Ada dua tanggapan tatkala menyikapi keluhan mahasiswa (kadang ada yang kelewat manja) dengan mempertanyakaan kemana nih BEM, ko masalah ginian ga diurus sih? Pertama ditanggapi positif, berarti mahasiswa percaya dan mengandalkan BEM, kedua ditanggapi dengan keheranan karena (buat pengurus BEM) apa ini kerjaan kita. Ya, "masalah ginian" mengacu ke banyak hal, problema parkir, registrasi, kebersihan fasilitas kampus, SC lampunya kebakaran, harga kosan melambung(baru melambung, belum ampe meng-usus), kosan ga aman, kosan ada yang banjir. Hahaha, kadang lucu juga dengan berbagai pendapat mengenai "BEM ntu harus bla bla bla", "Menurut gue, BEM ntu bagusnya sih nglakuin ble ble ble", "kalo pengen ngerangkul, BEM harusnya tralalalala". Kalo nyari pendapat apa sih harusnya BEM lakuin atopun kamu pengen BEM ngapain atau dengan istilah keren "jaringan aspirasi" seharian bakal kelar untuk dibacain satu-satu.
BEM punya kewajiban(kalo di AD ART KBM)
1.Menjalankan pemerintahan KBM IT Telkom sesuai dengan AD/ART, GBHO dan Rekomendasi
2.Merumuskan dan melaksanakan program kerja mengacu kepada AD/ART, GBHO dan rekomendasi
3.Mewakili Mahasiswa IT Telkom sebagai Lembaga Eksekutif
4.Memberikan Laporan keuangan dan atau pelaksanaan program kerja secara periodik dan bila dipandang perlu oleh DPM KBM IT Telkom
5.Mendistribusikan dana keuangan KBM IT Telkom sesuai APBO KBM IT Telkom
6.Mempertanggung jawabkan kinerjanya kepada mahasiswa melalui DPM KBM IT Telkom
Lantas dimana kita menemukan kaitan antara kewajiban BEM dengan "masalah ginian"(paragraf 1), simpel saja. Pertama Presiden dan Wakil Presiden dengan visi dan misinya beserta janji-janji atopun targetan saat masa kampanye tentunya punya kewajiban untuk memenuhinya, apalagi di visi dan misinya mencantumkan berbagai kata diplomatis kayak kontributif, sinergi, akomodatif, responsif(bukan responsi yang diadakan asisten dosen tiap pekan..hahaha). Singkat kata promising word yang jadi kesamaan adalah "(lebih)PEKA". Di sinilah resiko yang harus(dan memang seperti itu adanya) untuk ikhlas dalam menerima berbagai macam usul, kritik atopun keluhan yang tidak semua bahasanya sopan. "Peka" juga akan menjadi patokan di mana Yang Maha Esa akan terus menguji keikhlasan para pengemban amanat tersebut dalam keikhlasannya untuk berpeka nurani.
Kedua, adalah sesuatu yang kalo dalam istilah karya Tulis/Tugas Akhir/Skripsi disebut "batasan masalah". Batasan masalah ini maksudnya adalah adanya penentuan tugas yang jadi fungsi tiap Kementerian(d/h Departemen) atopun Badan di BEM, batasan masalah ini juga yang jadi patokan "apakah ini tugas saya ato bukan". Hmm, kalo bahasa para organisator ntu "job describtion". Di sini jadi patokan apakah kritik,saran, keluhan dsj(dan sejenisnya) layak untuk diselesaikan dengan 'tangan sendiri" ataukah "tangan ini perlu perlu tangan orang lain" ataukah "ada yang lebih berhak mengerjakan. Bisa jadi kesalahpenangkanpan(bener ga nih ejaannya??CMIIW) atas jobdesc dirinya sendiri sehingga tidak tahu mana lahan yang harusnya dikerjakan, yang adalah asyik melihat kebun orang atau bahkan ngatain orang lain ga becus ngurus lahannya, padahal lahan sendiri amburadul. Dan bisa jadi ketidaktahuan(dan kadang ketidakmautahuan) orang di luar pengurus terhadap jobdesc tiap Kementerian/Badan, menjadi awal dari cemoohan, padahal ya salah paham. Udah