Fakultas Lama Bersemi Kembali

Pagi ini sebuah info sangat menghentak aktivitas saya di studio IK. Undangan terbuka kepada seluruh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Telkom dengan agenda Sosialisasi Rencana Pengembangan Fakultas Teknik. Ada gerangan apa emangnya. Selidik punya selidik ternyata ada rencana pemekaran FT menjadi Fakultas Teknik Elektro, Fakultas Rekayasa Industri, dan Fakultas Informatika. Wewww...

Tentu ada perasaan bingung dengan kondisi ini. Mungkin terkait waktu. Kenapa? Jujur rencana ini sangat tersimpan rapi tanpa ada secuil bocoran. Kedua, secara usia keberadaan FT sebagai evolusi ITT belum setahun. Begitu pula usia keempat departemen di FT yang dulunya berstatus fakultas di era ITT. Kemudian prediksi sebagian orang, termasuk saya, yang menyangka konsep FT dengan 4 departemen plus 2 prodi S2 dan 10 prodi S1 akan bermuara pada sebuah FT yang langsung mebawahi 2+8 prodi itu alias departemen keberadaannya sebagai penopang stabilitas transformasi ITT menjadi FT dan suatu hari akan dihapus. Bahkan di sidang umum mahasiswa FT lalu, forum memilih eksistensi himprod daripada himdep.

Khusus bagi warga informatika ini sangt bernuansa iteratif. Dulu IF adalah departemen yang di akhir 2009 menjadi fakultas. Hal ini akan berulang karena status IF saat ini adalah departemen di bawah FT.

Jika "hanya bermain analogi" rencana ini jelas sangat unik. Keberadaan sejumlah fakultas dengan rumpun-umum teknik di sebuah fakultas sangat jarang ditemui. Jurusan/prodi teknik elektro, teknik industri, atau bahkan teknik metalurgi lazimnya "dibendel" dalam satu label "fakultas teknik". Teknik informatika di sejumlah kampus pun bernaung di bawah bendera tersebut. Mungkin anomali yang jarang ditemui terjadi di Universitas Islam Indonesia di damana teknik informatika ada di bawah Fakultas Teknologi Industri. Hal yang sam terjadi untuk kondisi prodi/jurusan bernama ilmu komputer yang terpisah dari fakultas teknik.

Ada pula kasus beberapa fakultas yang sama-sama bertajuk teknik tapi berbeda "label". Namun hal ini kerap dijumpai ketika induknya bernama "institut". Ambil contoh ya FEK, FRI, FIF, dan FS di bawah IT Telkom. Ada pula teknik informatika dan teknik elektro di bawah STEI yang beda fakultas dengan jurusan teknik lainnya. Kalau untuk ranah universitas, ini masih nyari contohnya hehee...

Well, sejauh ini saya belum ingin memberi kesimpulan akan pro ataukah kontra. Kenapa? Kajiannya belun dapat dan belum mencari rujukan tentang berbagai risiko yang bisa terjadi ke depannya
So... Untuk saat ini mari saling memberi informasi dan nasihat tentang hal ini, tentunya dengan hal yang sehat.

Willkommen neue Familie

Wah...
Tanpa terprediksi oleh saya sendiri tentang apa yang jadi pilihan. Pilihan ini tentang aktivitas kemahasiswaan d UI. Trivia kesibukan non-akademik dari era SMP, SMA hingga kuliah S2 terjalur di dua hal, yaitu Pramuka dan Karate. Bahkan ketika awal d ITT tidak ada keduanya pun pada akhirnya saya jadi bagian dari dua ormawa dengan bidang itu, artinya ada pakem yang seragam. Sebaliknya belum pernah sekalipun ikut Rohis walau kadang ikut agendanya.
Namun pilihan (yang dibatasi waktu) yang saya ambil ialah daftar FUKI, yaitu LDK d Fasilkom UI. Kayaknya jadi anak S2 sendirian di sini. Sempat (atau malah masih ada) rasa canggung. Tapi #akurapopo :p I join in this because of Him, not for people 's smile neither self-satisfication.
Sejauh ini saya nyaman dengan berbagai kultur yang tengah dibangun di dalamnya. Tantangan tentang ketersediaan waktu tentu ada. Pekewuh sangat mungkin menjamur. Karena itu, selalulah berharap pertolongan-Nya, dalam agar selalu ber-khusnudzon.
Bismillakhirokhmanirokhim
Ahlan wa sahlan new family..FUKI

Hitung Kolom tanpa Redundan

Tadinya lagi riweuh ditanyain rumus ngitung jumlah tapi yang dobel kagak dihitung. Yang jadi permasalahan datanya berupa text. Setelah Google bertahun-tahun #tsaaah #lebayyy akhirnya ditemukanlah rumus seperti di atas.

  • CONCATENATE, tujuannya menggabungkan text dengan text, number dengan text, hingga fungsi dengan text. Hasil dari perhitungan (lebih tepatnya "pencacahan") digabungkan dengan satuan "klub".
  • SUM+FREQUENCY+MATCH entah apa maksudnya #akunggakngerti #akurapopo, intinya menghasilkan output berupa pencacahan konten cell-cell terpilih dengan mengabaikan konten yang redundan.

So... hasil rumus di atas adalah "11 klub"

#25thGamaNasa

#ITransform #YouTransform #WeAreTransformers


Business Process Requisite


Devide et Impera

Era social media selain menyimpan manfaat memang menyertakan pisau tajam di dalamnya. Banyak permasalahan yang timbul dikarenakan social media, misalnya terumbarnya hal seharusnya bersifat privasi, kesalahanpaham dalam mencerna informasi yang berujung ketersinggungan hingga hal-hal lain yang ternyata jug amenjaga peluang untuk adu domba. Adu domba? Kayak pernah denger deh, ini taktiknya VOC alias kumpeni yang juga dikenal dengan istilah devide et impera ya? Lho? Bukannya VOC udah bubar? Kumpeni kan cuma ada di buku sejarah :v Eitss, ternyata banyak Kumpeni Lama Bersemi Kembali, taktiknya mereka sama, yaitu mengadu domba, hanya saja yang diadu domba bukan lagi raja ini dengan raja itu, melainkan seluruh pengguna social media, nah lho? Kunaon itu teh?

Adu domba melalui social media ini memang bukan hal yang bisa ditelusuri dengan mudah, kenapa? Proses menghilangkan jejak sangat mudah, malah proses bikin akun social media pun sangat singkat. Selain itu, karakter calon "domba" yang mau diadu pun tentunya sudah bisa ditebak. Karakter masyarakat Indonesia dalam memakai social media relatif addict (termasuk saya juga sih hehee), sangat responsif (atau malah latah ya?) terhadap info yang sifatnya uptodate dan temporer, dan sangat subjektif dalam memberikan penilaian atas konten yang tersebar. Info yang uptodate dapat terlihat ketika kasus info tips pemakaian masker yang hanya boleh satu sisi, dan ternyata setelah terlanjur menyebar dna menimbulkan keresahan karena banyak pengguna yang memakai kedua sisinya waswas (mungkin hingga tidak bisa tidur, ekskresi jadi tidak lancar, nafsu makan hilang), justru di kemudian hari muncul artikel yang menyatakan bahwa pemakaian "side A dan side B" tidak masalah. Ini baru isu masker, berbagai tips kesehatan pun banyak yang simpang siur. Boleh jadi sikap berprasangka baik atas konten yang di-share temannya menjadikan syarat "cek sumber" malah diabaikan. Nah, kembali ke devide et impera alias adu domba.

Salah satu karakter yang tidak disebutkan di atas adalah adanya sentimen terhadap isu yang menyangkut kelompok (sori bila subjektif). Di satu sisi, ini menjadi indikasi positif bahwa masyarakat Indonesia (sebagian besar) mempunyai kecintaan terhadap apa yang menjadi identitasnya. Namun di sisi lain, hal itu juga menjadi komoditas yang menggiurkan untuk memecah-belah persatuan. Tidak semuanya mengarahkan kita ke arah sikap bertoleransi. Berbagai artikel yang beredar di social media juga sukses memaksa kita (tanpa sadar) menanggalkan sikap berprasangka baik dan malah mengedepankan emosi dengna bereaksi keras terhadap konten-konten yang menggiring ke arah propaganda sentimen golongan. Masyarakat Indonesia sangat majemuk, bukan hal yang mudah untuk menjaga keanekaragaman ini dalam bingkai kedamaian bertoleransi. Isu suku dan kedaerahan menjadi isu yang lezat untuk saling ejek dalam topik sepakbola antarklub daerah, bahkan yang satu provinsi. Perbedaan agama dianggap hal yang menodai golongan tertentu sehingga tanpa basa-basi sikap saling laknat lebih dikemukakan.

Isu pembantaian tanpa rasa kemanusiaan oleh suatu golongan diobral secara rinci, dipublikasikan oleh suatu page ataupun akun dengan tujuan membangkitkan emosi kebencian terhadap golongan (yang dicitrakan) sebagai antagonis versi akun tersebut. Berbagai nama orang yang asal bikin ditambah foto yang entah darimana sumbernya dijadikan bumbu "pedas" sehingga makin memerahkan kepala pembacanya. Padahal nama itu sendiri fiktif, plus foto tersebut diambil dari insiden lain di tempat lain yang tidak nyambung dengan apa yang jadi pembahasan artikel tersebut. Well, sikap keengganan untuk meng-crosscheck narasumber akhirnya benar-benar jadi faktor yang memuluskan "Kumpeni-Kumpeni" modern itu untuk mendoktrin kita dengna sikap penuh kebencian terhadap sesama manusia. Kebencian itu sepintas rapi dibungkus sikap peduli satu golongan dan fanatik terhadap identitas. Padahal sikap kebencian inilah bom waktu yang menjadikan kita perlahan menjauhi sikap penuh kedamaian. Yang fanatik jadi buta, yang kurang fanatik jadi enggan dengan suasana demikian. Yesss, taktik "adu domba" sukses berat broo.. :(

Maka, apabila ada informasi yang menyinggung SARA, konfirmasi dulu kebenarannya. Salah-salah, itu akan jadi bom waktu yang menghancurkan peradaban kita -_-

a Self reminder

Diambil dari page One Day One Juz

Klarifikasi (bukan televonela) #AhSudahlah

Press Release

Untuk segera disiarkan

Assalamualaikum wr wb

Salam sejahtera dan selamat siang kawan-kawan media

Untuk menjawab pertanyaan teman-teman media dan semua pihak yang memerlukan penjelasan berkaitan dengan aksi unjuk rasa mahasiswa Telkom University kemarin dan hari ini (Senin-Selasa, 17-18 Februari 2014), serta untuk menghindari kesimpangsiuran informasi, dapat kami sampaikan beberapa hal berikut ini:

1. Kami menilai setiap bentuk aksi mahasiswa merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang sepenuhnya dilindungi oleh konstitusi. Oleh karena itu kami tidak ingin menghalangi setiap civitas akademik di lingkungan Telkom University untuk menyampaikan pendapat sejauh itu dilakukan secara santun dan tidak melanggar aturan, kepatutan serta kewajaran.

