Alasan saya memilih tempat penginapan ini sederhana, suasananya yang 'cozy'. Bahkan saat saya ceritakan ke istri saya, beliau takjub dengan fitur canggih tempat menginap yang 'eksentrik' ini. Sebetulnya, model kaman kapsul ini bukan barang baru di dunia pariwisata, saya saja yang baru berkesempatan menjajalnya. Keunggulan apa yang ditawarkan model kamar kapsul ini? Pertama, privasi yang kuat lantaran akses masuk kamar dibatasi walaupun ada kapsul-kapsul lain di kamar kita. Praktis kita tidak perlu risih saat ingin istirahat dengan tenang maupun memang ingin sendiri. Kedua, tingkat keamanan relatif meningkat. Tentu saja, dibandingkan dengan kamar model asrama. Walau demikian kewaspadaan harus tetap digalakkan hehee.
Tampak luar kapsulnya
Sebagaimana namanya, yaitu Seaview Hostel, hostel ini menyediakan panorama laut yang sangat jelas melalui akses jendela. Praktis hanya sebuah gedung pasar yang menghalangi fisik gedung ini dari pinggir laut persis. Namun, gedung itu bisa diabaikan lantaran hostel ini berlokasi di lantai 4 [eh empat atau lima ya...] sehingga tidak terhalangi si gedung. Ruang tamu dan ruang kecil untuk menyeterika dibiarkan menghadap langsung ke laut. Ini menjadi poin plus lantaran cocok bila kita untuk relaksasi pikiran namun jengah dengan suasana tertutup di kapsul.
Pemandangan sembari menikmati proses menyeterika hehee
Sebagaimana saya singgung di paragraf sebelumnya, hostel ini berlokasi di lantai 4 di sebuah gedung [yang saya tidak tahu namanya hehee]. Di sinilah tantangan yang saya temui untuk bisa mencapai hostel ini. Saya perlu mengitari gedung yang ternyata tersusun atas berbagai komponen. Mulai dari pasar dan restoran di lantai dasar, tempat parkir mobil di beberapa lantai, hingga perkantoran. Rasanya hampir sejam dan lima kali saya bertanya mengenai keberadaan hostel ini ke lima orang berbeda dengan jawaban yang berbeda. Padahal hostel ini memiliki rating cukup bagus sehingga saya asumsikan populer pula. Ternyata eh ternyata untuk menuju hostel ini, carilah pintu lift persis di pinggir jalan dengan papan 'agak kecil' bergambar logo si hostel. Fuihhh wkwkwk..
Kalau yang di 'sono' tuh nggak masuk anggarannya hehee
Sebagaimana hostel pada umumnya, tidak ada sarapan sekelas nasi, hanya roti berselai. Tidak perlu khawatir karena ada pasar dan kios di sekitar gedung ini dengna harga relatif terjangkau, termasuk kafe kopi Starbucks. Harga kapsulnya ada di rentang 150-an s.d. 200 ribu, terjangkau lah hehee..
No Response to "#EkspedisiKinabaluBrunei Seaview yang Memang View-nya ber-Sea"
Posting Komentar