Topik ceramah dalam tarawih di ARH Salemba semalam agak nyentil. Kadang diri ini pun berpikir serupa. Tapi dengan kata lain menyindir diri sendiri pula. Ini tentang hilangnya para pemuda dari barisan jamaah sholat. Topik ini disingging khotib dengan alasan banyak pemuka masjid yang curhat yang sama kepadanya.
Sebelum mengulas tentang relasi pemuda dengan jamaah sholat, beliau mengutarakan kisah-kisah heroik. Sosok Nabi Ibrahim yang kala muda mendobrak perilaku menyembah berhala dengan cara "solo karir" diikuti dengan kisah Nabi Musa yang di usia muda menggebrak kekuasaan Firaun. Bahkan ada pula sosok pemuda yang kokoh imannya bernama Nabi Yusuf. Kesamaannya satu, mereka mengisi masa mudanya untuk menegakan dengan lantang ketauhidan Allah SWT.
Kini kondisinya memang prihatin karena di shaf-shaf masjid para pemuda mulai punah. Malah yang mengelola dan aktif di masjid adalah generasi yang relatif lebuh tua yaitu 50 ke atas. Belajar Al Quran di surau TPA pun lebih diidentikkan dengan generasi beliau TK-AD. Derasnya globalisasi memang sulit ditandingi dengan kaderisasi Islam. Produktivitas pemuda lebih dihabiskan di tempat nongkrong.
Pada di akhir nanti pemuda yang terpaut hatinya di masjid akan memperoleh "kespesialan".
No Response to "Dimana Jamaah yang "pemuda""
Posting Komentar