2. Terkait dengan aksi yang dilakukan oleh Muhammad Maulana Riswandha (MMR), ada beberapa hal yang harus diluruskan mengingat informasi yang disebarkan di jejaring sosial sudah tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

3. MMR adalah mahasiswa Program Studi Teknik Fisika angkatan 2010 yang pada November 2013 telah mengeluarkan 27 butir pernyataan yang diarahkan untuk mendiskreditkan pimpinan Yayasan Pendidikan Telkom(YPT) dan Telkom University. Butir-butir pernyataan itu merupakan tindakan pemutarbalikan fakta dan penghasutan, lebih khusus membentuk opini negatif terhadap pimpinan YPT.Apalagi MMR mengklaim butir-butir ini merupakan hasil pertemuan dengan Dewan Pembina YPT. Misalnya memberikan gambaran bahwa YPT tidak pernah diaudit dan empat orang perwakilan BEM yang hadir menyetujui pernyataan yang dikeluarkan. Padahal setelah dikonfirmasi semua pihak yang disebutkan tersebut membantah telah membahas hal tersebut. Ini memperlihatkan sikap dan perbuatan yang tidak sejalan dengan fungsi dan kedudukan MMR sebagai mahasiswa.

4. Berdasarkan hal itu, maka pihak rektorat melakukan penelusuran untuk memverifikasi pernyataan MMR tersebut antara lain dengan melakukan konfirmasi terhadap 4 orang mantan pengurus BEM pada tanggal 12 dan 18 November 2013 dan Ketua Dewan Pembina YPT. Dari penelusuran itu ditemukan fakta bahwa data yang digunakan oleh MMR sangat tidak akurat dan telah terjadi penyimpangan peran yang dilakukan oleh MMR.

5. Berdasarkan temuan itu, pada 4 Desember 2013 rektorat memanggil MMR untuk melakukan klarifikasi. Pada pertemuan tersebut MMR mengakui bahwa 27 pernyataan yang disampaikan kepada pihak YPT itu didasarkan pada asumsi dirinya sendiri. Selain itu MMR cenderung bersikap kurang sopan dan tidak menyesali perbuatannya.

6. Tim pemeriksa dengan berpegang teguh pada sikap ingin membina dan meluruskan cara berfikir MMR yang masih berjiwa muda, memberikan wejangan tentang hal yang pantas dan kurang pantas dilakukan. Selain itu sebagai mana halnya orang tua terhadap anak, pihak rektorat pun memberikan penjelasan ihwal pernyataan yang dikemukakan MMR dalam 27 butir tersebut. Agar tidak dikenakan sanksi akademis, pihak rektorat lalu memberikan kesempatan pada MMR untuk minta maaf secara tertulis kepada Dewan Pembina dan Ketua Dewan Pengurus YPT. Permintaan maaf ini pun harus diketahui orang tua MMR.

7. Saat itu MMR berjanji untuk melaksanakan tawaran tersebut dan disepakati tenggang waktu selama 7 hari terhitung sejak 4 Desember 2013. Esok harinya, tanggal 5 Desember 2013, MMR melakukan konsultasi kepada Wakil Rektor IV Telkom University tentang redaksional surat permohonan maaf. Pada saat itu terjadi diskusi dan akhirnya menemukan kesepakatan. Namun pada tanggal 11 Desember 2013 sekitar pukul 21.25 WIB, MMR melalui pesan SMS kepada Wakil Rektor IV, menyatakan tidak akan memenuhi isi kesepakatan. Hal ini memperjelas sikap tidak sopan dan kecenderungan arogan serta menyepelekan lembaga tempatnya dididik melalui Wakil Rektor IV.

8. Tanggal 12 Desember 2013 Komisi Etika dan Disiplin kembali mengirim himbauan kepada MMR untuk memenuhi kesepakatan tersebut. Himbauan juga ditembuskan kepada orang tua MMR. Alih-alih konsisten dengan janjinya, MMR malah terdeteksi mendukung aksi demo yang dilakukan oleh salah satu ormas menuntut hal yang tak wajar dari pihak YPT.

9. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan aturan akademik serta ketentuan peraturan tata tertib yang berlaku di Telkom University, maka perbuatan MMR masuk dalam kategori melanggar norma susila, etika, penghinaan, dan pencemaran nama baik kampus yang dilakukan secara berulang yang dapat dikenakan sanksi.

10. Dengan pertimbangan mendasar bahwa tindakan MMR menyebarkan hal yang diluar kewenangannya dan tidak didukung oleh data yang akurat, maka menyebarkannya di jejaring sosial yang tentu saja akan berakibat pencemaran institusi, Komisi Etika dan Disiplin dengan suara bulat bersepakat untuk melakukan pembinaan dengan cara menjatuhkan sanksi skorsing selama tiga bulan terhitung sejak tanggal 3 Februari 2014. Tentu saja karena tujuan dari skorsing ini adalah untuk mendidik MMR.

Pada saat aksi MMR dan teman-temannya yang berlangsung hari ini, rektor Telkom University Prof. Ir. Mochamad Ashari M.Eng., Ph.D. tengah menjalankan umroh ke tanah suci. Namun melalui pesan pendeknya, Pak Rektor menegaskan bahwa skorsing terhadap MMR bukan karena kritik, tapi etika pribadi.

“Etika dia perlu diluruskan. Telkom University adalah institusi pendidikan yang harus menegakkan etika dan disiplin. Yang bersangkutan (MMR) sudah mengaku salah, menghapus tweet, menangis, mengingkari janji, dan sudah diberi kesempatan beberapa kali,” tulis Pak Rektor.

Demikian kronologis yang dapat kami sampaikan kepada teman-teman media. Terimakasih.

Bandung, 18 Februari 2014

Wakil Rektor IV

Bidang Kemahasiswaan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat

Dr. M. Yahya Arwiyah SH, MH.

CP:

· Dwi Joko Purwanto 08127708998 (Sekpim)

· Rana Akbari F 08122119501 (Purel)

sumber kak Dody Qori Utama

Berikanlah haknya di Pengadilan

Siang ini agak kaget juga dengan ramainya socmed yang berbasis di Universitas Telkom. Intinya sedang ada pergerakan menghimpunan kepedulian terhadap Presma BEM KEMA Unitel yang mendapat sanksi skor karena sejumlah ketikannya di social media. Wiww, kronologisnya, biar enak langsung saja buka akun berikut ini

Tiap orang boleh jadi punya opini tersendiri menyikapi permasalahan ini. Dan pada kenyataannya terjadi pro dan kontra atas permasalahan ini, tapi ada juga yang masih clingak-clinguk macam saya. Saat ini sumber informasi saya hanyalah social media dan adik-adik yang masih berkuliah di Unitel. Social media tentu akan cenderung memberitakan dari sudut pandang kontra terhadap skorsing, kenapa? Karena atas nama branding alias citra, sangat kecil social media kampus Unitel akan memebri penjelasan melalui social media yang isinya menjelaskan detail pemberian sanksi dari sudut pandang rektorat. Sebaliknya, bagi mahasiswa yang kontra dengan pemberian skorsing, menggemparkan dunia maya jelas jadi aksi yang "mencandukan" apalagi sesuai dengna karakter meledak-ledak khas (dominan) mahasiswa. Belakangan saya pun mulai berhati-hati mencerna informasi yang cenderung persuasif yang disebarkan melalui social media. Bukan berarti saya acuh dengan apa yang menimpa Presma BEM KEMA tersebut, justru saya berempati dengna ujian yang menimpa beliau kali ini.

Buku panduan institusi Unitel terbaru tidak saya punyai, karena itu saya tidak mengerti mekanisme pemberian sanksi kepada sivitas akademia, khususnya mahasiswa, terhadap pelanggaran atas aturan institusi. Namun, kalaupun memang ada indikasi pelanggaran, maka alangkah baiknya yang dilakukan adalah "pengadilan", bukan "penghakiman".

Tentunya akan sangat baik ketika mahasiswa "diseret" ke komisi disiplin untuk "disidang" juga memperoleh hak-hak yang layak, misalnya pembelaan secara individu, bantuan hukum (contohnya dari dosen wali, majelis wali amanat, senat fakultas dll), serta transparansi terhadap proses hukum yang berlangsung.

Pembelaan secara individu tentunya merupakan tonggak bagi si mahasiswa untuk memberi penjelasan dan kejelasan atas yang terjadi. Pembelaan ini juga menjadi pembelajaran mandiri dan percaya diri kepada si mahasiswa.

Bantuan hukum, secara pengalaman dan kematangan berpikir, tentu mahasiswa (dalam hal ini S1) relatif rentan galau untuk menghadapi sidang komisi disiplin. Salah-salah, bisa jadi menimbulkan gerakan massa/solidaritas yang "nekat". Sebagai "orang tua asuh" di dalam lingkup perguruan tinggi, maka jelas menjadi kewajiban dosen wali untuk memberi bantuan moril dan hukum kepada si mahasiswa. Bukan berarti membenarkan tindakan mahasiswa tapi sebagai "pengacara" yang menengahi pemasalahan.

Transparansi, sidang komisi disiplin tak ubahnya pelajaran di dalam kehidupan yang sebenarnya. Maka, ketika proses pengadilan tidak transparan, ya anggap saja bureng maka secara tidak langsung mengajari mahasiswa untuk memburengkan segala macam hal ketika terjun dalam bermasyarakat

Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua :)

Jadilah Jomblo Mulia

Jadilah Jomblo Mulia

By : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

1| Impian anak muda setelah lulus studi biasanya adalah segera nikah. Punya pasangan yg sah. Merasakan surga dunia. Itu kata mereka

2| Entah gmn ceritanya. Pembahasan nikah saat ini menjadi isu yg begitu populer terutama bagi anak muda yg tak setuju dgn pacaran.

