Artikel ini diambil dari tugas ketiga Kapsel tentang Quantum Computing. Daripada cuma buat dapet nilai, ya mending sekalian aku share di sini.
Joseph
Stelmach mendefinisikan komputer quantum sebagai mesin yang menampilkan
kalkulasi berdasarkan hukum mekanika kuantum dimana tingkah laku partikel-partikel
pada level sub-atomik. Ide
komputasi kuantum diawali oleh penemuan teori kuantum pada era 1970-an yang
oleh Yuri Manin diinisiasi ide quantum computations lalu dilanjutkan
pengembangannya oleh Richard Feynman melalui teoritikal model quantum computer
di 1981. Pada 1985 David Deutsch
menggambarkan komputer kuantum universal yang pertama diikuti Peter Shor
sebagai pembuat algoritma pertama untuk komputer kuantum, yaitu faktorisasi
menjadi prima pada 1994. Algoritma untuk komputer kuantum berikutnya adalah
pencarian dalam unsorted database oleh Lov Grover(1996). Di 1998 Oxford, IBM,
MIT, dan Stanford menemukan komputer kuantum pertama dengan dua qubit yang di
2000 dan 2007 berkembang masing-masing menjadi 7 dan 16 qubit.
Qubit
merupakan unit informasi kuantum yang serupa dengan bit pada komputasi
konvensional. Qubit dalam dilihat sebagai status kuantum sebuah partikel yang
terukur serta dapat dimodelkan menggunakan konsep polarisasi, spin, maupun
level energy. Bila dalam bit mempergunakan symbol “0” dan “1”, maka qubit
mempergunakan “|0>” dan “|1>”. Quantum computing juga mengakomodasi
konsep non-clonning theorem dan penerapan protocol kriptografi, baik pada fase
enkripsi maupun deskripsi.
·
Shor's algorithm,
yaitu faktorisasi menuju bilangan prima yang bekerja pada waktu polynomial
serta juga mampu memecahkan enkripsi RSA
·
Algoritma Grover,
yaitu pencarian pada database berupa pengoperasian
.
Berikut
merupakan beberapa keunggulan quantum computing (Karassev), yaitu :
·
Perhitungan
matematis yang membutuhkan terlalu banyak waktu dapat diselesaikan sebagai
perhitungan biasa melalui quantum computing
·
Peningkatan
keepatan processor dieprlambat karena keterbatasan teknologi yang telah ada.
·
Mampu melakukan
komputasi secara parallel and mengoperasikan dataset yang sangat besar.
Scott
Aaronson (2002) menjelaskan manfaatkan quantum computing dalam :
·
Aplikasi yang
bersifat potensial (benign), misalnya pencarian kombinatorial yang lebih
cepoat, simulasi sistem kuantum
·
Membuat
aksesibilitas QM ke non-fisik
·
Spinoff pada optika
kuantum, kimia kuantum
Salah satu permasalahan pada Quantum Computing adalah
Universal gates dimana di dalamnya terdapat ruang lingkup controlled unitary
yang berisi nano. Melalui penalaran logika permasalahan ini justru menjadi
dasar konsep pengujian kebenaran suatu argumentasi atas pernyataan yang
mengandung unsur negasi, generalisasi, dan spesialisasi.
Referensi : Alex
Karassev. Quantum Computing
Saya mempunyai ide penerapan quantum
computing dalam bidang teknik kimia. Penerapan ini berupa simulator reaksi
kimia nuklir. Proses uji coba reaksi fusi dan fisi pada nuklir merupakan hal
yang sangat beresiko mengingat probabilitas kecelakaan karena ledakan
reaksi yang bisa menyebabkan kematian
ataupun kecelakaan. Hal ini bisa diantisipasi dengan membuat aplikasi
perancangan simulasi reaktor. Dengan simulator ini atom-atom yang tergolong
logam berat dan bernomor atom tinggi, contoh UUn, Uranium, deret Lantanida,
deret Aktanida, disimulasi melalui aplikasi berbasis komputasi kuantum.
Simulator
mempergunakan komputasi kuantum yang mempunyai keunggulan mampu melakukan
komputasi secara besar dan rinci serta adanya kesamaan konnsep kuantum pada
fisik atom dengan kuantum pada pemodelan komputasi.
No Response to "Quantum Computing, naon itu teh"
Posting Komentar