Kota Semarang, ternyata di penghujung 2013 berkesempatan mengunjungi kembali kota ini. Kota yang ternyata secara konsekutif (nyaris) terkunjungi dari 2007 hingga 2013 (hanya alfa satu kali di 2009). Banyak kisah menarik yang langsung mengitari imajinasi tatkala melihat satu per satu jalanan yang dilalui. Perempatan Kalibanteng dengan kenangan KP di Bandara Ahmad Yani plus insiden kening robek. Belanja bandeng sekeluarga langsung terngiang saat memutari jalanan Pandanaran. Tak lupa memori heroik di Jalan Pemuda ketika seorang bocah lugu nyaris tidur di masjid dan kantor/pos polisi lantaran tidak punya tempat nginap saat mengikuti seleksi SMBB Telkom.
Ah, rasanya seperenam hari tidaklah cukup untuk memuaskan dahaga kerinduan pada kota spesial ini. Ironi juga hampir tiap tahun ke Semarang plus KP 1,5 bulan tapi tidak pernah piknik ke Lawangsewu. Namun diri ini membayangkan jika sendirian mengitari Kota Semarang, 'apa yang hendak kulakukan?', atau lebih tepatnya 'siapa yang hendak kukunjungi?'. Kawan SMA yang berkuliah di sini satu per satu telah lulus entah berserakan dimana, termasuk kawan karibku di Poltekkes Kemenkes yang jadi temapt wajib diziarahi (maksudnya dikunjungi).
Bolehlah semua orang mempunyai memori yang standar maupun unik tatkala melintasi Kota Semarang, bahkan mungkin mendengar/membaca nama kota ini pun langsung terseret ke berbagai nostalgia. Begitu pula saya...
Semarang ... tempat menjemput prestasi membangun kepercayaan diri
Semarang ... tempat merajut lagi potensi membongkar minder di hati
Semarang ... panasnya kota ini kadang bikin gerah, tapi ada kehangat memori tentang kebersamaan, tentang kekerabatan, dan tentang indahnya silaturahim
Hotel Pandanaran, Kota Semarang,
No Response to "Semarang di Penghujung 2013"
Posting Komentar