3| Mereka memang tdk pacaran. Tapi saat orientasi pikiran hanya tertuju kpd nikah, tak sadarkah bahwa bnyak amal lain yg terabaikan?

4| Banyak  yg merasa malu jika umur sudah mapan, blm juga dapat pasangan. Akibatnya nikah kayak kejar setoran. Amal lain ditelantarkan.

5| Tak salah jika kebelet nikah. Itu normal. Namun, jgn sampai orientasi hidup utk ibadah jd lalai. Seolah jika tak nikah hidup sudah slesai

6| Banyak akhirnya jomblo yg tersandera. Blm mampu nikah namun amal lain tak ada. Pikiran diarahkan tuk buat rencana agar nikah segera

7| Beruntunglah Jomblo yg sadar diri. Bhw nikah adlh jln tuk dekati ilahi. Jika blm dpt pasangan sibukkan diri dg amal silih berganti

8| Usia muda adlh puncak segala energi. Justru ia pakai utk sebanyak2nya mengabdi kpd Ilahi. Jangan sampai tak brdakwah krn sibuk cari istri

9| Jomblo mulia punya agenda kesibukan yg padat. Berpindah dari amal yg satu ke amal lain. Tak nganggur. Maka tak ada kata galau berjamur

10| Ia tau nikah adalah setengah agama. Tapi ia juga paham, bahwa sibuk dlm amal yg lain bagian setengah agama yg lainnya.

11| Ia pahami nikah ibarat makan siang. Akan datang jadwalnya. Sambil nunggu jadwal datang maka ia bekerja. Tiba2 hidangan tersedia.

12| Perhatikan bagaimana pasien RS. Dari pagi sudah tanya tentang jatah makan siang. Tersebab mereka tak punya kesibukan. Terkapar di ranjang.

13| Jomblo yg nganggur selalu bertanya kapan ia nikah. Untuk apa? Untuk ibadah, katanya. Kalau begitu kenapa tidak banyak tilawah. Ibadah juga kan?

14| Kadang kalau jujur, urusan nikah lebih banyak masalah gengsi. Menjadi jomblo dianggap gak laku. Gak mutu. Nikah jadi diburu

15| Padahal sejarah banyak mencatat jomblo2 bermutu. Namanya abadi krn sibuk dlm amal tak kenal henti. Surga pun menanti.

16| Ibnu Taimiyah contoh Jomblo Mulia. Tak sempat nikah. Namun ia adalah mutiara ilmu bagi banyak ulama. Pahala mengalir deras baginya

17| Begitu pula dgn imam nawawi. Gelarnya muhyiddin 'yg menghidupkan agama'. Jomblo mulia yg banyak keluarkan banyak buku dan segudang karya

18| Masih banyak contoh lain. Tak inginkah para jomblo mengikuti jejak mereka? Banyak sibuk. Tak ada waktu untuk galau dan gelisah.

19| Sesekali galau silahkan. Tapi Jomblo yg selalu galau adalah jomblo pecundang. Di dunia tak berarti, di akherat rugi. Mau?

20| Jomblo buka dosa. Yg dosa kalau meratapi nasib dan putus asa. Gagal ukir prestasi saat sedang di puncak energi. Umur terbuang sia2

21| Setan mendekat kepada jomblo yg nganggur. Digiring kepada rasa penyesalan akan taqdir. Sesekali setan ajak tamasya pkirannya tentang pasangan.

22| Allah siapkan kejutan spesial utk jomblo mulia. Yg sibukkan diri dlm amal nyata. Tak dapat pasangan didunia, di akherat kan bersanding dengan kekasih yang ia suka surga

23| Rasul berkata : Di surga tak ada yg jomblo (lajang). Ini hadits shahih dari Imam Muslim. Cukuplah hadits ini jadi hiburan

24| Dari sekarang mulai mencatat. Amal apa yg belum dikerjakan. Segera lakukan. Doa utk nikah, terus panjatkan. Namun tetap dlm kesibukan.

25| Ingat, kewajiban kita lebih banyak daripada waktu tersedia. Mumpung belum direpotkan dgn urusan rmh tangga, banyak-banyakin amal yg lainnya

26| Kelak saat jodoh datang, merasa tak ada amal yg terutang. Semua amal sdh dikerjakan. Berlanjut dlm amal lain yg lebih menantang.

27| Tiap-tiap tahapan ada amalnya. Saat jomblo ada amalnya. Saat menikah ada amalnya. Hidupnya berpindah dari amal yg satu ke amal yg lainnya

28| Yuk ah yg masih galau karena status jomblonya. Tunjukkan bahwa jomblo banyak karya. Bahkan bisa melebihi yg sudah menikah. Mau coba?

29| Demikian kultwit tentang #JULIA Perez (Jomblo Mulia Penuh Preztasi) :D. Semoga ada manfaat. Maaf jika tak berkenan. Silahkan dishare

#bersatUItuHEBAT

Baligonya #bersatUItuHEBAT

Minggu kemarin ada acara yang menarik di Universitas Indonesia, yaitu Homecoming ILUNI 2014. Acara ini merupakan reuni akbar yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni UI sebagai acara tahunan dengan tema Bersatu Bergerak serta tagline unik #BersatUItuHEBAT
Dengan mengambil lokasi utama di pinggir Danau Salam, Perpustakaan Utama , serta Balairung, berbagai bentuk keramaian terhampar di situ. Ada panggung kesenian, bazaar, pameran foto, hingga donor darah tersaji di situ.
Acara alumni plus keluarganya di Balairung

Donor darah di Balairung lantai 2


Ada booth tentang game juga di Perpus

Galeri foto di Perpus

Panggung utama dengan tribun otomatis dari pelataran Perpus-Danau Salam

ILUNI UI memang bukan organisasi kemarin sore. Tahun lahir 1958 sudah tentu jadi faktor mengapa  tatanan organisasi mereka begitu kuat. Faktor lain berup akebanggaan sebagai bagian dari kampus UI, tentunya turut menguatkan loyalitas tersebut. Eksistensi ILUNI memang tak hanya urusan reuni, sejarah pun turut mencatat ILUNI memberi andil dalam mengoreksi pemerintahan melalhj berbagai kritik dan rekomendasi yang vokal, baik di era Orde Lama, Orde Baru, hingga era reformasi saat ini.

Inggris vs Indonnesia?

Awalnya saya tidak terlalu mempermasalahkan nama kampus saya, mmm lebih tepatnya "evolusi" kampus saya. Hingga pertengahan 2013, Institut Teknologi Telkom alias ITT merupakan brand yang mutlak tanpa dualisme. Dualisme hanya melanda ketika orang mengira itu versi apaan dari STT Telkom. Itu doank, titik, selebihnya tidak ada persoalan berarti. Mungkin karena belum pernah mengikuti event tingkat internasional, maka versi Bahasa Inggris dari nama IT Telkom pun sering membuat saya bingung, kalau tidak salah sih Telkom Institute of Technology. Entah apakah itu valid menurut grammar khas British. Memang pernah mikir, apa ketika IT Telkom ini mengutus sivitas akademianya ke laur negeri, maka kampusnya harus dikonversi ke dalam Bahasa Inggris.

Di suatu kesempatan, saya mengengok blog Pak Rinaldi Munir yang mengulas pembahasainggrisan brand Institut Teknologi Bandung yang juga menimbulkan sejumlah versi, antara lain Bandung Institute of Technology, Institute of Technology Bandung, Institute Technology of Bandung.
 Dari situ saya beropini, bahwa pro vs kontra konversi nama kampus ke dalam Bahasa Inggris yang notabene bahasa internasional jenjadi suatu yang lumrah, bahkan ITB pun mengalaminya. Itu baru lingkup Indonesia, di luar negeri gejala serupa pun ada, misalnya Technische Universitat Wien yang memakai Vienna University of Technology sebagai versi Inggrisnya, ada juga Qatar University, malah ada yang mempergunakan nama ganda Tsinghua University China / 清华大学Eidgenössische Technische Hochschule ETH Zürich / Swiss Federal Institute of Technology ZurichUniversity of Amsterdam / Universiteit van Amsterdam (CMIIW)
Hanya saja timbul pertanyaan, kalau di PBB ada lima bahasa yang diakui sebagai bahasa percakapan, kenapa tidak pernah diributkan versi dalam Bahasa Mandarin, Rusia, Prancis, dan Spanyol?

Ada juga ganjalan lain. Saat kita tinjau kenyataan bahkan mengonversi ke Bahasa Inggris saja perlu kajian mendalam tentang validitas frase yang dipakai. Kenapa? Dalam kasus tertentu, frase nama perguruan tinggi di Indonesia, mempunyai karakteristik yang beragam. Untuk kasus Universitas Indonesia, mungkin orang sudah familiar dengan University of Indonesia, walau mungkin ada yang salah menerjemahkan menjadi Indonesian University. Kegalauan mulai melanda deras tatkala nama kampus terdiri dari tiga kata atau lebih, macam Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Universitas Islam Indonesia, hingga Sekolah TInggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri atau malah Sekolah TInggi Ilmu Ekonomi Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Maka solusi untuk permasalahan adanya versi yang beragam adalah membuat sebuah produk hukum yang mengatur tentang nama kampus dalam Bahasa Inggris yang digunakan yang mana, atau mungkin juga termasuk dalam bahasa asing lainnya.

ngomong-ngomong soal aturan, saya jadi ingat ketika kembali ke Dayeuhkolot sekitar Januari lalu. Saat itu diskusi bareng adik kelas di UKM Karate. Saat itu topik obrolannya adalah proses pengajuan verifikasi administrasi UKM di Universitas Telkom. Menyaksikan cover, pertanyaan polos nan lugu yang terlontar dari saya simpel, "Eh yang bener Telkom University (yang ditulis di cover nama Inggrisnya) atau Universitas Telkom?" Perkiraan saya, si adik kelas puny argumentasi apa gitu, eh ternyata malah bingung. Bahkan ada kawan yang turut menimpali bahwa dirinya juga bingung Universitas Telkom ataukah Telkom University di cover TA-nya nanti. Transformasi 4 kampus menjadi satu label Universitas Telkom tentunya membawa sejumlah rencana branding yang tidak gampang. Pertama, dari segi nama kampus yang dipakai adalah Universitas Telkom, namun target menjadi World Class University membuat nama panggung yang dipakai adalah Telkom University. Kedua tataran fakultas pun dibuat "latah" dengan versi Bahasa Inggris, yaitu Telkom Engineering School, Telkom Business School, Telkom Applied Science School, dan Telkom Creative School.

