidak banyak yang menjagokan SFC mendominasi musim ini. Dia secara mengejutkan pun diduetkan dengan Gumbs sebagai asistennya. Sebagian besar pemain dipertahankan meskipun muncul juga pemain baru yang memberi secerca harapan, yaitu Siswanto, Hilton, Nova, Syamsul Chaerudin, Jamie Coyne, Risky Novriansyah, Septia Hadi, Rifky M. Secara mengejutkan SFC tampil sangat dominan, beberapa kali mereka menang atas lawannya dengan selisih gol di atas 2. Raihan poin terus didulang hingga akhirnya laga versus Persela Lamongan menjadi penentu gelar juara ISL 2011/2012 yang dalam 4 laga sisa tidak bisa dikejar lagi oleh Persipura sebagai pesaing terdekat. Sebagai catatan hingga saat ini, SFC mencatatkan rekor 20 laga tak terkalahkan, weww.




Serangkaian peristiwa unik yang menjadi kesan mendalam di musim adalah kreativitas mereka dalam selebrasi gol. hal ini diinisiasi Gumbs (yang menjadi musim terakhirnya). Mulai dari bertopeng dan memanjat gawang ala Spiderman, kemudian naik motor yang bermotif songket Palembang, ada juga mendayung perahu, foto narcis (kalo yang ini justru si Firman Utina yang paling ketje), hormat pemain. Hal ini diikuti pemain lain seperti Ridwan yang langsung tiup lilin pada pertandingan yang bertepatan dgn ultah Singamania dan Supardi yang "lancang" menyuruh si pelatih Kas Hartadi push karena dialah yang mencetak gol. Trus apa lagi y? ntar aku tambahkan





Semoga SFC tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tapi juga masa depan persepakbolaan Indonesia