ngatain "gimana sih BEM, lampu sekre gua mati kok kagak diurus", padahal ya sudah terpampang di Norma Kehidupan SC pas masuk SC kalo kerusakan per sekre jadi tanggung jawab penghuninya untuk melaporkan ke Ka. Logistik c.q. Kaur Rumah Tangga. Wah wah, apa ketua ormawa lupa ngasih tahu ato Norma Kehidupan cuma jadi pajangan(semoga tidak). Ato mungkin mading gedung A dan B (yang sebentar lagi tinggal kenangan alias terancam punah) kalo berantakan numpuk tiga lapis trus nyalahin "Kominfonya mana nih?" wawawa...sampeyan kagak mbaca SOP bro.. haha...dan ketidaktahuan ato misunderstanding slalu ngungkit-ungkitnya DepKominfonya mana nih??ah menteri sibuk nyari kaos bola mulu nih...hmmm...ya emang kerjaannya Kominfo di awal terbentuknya Kabinet adalah memperkenalkan apa saja sih yang ada di BEM n tugasnya masing-masing apa plus maparin si PresWapres punya targetan apa ke depannya, baik yg program kerja ataupun yg bukan biar mahasiswa tahu(music ON) "mau dibawa kemana B-E-M ini". Pastinya butuh trik khusus agar dari awal kabinet terbentuk bisa dapet brand yang rekat dengan mahasiswa agar "kesan pertama begitu menggoda selanjutnya biar konkret yang bicara".
Ayo ayo semangat buat Kominfo berikutnya...kalian harus "gila" agar infonya nyampe ke mahasiswa.
Walopun sungguh disayangkan ada sebuah lembaga yang bertugas mengawasi BEM tapi organisasi itu yang notabene berisi perwakilan ormawa, mahasiswa yang mewakilkan ormawa serta perwakilan mahasiswa(via pemilu) justru bersikap black box terhadap pengawasannya dalam arti tidak pernah(atau tepatnya belum terpikirnya) untuk menyampaikan hasil pengawasannya secara konsisten di tiap ormawa yang diwakilinya atau diwakilkannya. Jangan tahu-tahu jemlugudug LPJ, ini nih yang bikin kerjaan Kominfo berat, perwakilan mahasiswa(dan ormawa) tahu BEM udah ngapain(ampe tahu cacatnya yang kecil buanget terus dibahas di LPJ) tapi mahasiswa dan ormawa secara umum masih bureng, tahu-tahu juga mengkalim itu kerjaan Kominfo (*sambil garuk-garuk kepala). Moga tahun ini organisasi tersebut bisa memperbaikinya, tapi kalo pandangan saya yang salah, minta maaf atas kesalahpandangan saya, mungkin karena di AD ART tidak ada.
BEM ntu beda dengan himpunan, UKM, LK, legislatif kampus&fakultas. BEM punya lapak ruang gerak yang sangat luas dan memungkinkan melakukan perubahan, bukan sekedar kata-kata perubahan lho. BEM punya kesempatan dan kekuatan untuk memberi peringatan keras kepada pemerintahan. Walaupun BEM bukan satu-satunya jalan untuk melakukan perubahan yang luas. Kemurnian BEM dari jamahan partai politik jadi bekal media massa dan bahkan pemerintah percaya atas pernyataan sikap BEM terhadap suatu isu, ya walaupun kadang oleh pemerintah masuk telinga kanan, keluar telinga kanan. Dan BEM juga organisasi yang paling dipercaya institusi(dalam hal ini rektorat, bukan dekanat) sebagai perwakilan dari mahasiswa, meskipun hanya segelintir mahasiswa yang menuntut tapi tatkala BEM mengadukannya ke rektorat maka hal itu segera disikapi. Tapi tetap BEM tidak punya daya apa-apa tatkala mahasiswa tidak percaya dengan BEM. Kepercayaan dari mahasiswa merupakan modal yang jadi "bahan bakar" BEM untuk jadi lokomotif mahasiswa.
Semoga BEM 2011 lebih baik dari BEM 2010
Apa Apa B**..Apa Apa B**.. Emang B** ntu apa??
Rabu, Januari 12, 2011 by
ve
Posted in
BEM
Langganan:
Postingan (Atom)