Sepintas hal ini menjadi sebuah kemajuan. "Kuliah dimana bro?" "Telkom Engineering School, Telkom University broo", tentu jawaban tadi akan lebih mengesankan dibanding jawaban "Fakultas Teknik Universitas Telkom". Adakah yang salah? Tidak ada yang salah apabila kita menempatkan sesuatu dengan benar, dan permasalahannya saat ini, aturan pemakaian nama Universitas Telkom dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bagaimana kondisionalnya, itu yang jadi problem. Mahasiswa yang secara struktur ada di lapisan bawah tentunya cenderung latah dan pasif menelan informasi tentang TES, TBS, TASS, TCS, serta Tel-U. Bila yang jadi konteks obrolan kos ataupun kasus non-formal, tentu tak ada masalah. Namun ketika berurusan dengan administrasi macam ijazah, surat keterangan untuk S2, beasiswa, maupun hal-hal formal lainnya, termasuk di dalamnya legalitas ormawa di Universitas Telkom, maka sudah jadi harga mati bahwa harus ada sosialisasi mengenai aturan pemakaian nama kampus, singkatnya "kapan makai Telkom University" dan "kapan makai Universitas Telkom"

Terlepas ketentuan/aturan yang berlaku, saya sendiri lebih "sreg" dengan kosakata Bahasa Indonesia "Universitas Telkom", kenapa? Kita ambil analogi berikut :
Saya punya teman namanya, namanya Bangkit Budiman. Ketika ber
kunjung ke New York (aamiiin) tentu nama dia tetaplah Bangkit Budiman, bukan "Rising Goodboy". Atau bahkan ketika ditanya apa nama masjid kampus saya oleh kedubes asing, maka jawabannya "Syamsul Ulum", bukannya "Knowledge Sun".

Masih banyak kampus di luar negeri sana yang mempertahankan nama mereka dalam bahasa asli, misalnya Technische Universitat Munchen hingga Universität zu KölnUniversidad Politécnica de Valencia, dll. Nama-nama ini dipakai dalam konteks urusan per-Webometric-an yang skalanya internasional. So, kenapa kita musti minder dengan nama "lokal"? hehee


Agile vs Conventional

Metodologi konvensional (heavy-weight) Light-weight / agile methodology atau metodology tangkas
Terlalu birokratis (koordinasi banyak melalui dokumentasi; banyak tahapan yang kaku)‏, pengembangan menjadi lambat, contoh: waterfall model Merupakan jembatan antara code and fix dan metodologi heavy-weight, contoh: XP (Extreme Programming) model
Spesifikasi software yang sudah disepakati ‘tidak boleh’ diubah. Perubahan spesifikasi software selalu diantisipasi dan dianggap alamiah.
Penanganan perubahan spesifikasi melalui prosedur yang birokratif. Perubahan spesifikasi dapat dilakukan dengan kemampuan self-organizing.
Munculnya agile model didukung oleh:
- Tuntutan keadaan (bisnis berubah cepat)‏
- Adanya perbaikan kwalitas organisasi
- Adanya dukungan teknologi dan alat bantu

Tiga kata yang mewakili MEDIA

Ceritanya dapat tugas memaparkan tiga kata yang mewakili media. Well, biar nggak sekedar memenuhi tugas dan ada manfaat, diaplod di blog sajalah ya ^^
HUB
Media merupakan penghubung antara komunikan dengan komunikator. Dapat diambil analogi bahwa dalam komunikasi ada yang berperan sebagai produsen informasi da nada pula yang menjadi konsumen informasi dimana masing-masing pihak mempunyai kebutuhan masing-masing. Di sinilah peran MEDIA sebagai HUB untuk menjembatani antara produsen informasi dengan konsumen informasi. Kata HUB di sini secara umum masih bersifat statis dan cenderung formalitas.

INTERACTION
Di atas konsep MEDIA sebagai HUB, terdapat kata lain yang menempatkan MEDIA sebagai INTERACTION. Pada ranah ini, MEDIA tidak hanya sekedar menjadi kabel yang menyalurkan informasi tapi terdapat berbagai proses pengolahan agar dapat ditingkatkan nilai manfaat dan kegunaannya bagi produsen dan konsumen informasi. Contoh dari pengolahan tersebut terletak pada manajemen waktu, yaitu penyaluran informasi dengan mempergunakan strategi penyesuaian informasi dengan waktu penyebarannya. Informasi tentang korupsi tentu akan kurang “nendang” bila saat ini yang sedang digandrungi konsumen informasi justru berita tentang sepakbola. Terdapat pula pengolahan informasi dengan mempertimbangkan segmentasi konsumen informasi. Pengolahan ini berkaitan dengan kemasan dan tujuannya ialah memanjakan serta meng-customize informasi agar sesuai kondisi “special” orang yang menjadi konsumennya. Tentu cara mengingatkan aga tidak menyontek bagi siswa SMA berbeda dengan yang sedang kuliah. Bahkan di kalangan mahasiswa pun, akan berbeda kemasan yang menarik versi mahasiswa teknik versus ilmu budaya misalnya. Karena itulah, INTERACTION adalah bagaimana menimbulkan ENGAGEMENT antar pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut

BRAND

Ketika hubungan secara formal berupa HUB telah dibangun dilanjutkan aktivasi berupa INTERACTION, maka yang akan timbul di masyarakat, khususnya yang menjadi konsumen dan produsen informasi adalah munculnya BRAND terhadap antar-pihak. Brand sebagai hasil dari dari proses penggunaan MEDIA tidak hanya berlaku atas konsumen informasi terhadap MEDIA, namun juga kepada produsen informasi, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain masing-masing pihak akan mengidentifikasikan karakter pihak lain. Dan secara khusus, si MEDIA akan tergambarkan BRAND yang dimilikinya yang direpresentasikan melalui hasil pengolahan informasinya. BRAND ini juga menjadi cerminan apakah visi dan misi organisasi pemilik MEDIA ini tercapai atau tidak. Seberapapun besarnya hasil kerja keras sebuah organisasi, ketika yang disampaikan media kepada masyarakat tidak seintens publikasi karya (yang relatif lebih) kecil maka orang memandang bahwa organisasi tersebut tidka produktif. BRAND ini juga menunjukkan apakah nilai budaya yang sebenarnya diterapkan oleh organisasi tersebut, misalnya tanggap/agile, provokatif, gemar bercanda dll. Dengan adanya subjektivitas terhadap BRAND yang begitu melekat kepada masyarakat, maka cara pandang masyarakat dalam menilai suatu organisasi akan bergantung pada bagaimana MEDIA membangun BRAND organisasi tersebut.

Why Change is Permanent in the Project

Pertanyaan yang sering jadi bahan curhatan mereka yang terlibat dalam proyek. Ko banyak yang berubah dari rencana awal ya? Waktunya mulurlah, biayanya mbengkaklah, request-nya nambah mululah dll. Kunaon ieu teh?

Sebenarnya perubahan merupakan hal yang akan otomatis muncul di dalam pengerjaan proyek. Bukankah manusia yang berencana tapi Tuhan yang menentukan :D
Permasalahan sebenarnya bukan pada perubahan yang muncul di dalam proyek. Itu hanyalah efeknya sehingga bukan itu sebabnya. Ini sama orang yang kebanyakan merokok mengeluhkan penyakit paru-parunya, why? Sakit paru-paru itu dampaknya, sedangkan sebab muasalnya adalah merokok.

Dalam pelaksanaan proyek, khususnya proyek IT, kunci (sekaligus, stir, rem, kopling dll) terletak pada aturan dan komunikasi. Kedua hal ini berfungsi sebagai pengendali segala macam kemungkinan perubahan yang mungkin (dan hampir 100% terjadi) di dalam proyek IT. Ketika ada masalah yang timbul, hentikanlah sikap menyalahkan karena itu tidak menjamin masalah serupa ataupun lain rupa hilang permanen. Coba tinjau lakukan segala aturan atau prosedur yang berlaku serta manajemen komunikasi yang berjalan di dalam tim proyek tersebut.

Sebaiknya terdapat SOP yang mengatur otoritas serta aliran otoritas di dalam perubahan proyek. Masalah perubahan desain aplikasi siapa saja yang berhak menyetujui. Urusan jenis platform yang diakuisisi ditentukan oleh siapa saja. Hal ini akan mengurangi sikap saling merasa paling berkuasa dalam menentukan jalannya proyek. Karena merasa punya jabatan, maka di tengah jalan langsung memerintahkan pergantian tampilan depan jelas merupakan blunder apalagi ketika perintah itu dilontarkan hanya opini tanpa argumentasi yang nyata. Segala macam aturan yang telah disepakati dalam pengerjaan proyek, sebaiknya dibuat dalam wujud tertulis sehingga dapat dilakukan pengendalian atas segala risiko pelanggaran yang mengancam kualitas proyek (dari segi waktu, biaya, dan kebutuhan proyek).

Manajemen komunikasi juga tak lepas dari faktor yang menentukan kualitas proyek. Ketika proyek melibatkan sejumlah orang yang "sibuk", maka eksistensi dokumen tertulis menjadi sangat fundamental untuk mencegah berubah-ubahnya spesifikasi proyek. Melalui komunikasi yang jelas, dapat dilakukan pengukuran sejauh mana proyek berlangsung dan tidak terjadi pelanggaran ruang lingkup proyek

Nulis itu asyik ^^

Nulis itu asyik...
Itulah kenapa di Tim IK tugas bikin artikel sangat tidak mudah untuk ditolak. Ada keasyikan sendiri bisa menemukan hal-hal baru saat mengelola konten gov.indonesiakreatif.net.

Nulis itu asyik
Karena itu pula ajakan Bang Bil ikut ngisi konten di dimarla.net tidak perlu dipikir dua kali untuk langsung mengiyakannya. Padahal bukan hal gampang nyari inspirasi+referensi untuk memproduksi sebuah artikel. Belum lagi kendala stok gambar/image untuk ilustrasi yang masih sedikit. Bicara jumlah visitor pun saya masih belum ngerti. Tapi sejuta halangan akan dijawab dengan seratus juta kemudahan bila bersungguh-sungguh.

