14 November dini hari, seorang bocah masih mengetik menghapus mengetik lagi menghapus lagi coding-an pada laptopnya di lantai 3 studio Probindo AJ. Sembari menikmati "candu"itu, tab browser yang dibuka adalah facebook. Dengan agak ngantuk, bocah itu membaca sebuah info dari kawannya yang updatestatus tentang doa untuk kesembuhan ayahnya yang sakit. ""Eh, ini si Andy ada apa ayahnya?"langsung bocah itu terperanjat. Dalam hitungan detik, si Andy menge-chat si bocah itu. Percakapan yang lumayan panjang yang membuat si bocah itu lupa dirinya sedang ngantuk. Berbagai pikiran dan kenangan menggelayutinya. Librayanto, demikian nama ayah dari Andy, kawannya, sedang sakit parah dan masuk RS Kardinah Tegal.
Pagi harinya, si bocah yang ditelpon ibunya mengabari bahwa ayah kawannya ini (yang juga saling kenal dengan keluarga si bocah) masuk RS. Namun berselang (hampir) 3 jam, Allah menggariskan takdir-Nya, RS Librayanto tutup usia yang ke-64 tahun.
Rasanya masih terdengar samar obrolan asyik saling ledek dengannya beberapa bulan lalu. Seorang ayah yang sangat hangat dalam memperlakukan anak-anaknya, bahkan kawan-kawan anaknya pun diperlakukan dengan amat baik. "genk"(kecil-kecilan) antara saya, Ina, Andy, dan Lana pun tak lepas keakrabannya dari peran beliau. Bahkan ketika tahu saya gemar dunia komputer dan ingin kuliah di jurusan komputer, beliau mengenalkan saya dengan Mas Wisnu, kakak sulung Andy, untuk memberikan semangat.
Tahun 2004 kami mengawali silaturahim ini dan semoga ibadah bersilaturahim ini bisa diteruskan oleh saya kepada keluarga beliau.
Bahkan mengabari Lana tentang kabar ini pun sudah cukup membuat saya tertegun.
Hmm, tapi bukankah apa yang Allah gariskan selalu menyimpan pelajaran.
Pelajaran untuk terus menyadari keterbatasan umur dan bagaimana kita mengisinya
Tentang bakti seorang anak kepada orang tuanya
Dan sungguh inilah pelajaran yang berharga bagi kita yang masih hidup, lebih khusus yang masih mempunyai orang tua.
Bahkan mengabari Lana tentang kabar ini pun sudah cukup membuat saya tertegun.
Hmm, tapi bukankah apa yang Allah gariskan selalu menyimpan pelajaran.
Pelajaran untuk terus menyadari keterbatasan umur dan bagaimana kita mengisinya
Tentang bakti seorang anak kepada orang tuanya
Dan sungguh inilah pelajaran yang berharga bagi kita yang masih hidup, lebih khusus yang masih mempunyai orang tua.
Selamat jalan Pak Libra...
Silaturahim saat medio 2005, (kiri ke kanan)
Andy, Sheva, Lana, mas Bram, saya, Ina, dan mas Wisnu dimana beliau yang memotret.
Semoga kesuksesan kami (yan tak luput dari dukungan dan bantuan beliau) bisa menjaga bekal beliau di alam sana
No Response to "Memorial: RS Librayanto"
Posting Komentar