Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang seringkali dianggap remeh oleh kebanyakan orang. “Iklan itu yang penting lucu”, barangkali opini semacam ini yang timbul di sebagian masyarakat. Padahal untuk membuat sebuah karya yang berperan sebagai media iklan/promosi, dibutuhkan kreativitas yang orisinil, bernilai estetika, dan mampu menyampaikan tujuan iklan tersebut. Maka sebagai langkah untuk memantik kreativitas di bidang periklanan, Indonesia Kreatif dalam Roadshow Indonesia Kreatif Goes to Campus (IKGTC) di Universitas Bina Nusantara (Binus University) jurusan Creative Advertising menyelenggarakan talkshow yang mempertemukan tiga stakeholder dalam ekonomi kreatif pada hari Jumat, 11 Oktober 2013. Tiga stakeholder yang dihadirkan dalam talkshow kali ini adalah akademisi dari Binus University, khususnya jurusan Creative Advertising, praktisi dari industri kreatif yang diwakili oleh XM Gravity, serta pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Talkshow ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai kebutuhan dunia industri periklanan serta perkembangannya dari masing-masing stakeholder tersebut dalam mewujudkan progresivitas ekonomi kreatif, khususnya subsektor periklanan.
Talkshow ini dimulai dengan pemaparan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dari tahun ke tahun serta pengenalan platform Indonesia Kreatif oleh Managing Director Indonesia Kreatif, Riyanto. Beliau menyampaikan bahwa ada tiga stakeholder yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi kreatif, yaitu pemerintah, dunia industri, serta akademisi. Karena itulah, sinergitas ketiganya mutlak diperlukan untuk menghubungkan kebutuhan dan keinginan dari tiap stakeholder. Tak lupa, diperkenalkan pula roadshow Indonesia Kreatif yang dilangsungkan pada bulan Oktober sampai November 2013 di 15 kampus dengan mengusung 15 subsektor di tiap kampus.
Talkshow sesi berikutnya dibawakan oleh XM Gravity selaku perwakilan dari praktisi industri kreatif subsektor periklanan. XM Gravity merupakan agen kreatif yang telah berdiri sejak 1995 dan bergerak di bidang digital advertising, dengan klien dari berbagai bidang, antara lain telekomunikasi, kesehatan, transportasi, dan kuliner. Di kesempatan ini, XM Gravity yang diwakili oleh tim kreatifnya, mengulas tentang bagaimana teknis pengolahan ide kreatif yang berlangsung dalam dunia industri periklanan. Dalam kenyataannya, menciptakan produk periklanan yang kreatif memang membutuhkan proses yang tidak instan. Orisinalitas dan keunikan jelas menjadi harga mati, di samping keharusan untuk memenuhi kebutuhan klien. Selain aspek teknis, terdapat pula aspek non-teknis, misalnya selera klien vs selera konsumen yang sering menjadi dilema bagi insan kreatif bidang periklanan. Salah satu hal yang patut diperhatikan dalam membuat produk periklanan yang kreatif adalah pentingnya riset terhadap kondisi masyarakat selaku konsumen, khususnya kecenderungan mengenai selera yang tengah berkembang di masyarakat. Dengan memanfaatkan berbagai fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tengah berkembang saat ini, maka pelaku industri kreatif subsektor periklanan diharapkan mampu menyerap informasi mengenai kondisi masyarakat sebagai masukan dalam menciptakan produk periklanan yang sesuai dengan selera masyarakat. Melalui riset terhadap kondisi masyarakat inilah, produk periklanan selain bernilai orisinil, kreatif, juga mampu menyampaikan pesan kepada konsumen.
Roadshow IKGTC di Binus University ini juga menampilkan sejumlah presentasi dari karya-karya mahasiswa jurusan Creative Advertising. Karya pertama berupa kampanye bertemakan Adventure Experience The Pasar buatan Teri yang dilatarbelakangi fenomena bahwa mayoritas anak muda Indonesia enggan masuk pasar karena kesan kumuh yang melekat pada pasar. Melalui karyanya, Teri mempromosikan pasar dengan asosiasi baru, yaitu suasana lebih menarik dan penuh tantangan ala anak muda dengan harapan generasi muda mau berbelanja ke pasar. Produk periklanan kreatif buatan mahasiswa Binus University lainnya adalah Ojekway karya Hafiz. Ojekway merupakan konsep menjadikan ojek sebagai alternatif bertransportasi untuk masyarakat kelas menegah ke atas dan eksklusif. Produk kreatif lainnya dipresentasikan oleh Yosephine, mahasiswi Binus University yang juga menjadi kontributor di Kreavi.com, khususnya aplikasi microsite Snack. Sebagai kontributor, Yosephine memberikan ide berupa image blogging, yaitu gambar sebagai materi utama dalam artikel website. Dengan konsep image blogging inilah, pembaca akan lebih mudah mencerna informasi yang disampaikan melalui gambar/foto.
Sebagai penutup, perwakilan Kemenparekraf, Mohammad Djufri, menyampaikan apresiasi mendalam atas kreativitas produk-produk Binus University yang disebutnya sebagai kampus superkreatif. Di kesempatan ini pula, beliau juga mengutarakan harapannya agar tiga stakeholder dalam ekonomi kreatif dapat bersinergi. Kemenparekraf yang saat ini sedang membuat pemetaan dan direktori pelaku kreatif bidang periklanan, menemukan sejumlah gagasan menarik yang didapatkan dari momen ini. Yang pertama yaitu ide untuk menyelenggarakan kompetisi desain periklanan di Binus University. Berikutnya adalah peningkatan komunikasi untuk saling membantu dalam mempromosikan produk periklanan ke luar negeri, maupun pendelegasian akademisi ke berbagai event kreatif di luar negeri yang bermuara pada peningkatan kualitas produk-produk kreatif di Indonesia.
—–
Foto: Dokumentasi Indonesia Kreatif
Read more at http://indonesiakreatif.net/news/liputan-event/indonesia-kreatif-goes-to-binus-university-memantik-kreativitas-dalam-periklanan/
No Response to "Roadshow IDKreatif : Binus University"
Posting Komentar