Nulis itu asyik...
Wah jadi ingin nulis paper lagi. Stressnya memang serasa otak diperas persis cucian mau dijemur. Tapi nggak tahu juga kenapa nulis paper itu ngangeni.

Nulis itu asyik...
Segala ide dan pemikiran bisa dikonversi dalam metode berkomunikasi via tulisan. Dan Allah pun tak henti memberi anugerah beragam inspirasi dan waktu untuk nge-blog.

Dan...ah...menulis memang passion saya. Tanpa menjadi penukis professional pun saya sudah menikmati keasyikan menulis

^^ Salemba, 11 Februari 2014
Menanti dosen PMRPL

Quotes tentang Organisasi

Banyak orang yang pandai mengkritik karena berasumsi orang yang berbicara kritis nan tajam itu berkarisma luar biasa
Tapi sedikit orang yang lihai bertindak nyata karena tidak berharap pujian dan sanjungan, justru inilah orang-orang yang dibutuhkan bagi peradaban manusia

Kampus adalah "bandara" terakhir menuju kehidupan yang "sebenar-benarnya keras"
Tatkala kebiasaan mencaci, menghujat, maupun mencari kelemahan orang justru dilestarikan maka percayalah "Saudara hanya akan jadi beban NKRI"

Nak, tidak salah kau menghabiskan waktumu untuk skripsi dan organisasi, tapi apa yang membuatmu rajin di dua hal itu? Jangan-jangan kau taat pada dosen, tunduk pada rekan kerja, tapi kau lalai pada kewajiban memperhatikan orang tua, dan bahkan kau lalai pula pada Allah yang menciptakanmu.
Masihkah berasumsi skripsi dan organisasimu diridhoi??
#jleb....cuma bisa ndengkluk denger "tamparan" ini

Bila hanya untuk membaca tulisan, maka rasanya mata dan otak sudah cukup bagi manusia. 
Lantas untuk apa hati? Itu dibutuhkan agar kita bisa membaca kebesaran ALLah
lantas untuk apa tangan dan kaki? Itu dibutuhkan agar kita bisa berbuat nyata atas kondisi sosial yang kita baca

Setiap perang (pasti atau mungkin y?) membawa propaganda yang makin menguatkan seseorang untuk makin membenci pihak yang dianggapnya musuh
Dan ketika perang berakhir pun propaganda akan terus menjadi pupuk yang menyubrkan kebencian sehingga perang berikutnya ibarat bom waktu

erafiliasi terhadap suatu organisasi (termasuk yg berembel-embel) agama itu harus cerdas...
Pintar mengkritik pemerintah, tapi ko tunduk 100% pada pimpinan organisasi?? padahal manusia sama-sama berpotensi untuk salah
Wallahualam, semoga kita dilindungi oleh ALLah SWT

Well, Allah memberikan kita sahabat bukan hanya untuk tertawa bersama, tapi juga untuk saling merangkul ketika terjatuh dan saling mengingatkan saat terlena

Kalau kaki saya berjalan ke tempat yang tidak diinginkan oleh kepala saya, saya tidak akan memotong kaki saya

That's place to serve people, not servant that divided based on ideologi background

Dan itulah orang-orang yang menginspirasi saya, pribadi yang seperti jantung, bermanfaat tanpa perlu dilihat, berperan tanpa butuh pujian

H-14 ...
Terlalu banyak yang sudah kita pertaruhkan
Waktu pribadi, kesehatan, kesibukan akademik, amanat bermasyarakat, amanat berwirausaha, nama baik masing-masing, dan pastinya perasaan senang-sedih-sebel
Terlalu banyak pula kita dicekoki konflik
Maka, tiada pilihan selain menjadikan PDKT nanti "berarti"

Organisasi mau dijadikan keluarga bukan berarti selalu diliputi kelembutan kasih sayang, pertengkaran dan kesalahpahaman pun lumrah terjadi, namun dengan "kekeluargaan" itulah saling memaafkan akan lebih terjunjung

ada sebuah rapat dimana salah seorang petingginya dgn gagah berkata lantang "saya ingin organisasi ini penuh dgn kekeluargaan"
tiba-tiba seorang staf yg sangat lugu menginterupsi "punten ki sanak, kalo memang ingin seperti itu mengapa ki sanak tiap bertemu saya yg ditanyakan cuma progres proker y?"
#bagi saya kisah yg diceritakan kawan karib saya ini sangat evaluatif

Semakin tinggi cita-citamu, semakin sedikit waktu santaimu. Setiap kehidupan ada kualitasnya, dan kualitas dirimu ditentukan oleh kualitas kesibukanmu. Maka, sibukkanlah dirimu untuk hal-hal yang berkualitas, niscaya engkau akan menjadi orang yang berkualitas - (Khalid Al-Mushlih)

Lezat itu hanya di lidah, tapi nutrisi itu ada bagi sekujur tubuh...
Organisasi yg kompaknya hanya di bibir ya besok juga udah lupa, tapi organisasi yang bis amenjadi tempat berbagi ide, mengembangkan diri, dan menyehatkan hati insyaALLah akan menjadi "keluarga"
(sebuah catatan di tengah rehat sejenak dari ngoding)

Yuk... kita jaga dan tingkatkan tali silahturakhim kita pada sesama muslim. Ada 4 syarat SILAHTURAKHIM adalah : 1. Taaruf ( saling mengenal ), 2. Tafahum ( Saling memahami ), 3. Tarokum ( Saling memperhatikan ), 4. Taawun ( Saling tolong-menolong dalam kebaikan dan kebenaran ).
trims utk keluargaku yg ngingetin...


Rock the Vote Indonesia, wewww

Awalnnya hendak "agak" iseng jalan-jalan ke Depok, tepatnya UI. Pas lewat danaunya kok kayak ada lagi ramai acara. Berbekal kep, ternyata itu Rock The Vote Indonesia, beuhh naon ieu teh?


Rock the Vote Indonesia bisa dibilang kampanye untuk menggelorakan semangat aktif berpartisipasi dalam pemilu dengan sasaran anak muda, khususnya usia 17-29 tahun *cmiiw


Kenapa sasarannya anak muda? Diperkirakan 15 pemilih dalam Pemilu berada di usia ini sedangkan kenyataannya justru di usia ini tingkat apatisme tinggi. Dan kenyataannya anak muda saat ini didominasi karakter anti-politik, politik dianggap menjijikan, padahal pemilu sebagai agenda politik nasional memegang peranan penting yang menentukan berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan hingga kebudayaan. Acara yang dimotori oleh CEPP FISIP UI ini sendiri mengedepankan sosialisasi sekaligus penanaman sikap peduli mengenai kehidupan berpolitik.
 Salah satu keberanian yang penuh risiko dalam penyelenggaraannya di UI ini adalah Parpol Fair, yaitu semacam bazaar dengan diisi oleh booth partai-partai politik yang akan berlaga di Pemilu 2014 ini. Memang tidak semua parpol hadir, namun suasana ramai tetap tidak bisa dienyahkan dari pinggir danau ini. Kekurangan yang tampaknya perlu diperbaiki adalah informasi kepada khalayak batasan apa saja yang boleh yang tidak terkait kampanye terselubung dalam event ini, atau jangan-jangan memang nggak ada aturannya y? hehee


Dan menurut saya, Rock the Vote Indonesia ini merupakan contoh implementasi tri dharma perguruan tinggi, khususnya yang kedua dan ketiga, kenapa? Ini merupakan wujud riset di bidang politik dan diterapkan manfaatkan kepada masyarakat.


Bisa dibilang numpang lewatnya saya di acara Minggu kemarin di UI itu adalah kebetulan yang mengasyikan ^^

Berarkhirnya era Himpunan Mahasiswa "Fakultas"

Senin ini agak surprise juga ketika membaca post di facebook oleh Aldy Satria tentang berakhirnya era Himpunan Mahasiswa Fakultas.



Himpunan mahasiswa di IT Telkom (d/h STT Telkom, s/k Universitas Telkom) memang mengalami sejarah yang berliku. Dimulai dengan nama yang himpunan mahasiswa jurusan hingga kemudian berganti menjadi himpunan mahasiswa departemen. Perubahan tahap 1 erat kaitannya dengna penambahan jurusan di tiap departemen, yaitu SK dan TE di Dept. Elektro serta SI di Dept. Industri. Sekedar info, Tekntik Elektro di STT Telkom merupakan cikal bakal Teknik Telekomunikasi yang pada wal berdiri belum diperkenankan memakai nama Teknik Telekomunikasi. Ketika izin pemakaian nama didapat, ternyata dari institusi membuka jurusan Teknik Elektro yang memang kurikulumnya asli elektro. Maka tidak heran bila alumni STT era 90-an hingga awal 2000-an dieknal sebagai lulusan TE. begitu pula Himatel dengan "matel" menunjukkan "mahasiswa teknik elektro " pada awalnya. Himatel, HMTI, dan HMIF merupakan tiga himpunan yang paling berumur di IT Telkom walau berbeda tahun lahirnya. Ketiganya pun mengalami pasang surut jumlah karakter akronim/singkatannya. Kecuali HMTI yang ketika berdiri namanya HMTMI, dua himpunan lainnya plus Himasains, si adik bungsu yang tidak pernah mau kalah produktif dalam berkarya, selalu awet memakai singkatan/akronimnya. TEL pada Himatel yang sempat menjadi Departemen Teknik Elektro, lantas sempat menjadi Fakultas Elektro dan Komunikasi dan juga IF pada HMIF yang pernah berarti Teknik Informatika, pernah pula menjadi Fakultas Informatika.

Sejak adanya beberapa program studi di beberapa fakultas memang terjadi dualisme opini mengenai struktur kehimpunanan. Yang agak aman mungkin IF, satu nama cuma beda jenjang, dan sangat jarang ditemukan isu anak D3 IF memisahkan diri dari HMIF. HMTI masih terus solid dengan dua prodinya, TI dan SI, terbukti salah satu yang paling semarak dalam mengarak wisudawannya tentu HMTI. Riak memisahkan SI atau TI dari HMTI memang ada, tapi brand "HMTI kompak" sudah terlanjur melekat di benar mahasiswa se-ITT. Himasains, walau banyak mahasiswanya yang sukses dan vokal dalam catur per-KBM-an, masih bisa menjaga stabilitas perbedaan antara IK dengan TF. Faktor sedikitnya massa di tiap prodi menjadi pemulus kedua prodi ini masih komitmen terhadap Himasains. Himatel, mungkin kondisi yang paling sulit dipadukan. Adanya keinginan membentuk himpunan prodi sudah terlalu kuat, bahkan agak sulit menyamakan yel-yel antara TT< SK, dan TE saat arak-arakan wisudawan/wati. Bahkan yang menurut jadi faktor penumbang soliditas Himatel yang paling telak adalah tidak bisanya mengadakan orientasi fakultas (yang biasanya disebut PPMTE atau Spektrum) kepada mahasiswa baru namun justru kegiatan keakraban oleh komunitas program studi mampu menggaet mahasiswa baru sehingga "nasionalisme" prodi langsung tumbuh.

maka bukan barang baru lagi, mmm bisa dibilang ini adlaah bom waktu yang bisa meledak kapanpun, yaitu pengubahan konsep himpunan dari himpunan fakultas menjadi program studi. isu yang sejak 2007 ini akhirnya dituntaskan dalam sidang umum KBM Fakultas Teknik Universitas Telkom (d/h IT Telkom).

Struktur kampus IT Telkom sendiri mengalami perombakan seiring merger dengan IM Telkom, Politeknik Telkom, dan STISI Telkom. Otomatis bentuk organisasi mahasiswa pun turut dikonversi. KBM IT Telkom menjadi KBM Fakultas Teknik Universitas Telkom dengan otoritas di atasnya Kema Universitas Telkom. Himpunan mahasiswa fakultas pun dikonversi menjadi himpunan mahasiswa departemen. Untuk FEK, FRI, FIF, dan FS sendiri, kini keempatnya beralih status menjadi departemen di bawah Fakultas Teknik. Dan ternyata di tahun ini mahasiswa melalui sebuah representasi sidang umum memilih konsep himpunan menjadi lingkup program studi. Sebuah pilihan berarti menamatkan riwayat Himatel, HMTI, HMIF, dan Himasains.

Mmm... bentar kita tinjau kondisi masing-masing dulu. Pertama untuk HMIF dan Himatel, keduanya sudah mentransferkan mahasiswa D3-nya masing-masing ke Sekolah Vokasi alias Sekolah Ilmu Terapan Universitas Telkom (d/h Politeknik Telkom). Untuk HMIF ini berarti prodi yang dinaunginya otomatis tinggal satu, maka tetap himpunan departemen ataukah program studi, itu sama saja. Namun bagi ketiga himpunan lainnya tentu bukan hal yang mudah untuk diterima, apalagi bagi yang pernah menjadi pengurus di dalamnya. Batin pasti berkecamuk, namun pikiran harus tetap jernih. Kenapa?

Wadah dan jabatan sifatnya temporari, sedangkan menyebar amanat itu sifatnya permanen. 

Apapun nanti lingkupnya, visi dan misi serta cara memberi layanan kepada mahasiswa, itu yang paling utama untuk dipertahankan. Secara pribadi, saya tidak terlalu suka istilah pembubaran Himatel, HMTI, dan Himasains. Kesannya macam Uni Sovyet ataupun Yugoslavia tumbang. Saya lebih sepakat istilah pemekaran. Karena secara rasa, ini lebih menghormati sejarah dan bertujuan menatap masa depan yang lebih baik.

Another Winter Break Transfer

Ada kesamaan antara tahun ajaran pendidikan (dan perkuliahan) dengan musim kompetisi di ERopa, yaitu dimulai di tengah tahun. Perbedaannya terletak pada tidak ada masuk kuliah semester satu pada awal tahun sedangkan di kompetisi Eropa sangat mungkin pemain memulai petualangan baru pertama kali di klub baru. Pakem lazimnya seperti itu, namun baru saya tahu ada konsep mirip bursa transfer musim dingin alias "winter break transfer". Konsep ini sangat jarang ditemui di perguruan tinggi di Indonesia. bahkan saya sendiri baru mendengarnya setelah "terjebak" dalam proses transfer tersebut. Yeah, it's story about another winter break transfer.

Juni 2013
Sebuah orblan hangat dan disertai mi hangat di Pejaten Village digelar oleh dua orang jebolan IF IT Telkom. Bedanya yang satu baru kelar kuliah kemarin sore sedangkan satunya lagi sedang ber-S2 di MIK UI. Topik yang dibahas secara umum ada tiga. Dua diantaranya sangat rahasia hehee. Satunya lagi tentang per-S2-an. Sebuah kampus bernama Universitas Indonesia jadi target terkini untuk diarungi dalam menyelami ilmu komputer. Tak hanya tentang asyiknya menggali ilmu tapi sebagai pemenuhan cita-cita. Rencana nge-dosen memang menuntun jenjang S2 sebagai syarat tanpa banding. Tentu bukan perkara mudah mengingat ini bakal menyita waktu, harta, dan juga biaya. Nah tiga-tiga masih butuh pemikirna yang matang yang nggak semudah ngomong "pengen". Si anak IF yang sedang S2 di MIK tanpa ragu0ragu memberi semangat dan berbagai informasi plus pemaparan yang menginspirasi di malam itu.

Oktober tanggal 15 tahun 2012
Hari Jumat yang agak sepi di kantor, sebagian orang lagi riweuh di kawasan Episentrum mempersiapkan diri untuk PPKI2013. Di tengah kejenuhan, ada perasaan iseng membuka websit ependaftaran UI. Ya siapa tahu nemu bacaan bagus tentang mekanisme rekruitasi mahasiswa baru musim depan. Memang nemu bacaan yang bagus, tapiiii benran bagus nggak sih ini infonya i don't know. Why? Deadline pendaftarannya itu hari ini pemirsa. Jrengggg sempat histeris nggak nyangka kenapa bisa begini. Ngecek tulisan di web itu ya emang bener 15 Oktober, lihat pojok kanna bawah laptop yang ada bagian kalender tulisannya juga sama bahwa hari ini15 Oktober 2013. Langsunglah tancap gas untuk ambil ijazah yang alhamdulillah lagi ada di kosan. Eh bentar-bentar, di situ musti dilegalisir (ejaan yang bener sih "legalisasi") lha kepriwe? Hmm, upload dulu dah, perkara nggak sesuaikriteria trus didiskualifikasi urusan ntar (benar-benar spirit khas anak GaNas :v)

Masih ada dua perkara yang lebih krusial daripada urusan formalitas begonoan ternyata. Pertama uang pendaftaran gimana nih cuy? Bismillah ada tabungan yang bisa disurput dikit untuk biaya pendaftaran seleksi ini. Tapi, lebih tepat bukan disruput sih, kalau disruput kan artinya tabungan saya berpuluh-puluh juta. Mengambil alokasi tabungan untuk biaya pendaftaran ini lebih cocok dianalogikan sebagai menenggak gelas tabungan :v
Dan perkara satunya lagi adalah jurusannya yang mana nih? MTI atau MIK?
Eaaa, langsung guling-guling di lantai 1 #nggak guling-guling juga sih
Kalau MTI mahal tapi bisa sambil kerja
Kalau MIK lebih murah tapi kalau di tempat kerja sekarang bisa pusing ngatur waktunya
Beasiswa ya beasiswa, ahhh gimana caranya nih? Mmmm, mulainya tahun depan kan? OK bismillah pasca Sholat Jumat, segera hati ini emmantapkan pilihan dan tekat untuk memilih MTI.

30 November 2013
Si bocah ini masih lembur di H-1 tes tertulis. Konten, bugs, hingga coding dilakoninya karena saya sadar bahwa kemungkinan baru bisa ON lagi di PPKI bada' Ashar, artinya rencana launching Portal Indonesia Kreatif di bada' Isya bakal sangat berisiko bila semua masalah tidak dibabat habis malam itu..

1 Desember 2013
Malam mulai meninggalkan langit Rasuna Building, adzan Subuh menandai lembur tanpa bobo' malam itu harus berakhir. Waktu menggunakan pedang matahari telah tiba. Segala problematika tentang Portal IK dianggap beres. Sek sek sek, ngomong-ngomon udah nyiapin materi belajar belum ya? Tidakkkk, aku durung sinau blee...
Dan karena saya memegang teguh prinsip bahwa di saat genting, urusan materi tidak lagi penting, yang utama sekarang ialah urusan mental. Well, bismillah menuju Depok untuk tes tertulis. Perjalanan menuju Depok sangat hening dan memang hening karena saya tertidur pulas hingga sempat nyasar (walau nggak tidur juga terancam nyasar juga sih :p)
Prediksi tidur selama perjalanan angkot memang terbukti, tapi kemungkinan tidur di ruang tes ternyata gagal diantisipasi :/
Dua kali tes tulis dan dua-duanya tertidur di ruangan. Memang nggak berarti lembar jawab kosong, kira-kira terisi 75% lah, namun rasanya ingin mencakar tembok dan garuk-garuk tanah.]
Well, tiada perlu disesali. Allah memberi yang terbaik

29 Desember 2013
Menjelang nonton Barca versus lupa lawannya hehee, dengan hati berdebar tapi mata sayup, dicobalah membuka website penerimaan.ui.ac.id, dan alhamdulillah diteirma di MTI UI
Nikmat mana yang kau dustakan?
Tapi ini dia keteledoran saya, periode penerimaan mahasiswa baru di Desember 2013 ini ternyata bukan berarti untuk musim 2014/2015 depan, melainkan akan terdaftar sebagai mahasiswa musim 2013/2014 namun semester 1-nya dimulai Februari 2013 bertepatan dengan kick off semester 2 mahasiswa musim 2013/2014 yang telah menjalani masa kuliah sebelum. Ini berarti saya meleset. Wah gimana nih urusan beasiswa? Urusan kerjaan gimana?
Ternyata Allah memudahkan dimana orang tua bersedia memberi tunjangan hingga saya mendapat beasiswa sedangkan dari kantor memberi respon positif untuk kuliah malam pasca kerja. Artinya masih ada PR ke depannya
1. Beasiswa
2. Manajemen waktu

Senin, 11 Februari 2014
Bismillah, it's my chance to develop and develop forever :)

about iGracias

Kangen juga membuka iGracias, sebuah nama dari sistem akademik yang dirilis pada tahun 2011 lalu. Dan, saking kagnennya jadi ingin mengulasnya sedikit tentang iGracias IT Telkom, sistem yang kemudian diekspansi menjadi iGracias Telkom University.

/nilai vs /reg
Hayo siapa yang pernah mengalami saat-saat berurusan dengan dua lapak ini? Kalau angkatan 2008 pasti ngalamin. Sebuah sistem yang sebenarnya bertujuan untuk fokus aplikasi sesuai kebutuhannya. Hanya saja, trend yang berkembang bukan sekedar aplikasi yang fokus untuk satu tujuan, melainkan aplikasi yang berbasis sistem dimana berbagai fitur tetek bengek yang diperlukan user tersedia dalam satu keranjang. Kasus mirip juga terjadi pada Google yang tidak hanya buka jasa search engine kata, tapi juga gambar hingga petadilanjtukan jasa email, dokumen online hingga social media. Kelengkapan fitur dengan akun akun alias Single Sign On memang jadi trend yang memanjakan user. Kurang lebih itulah landasan ide untuk menciptakan sistem informasi akademik yang terintegarasi ke dalam satu keranjang namun mengakomodasi kebutuhan dan peran stakeholder terkait, yaitu mahasiswa, dosen wali, hingga rektor punya otoritas yang sesuai.

Nah kalau sebelumnya diulas alasan dari sudut business process yang positif, ga ada salahnya membuka luka lama dimana registrasi jadi momok untuk mahasiswa. Kenapa? Ma rumah dimanapun, cetak KSM harus di BAA. Memang bisa diwakilkan, tapi apa nggak malu kampus IT kok business process-nya macam pasar malam :(

Happy Birthday iGracias IT Telkom
Registrasi 2011/2012 jadi tonggak perubahan ketika i-Gracias mulai diaktifkan. Semapt meanglamai beban muatna sehingga perlu maintenis sehari. Namun perlahan demi perlahan iGracias tampil sebagai solusi sistem akademik di IT Telkom. Berbagai fitur macam registrasi, klasmen nilai, data akademik, hingga cetak KSM di kosan/warnet masing-masing jadi terobosan yang menjawab (walaut tidak semua) masalah IT dalam penyelenggaraan akademik di IT Telkom.

Dulu didominasi warna hijau dan biru, tapi sekarang merah saga :)


Expansion
Kini memasuki tahun 2014 dimana sudah hampir satu semester sejak merger-nya Universitas Telkom, evolusi iGracias diperluas lingkupnya. iGracias bukan lagi barang eksklusif, milik Fakultas Teknik Universitas Telkom, melainkan solusi kebutuhan sistem informasi akademik di 4 fakultas yang ada. Tim pengembanganya pun juga tak kalah sibuk mengelola riset tentang Big Data in University. Artinya ke depannya sangat mungkin atau malah hampri pasti bahwa iGracias akan terus dan terus mengalami evolusi.

Sesuai namanya "iGracias", maka I say this for you 'Gracias ^_^'"

Sayu Kayuh Berdua

Hampir 8 tahun yang lalu, sebuah event spesial berlangsung di sekitar ratus kilometer sebelah Timur. Event spesial yang menorehkan sejarah spesial. Tahun 2007 merupakan saat dimana film Kamen Rider Kabuto mencapai tingkatan tertingginya, maka begitulah kami mencapai tingkatan "Hyper" alias Laksana. Perjuangan yang tidak mudah, tidak ada ceritanya masuk ruangan mengerjakan soal yang kemudian diseleksi berdasarkan kuota tertentu. Yang ada hanyalah seleksi alam, berbagai tantangna pada akhirnya menyisakan 19 akademia yang tersisa hingga akhir rentetan pencarian (bukan) mengumpulkan pokemon ini. Namun hal yang paling saya suka dalam keluarga ini adalah, tidak pernah pergaulan dan kekompakan kami idbatasi antara yang  Hyper dengan yang tidak.

Road to Laksana day dimulai dengan hari pantangan
Berbeda dengan hari pantangan Bantara yang kerap diasosiasikan dengan Hari Karung Nasional, untuk Road to Laksana, no karung, no cepak, tapi tuntutan inisiatif dan kedisiplinan makin menanjak. Pengisian SKU pun tidak lagi ecek-ecek karena standarnya jelas ditingkatkan. Uji SKU sendiri menjadi salah satu dari tiga hal yang secara bersamaan harus saya lakoni di pekan tersebut, dua lainnya ialah persiapan administrasi meliputi perizinan, logistik dll plus persiapan karya tulis untuk TKPP GSKB V, so, kolaborasi dengan kawan-kawan yang lain jadi pemulus bisa terlewatinya tiga tantangan itu. Oh ya, faktor kelas XI.IA3 turut menyumbang alasan bulat tekat saya ikut dalam Laksana ini, yapz, PDA periode itu memang didominasi kelas ini (dari 18, 10 diantaranya berstatus penghuni XI.IA.3/DNA).

Kecerdikan, bukan kelicikan, sudah berserakan di hari pertama hari pantangan. Gerommbolan kelas DNA langsung mengincar seorang kakak kelas (sebut saja) Galvano, untuk meminta uji SKU poin olah raga dengan cara yang agak koplak, dua orang mendatangi dan memancingnya keluar kelas seolah yang mau minta uji hanya 2 orang itu. Ketika beliau keluar kelas alias masuk "perangkap", OK langsunglah serempak semua calon Laksana dari DNA mengepungnya tanpa banyak perlawanan. Tugas keliling lapangan ditanggapi tanpa banyak tawar. Sambil keliling lapangan, kami memanggil-manggil calon laksana lainnya yang sedang mengumbruskan diri di PlasmaSel/IA5 dan IA6/lupanamanya. Eh, langsung mereka ikut "mengagregasi" si kakak kelas itu. Bahkan kelas lainnya seperti IS2, IA4, dan IA1 pun spontan nimbrung. Masih ada waktu sebelum wali kelas masuk, beberapa diantara kami menyempatkan diri memenuhi undangan beberes perpus dari bu Narni (tenang, saat itu saya tidak ada tagihan karya tulis sehingga aman saat berpapasan dengan beliau). Di tengah suasana beberes yang penuh canda, saya harus menepi ke pinggir selokan karena muntah-mmuntah, wohhh, kayaknya my badan not sehat :p #bukankorbanvi*ki*ni*sasi

Sempat tumbang di awal uji SKU, tidak berarti semangat kendur. Naluri sebagai kerani membuat poin yang harus beres adalah keadministrasian dimana Mba Permata jadi pengujinya. Siang hingga Rabu lusanya, saya berhasil menjadi top scorer pengumpul pokemon, eh salah, maksudnya poin SKU dengan 19 poin. Beberapa menorehkan keble'ean yang benar-benar menguras tawa. Ada mba Faidza yanng cuma bisa geleng-geleng karena diroyok juga di dua uji SKU dimana semua calon peserta laksana tampil menjadi tim koor yang memainkan lagu nasional dan daerah. OK, who know who's the conductor? He's incredible one, the most awful voice one has placed as conductor so that we could be free from his damaged voice :p licik benar nih strategi. Uji yang tak kalah mengundang keheranan juga ada, yaitu poin keaktifan dalam agenda pramuka. Berbagai hafalan tanggal-tanggal tiap acara ternyata tidak ada gunanya, si penguji, sebut saja Mr. uknowwho langsung tanda tangan persis setelah dia melirik kolom nama di bagian identitas pemilik SKU.
Dan barat traffic lalu lintas yang melonjak tajam saat mudik, maka seperti itulah rating pembayaran uang kas ambalan saat uji SKU. Kepada juru uang, syaa ucapkan, "OK, kalian menang, selamat, kalian berhasil mengalahkann saya yang kerap mangkir bayar uang kas :p"

Sebenarnya di hari pantangan tersebut, ada banyak pelanggaran yang terjadi, entah berapa jumlahnya tapi secara de facto, saya bukan lagi top scorer pelanggaran selama hari pantangan hari Senin hingga Rabu. Tapi nih tapi, entah konspirasi apa yang mereka buat yang kok saya nggak tahu ya? Jadi pas rekap sanksi pelanggaran di hari Rabu, saya ngaku 3 kali pelanggaran sehingga mendapat kado "pushup" 3x15. Itu saya ngaku jumlah tersebut karena baris di kanan depan sehingga ditanya paling pertama. Awalnya saya tidak terlalu peduli dengan jumlah yang saya peroleh, saya sendiri merasa gimana gitu mbayangin yang lainnya bakal ngaku jumlah pelanggaran lima, tujuh, atau jangna-jangan ada yang sepuluh. Oppppsss, saya kena kibul, mereka rata-rata hanya mengaku jumlah kesalahan satu atau dua. Wuasyemmm, ko saya jadi top skorer lagi nih? Pengin saya kamehame satu per satu nih anak seangkatan T_T 

Untuk SKU sendiri saya memutuskan untuk rehat sejenak karena agak aman dengna jumlah 19 belas sedangkan yang lainnya masih di angkat sekitar 10. Fokus saya alihkan ke persiapan pengumpulan karya tulis aplikatif TKPP GSKB V. Nah ini nih, seringnya ada konspirasi yang bikin kelabakan karena di hari Jumat ternyata mereka rata-rata undah mencapai angka 20-an. Lha bisane jug-ujug ngluwihi aku ya?

Hingga akhirnya hari itu tibaHari dimana sebuah sebuah petualangan dengan tema "mengumpulkan dragon ball" menjadi sajian utamanya. Kali ini kami dibagi ke dalam 4 tim. Tim saya terdiri atas Mas Adit, Mba Falah, Mba Purwati, Mba Esti, serta Mba Ayu. Komposisi yang sejak diumumkan sudah memunculkan senyum licik, why? Bisa dibilang orang-orang merupakan para pemain trik-trik yang sering mengakali peraturan. Dan benar saja, aturan default berjalan kaki mengitari Slawi hanya dipatuhi hingga dragon ball pertama diraih. Setelah itu, bermodalkan koneksi sana sini, sejumlah sepeda alias belalang tempur jadi kendaraan penuntun arah :p Dengan demikian tagline tim kami hari ini dapat diumpamakan sebagai Satu kayuh Berdua.

Satu Kayuh Berdua menuju Kalisapu guna mencari dua butir dragon ball diiringi dinginnya hujan yang meresap hingga ke relung hati #tsaah

Satu Kayuh Berdua di sekitaran Slawi dimana mata salah seorang diantara kami kelilipen dan sepedanya nyaris nabrak pohon -->yang dibonceng udah teriak histeris

Satu Kayuh Berdua dimana acapkali yang dibonceng lebih berat (daripada yang duduk di depan) dan memberatkan kayuhan, hayooo kira-kira siapa y? :p

Satu Kayuh Berdua diiringi berbagai candaan yang nggak pernah habis

Satu Kayuh Berdua itu disela mampir ke rumah salah seorang diantara kami untuk numpang makan, mmm nggak cuma numpang makan, tapi numpang mandi dan nyuci baju

Satu Kayuh Berdua ini tidak hanya "backstreet" alias sembunyi dari pantauan kakak kelas, tapi
dengan penuh percaya diri plus tanpa secuil pun perhitungan, sepeda-sepeda ini dibawa masuk ke
SMA hingga membuat kakak-kakak yang ada di situ melongo.

Game mencari dragon ball ternyata bukan akhir petualanan Laksana alias "Hyper Form", masih ada game "adu penalti satu satu", "truth or dare", hingga "tebak kata". Penuntasan dari ikhtiar itu akhirnya dipamungkaskan esok harinya.

Laksana tidak hanya mengganti dua buah tulisan Bantara di bahu. Ada makna tentang kedewasaan, sikap inisiatif, pantang menyerah, kepekaan, dan kekompakan.

Makan dan minum perkara sepele??

Makan dan minum...
Ini bukan soal enak apa nggak..bukan mahal apa murah..bukan pula basi atau nggak...
Namun nilai yang terkandung di dalamnya itu akan memberi kontribusi terhadap manusianya.

Mungkin analogi ini agak aneh. Tapi coba beri makan kucing dengan pupuk urea dan lihat efeknya. Atau coba untuk memberi susu kepada bunga melati di pekarangan tanpa sedikitpun air normal. Tentu keberlangsungan fauna dan flora itu jadi diragukan karena pemberian sesuatu yang tidak sesuai hakikatnya. Ini baru soal bahan.

Soal proses memperoleh itu juga menentukan kualitas manusianya. Cara memperoleh makanan yang tidak sesuai koridor agama akan jadi bom waktu yang menggerogoti akhlak. Boleh jadi ini yang menghambat seseorang untuk meninggalkan keteledorannya dalam menjalankan perintah-Nya. Uang yang didapatnya mengandung unsur yang tidak diridhoi-Ny, misal hasil judi, maksiat, hingga korupsi.

Boleh jadi pula korupsi kecil-kecilan seperti korupsi waktu saat kerja akan jadi "muara" atas berkurangnya mutu makanan yang dikonsumsi. Jika demikian akan makin mudah pula kita lalai dan dilalaikan.

Dan cara memakan pun ikut mempengaruhi kualitas makanan. Tentunya segala macam adab makan dan minum yang diajarkan oleh Nabi Muhammad bukan sekedar bacaan teoritis.

Jadi..mari kawan kita perbaiki cara memperoleh makan serta tata cara mengkonsumsinya agar sesuai ajaran Islam ^_^

#Ide Kuliah MPTI

Semangat mengajar sudah begitu menggebu dan itu melahirkan sejumlah ide. Dan kali ini otak saya bergulat tentang ide tetang mata kuliah MPTI. 
MPTI, bisa dibilang sebagai mata kuliah yang dianggap nggak IF karena tidak ada suasana mengoding. Alhasil mereka yang terbiasa ngoding, seringkali mengalami kejang-kejang disertai demam tinggi hingga sakau menantikan saat-saat mengoding. #lebay Memang mata kuliah ini sangat mengandalkan otak kanan untuk mengolah ide-ide manajerial yang memang sifatnya perlu fleksibilitas meramu ide-ide, tak sekedar kode biner antara iya dan tidak. Sehingga bukan perkata coding-annya cadas atau nggak, melainkan bagaimana mengkoneksikan otak-otak yang ada agar bisa padu. Dan inilah tantangan rumitnya.

Dua kali saya mengambil mata kuliah ini lantaran belum puas dengan hasil yang pertama. Dua kali itu pula terasa perbedaan antara kesiapan serta kelaparan untuk mencapai hasil yang maksimal versus kepataharangan. Yang pasti pertaruhan besar kalau sampai gagal di pengambilan yang kedua hehee. Nah sekarang kembali ke ide-ide yang mendadak mengisi kepala ini.
Tidak banyak perubahan radikal yang saya tawarkan. Bisa dibilang ide-ide saya dibagi ke dalam 3 hal, yaitu manajemen komunikasi, manajemen perubahan, serta manajemen dokumentasi.

Manajemen komunikasi
Progress report proyek yang menjadi penilaian utama di matkul ini dilakukan dengan cara yang beragam sesuai perkembangan teknologi yang ada. Setelah timeline proyek dibuat, maka ditetapkan pula milestone-milestone yang dipakai untuk penyampaian progress report. Di sini, berbagai metode komunikasi akan diterapkan, mulai dari tatap muka langsung dengan waktu yang terbatas, LINE meeting, skypee meeting, email hingga membuat sebuah forum diskusi di website. Tujuan sebagai simulasi menghadapi berbagai kemungkinan situasi yang beragam di dalam pengerjaan proyek dimana komunikasi memegang peranan penting namun akan menghadapi berbagai kendala. Sulitnya menentukan waktu untuk berkomunikasi, perbedaan penelaahan informasi hingga hal-hal lain. Aspek keamanan dalam berkomunikasi juga menjadi perhitungan di dalamnya. Efektivitas pemakaian tiap fasilitas yang ada pun menjadi bahan pertimbangan untuk mengukur kemampuan tim proyek masing-masing dalam mengerjakan proyek.

Manajemen perubahan
Satu yang tidak pernah akan berhenti berubah, yaitu perubahan itu sendiri. Perubahan merupakan hal yang sangat lumrah dalam sebuah proyek. Permasalahannya adalah efek dari perubahan itu sendiri. Perubahan ruang lingkup tentu menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap beban proyek, belum lagi ketika perubahan itu menyangkut dana atau malah waktu pengerjaan. Dalam pengerjaan proyek nantinya, akan dilakukan sejumlah perubahan, entah radikal atau tidak, itu tergantung kualitas respon si tim proyek. Perubahan yang dimunculkan di tengah-tengah perubahan proyek adalah peubahan ruang lingkup, pendanaan, hingga waktu. Yang pasti tiap tim proyek mempunyai hak tawar alias negosiasi terhadap perubahan yang diberikan nantinya. Ini juga menjadi penilaian kemampuan bernegosiasi si tim proyek, khususnya project manager. Apabila si tim proyek lihai dalam bernegosiasi, tentu segala rencana perubahan yang datang dapat dikendalikan dengan meminimalisasi masalah.

Manajemen dokumentasi
Nah ini juga tidak kalah seru. Berbagai dokumen yang dibuat oleh tim proyek turut menjadi aspek penilaian. Mengapa? Karena administrasi menjadi aspek yang menentukan keberhasilan proyek ditinjau dari pertanggungjawaban ke berbagai stakeholder terkait.

Well, passion mengajr saya makin "lapar" nih..
Bismillah.. semoga bisa memberikan yang terbaik tepat pada waktunya.

Tentang Website Ormawa


Website Ormawa merupakan hal yang sejak saya berkuliah di Institut Teknologi Telkom (d/h STT Telkom) merupakan hal yang kerap diabaikan. Kebanyakan fokus pada kegiatan intern kampus dimana didominasi pada penyelenggaraan event-event tahunan buah proker. Alhasil, kampus yang katanya IT ini pun tidak mempunyai kesadaran untuk mengembangkan Ormawanya pada aspek IT. Jangankan website, urusan presensi, inventarisasi, hingga pengarsipan data keanggotaan saja kurang memberdayakan aset IT yang dipunyai. Ketika social media belum semarak saat ini, jumlah ormawa yang mempunyai website bisa dihitung dengan jari. Bahkan tatkala social media menjamur, pemakaian website masih belum belum dilirik selain ditujukan untuk memenuhi proker, istilah "yang penting adaaa".

Faktor penghambat pengembangan website terletak pada beberapa poin berikut :

  • Belum menjadi trend. Kenapa faktor ini disebut pertama kali? Karena kondisi Ormawa di IT Telkom memang relatif latah. Apa yang menjadi trend itulah yang akan diadopsi ke dalam kegiatannya. Inovasi dan keberanian menjadi barang yang langka. 
  • Diremehkan. Buat apa ada website? Pertanyaan ini sering jadi pengusir keinginan membuat website. Padahal ketika akan membangun relasi dengan entitas di luar kampus, website menjadi sarana pencitraan yang efektif. Memang, social media juga bisa, namun ada beberapa aspek dalam branding management yang tidak dapat dipenuhi di social media namun bsia diakomodasi oleh website.
  • Biaya pengembangan. Tetek bengek terkait pendanaan urusan teknis macam domain dan hosting juga tak kalah memacetkan ide-ide kreatif ber-website. 


Kondisi mulai berubah ketika UPT Sisfo (Sistem Informasi) memulai berbagai gebrakan dalam memperbaiki peradaban IT di kampus ini. Setelah melahap project i-Gracias, Sisfo membidik kerja sama dengan Ormawa-Ormawa untuk menyediakan lapak berkreativitas via website. Urusan domain dan hosting beres sehingga faktor penghambat ketiga bisa dibilang mulai terkurangi. Tak hanya Ormawa, Laboratorium serta Fakultas+Prodi pun disediakan sawah kreatif serupa.

Trend? Semenjak tahun 2013 gejala mengembangkan website Ormawa mulai menyeruak. Lewat berbagai pendekatan antara penyedia lapak (baca: Sisfo) dengan pemilik hajat (baca: Ormawa), satu per satu Ormawa akhirnya memiliki sawah kreatif berwujud website. Dengan demikian faktor trend perlahan teratasi.

Nah tantangan berikutnya ialah melestarikan, bukan hanya mempertahankan keberadaan website tersebut, tapi juga pemutakhiran konten serta pengembangan teknis lainnya.

Bisa dibilang mempunyai website bukanlah "mengatasi masalah tanpa masalah". Kenapa? Mengelolanya menjadi masalah yang perlu dijawab dengan tindakan. OK, jangan anggap itu sebagai "masalah", tapi rangkullah hal itu sebagai "tantangan"

Website HMIF

Website KSR

Website USBM

Website SKI


Website BEM