Kompetisi divisi utama Liga Indonesia bisa dibilang sebagai kompetisi paling "mengerikan" di dunia. Kenapa? Pesertanya 63 klub yang dibagi ke dalam 8 grup. Padahal hanya akan dipiih 2 klub terbaik untuk promosi ke ISL. Matematika kasarnya peluang untuk lolos hanya sebesar 3,17%. Angka gokil. Sebagai perbandingan, rata-rata klub di Eropa kompetisi kasta keduanya berjumlah 18-22 klub dimana yang promosi jumlahnya (umumnya) tiga tim, sehingga peluang lolosnya sudah mencapai 13,63 s.d. 16,67%. Gokil nggak tuh? Kalau mau dirinci tiap grup terdiri dari 8 peserta (kecuali grup 7 yang anggotanya cuma 7), masing-masing meloloskan 2 klub peringkat teratas yang kemudian diadu di babak 16-besar. Artinya peluang lolos ke putaran selanjutnya bagi peserta tiap klub ada sebesar 25%. Lumayanlah hehee
Dari matematika kasar pun menunjukkan bahwa 63 klub peserta divisi utama kurang lebih 3 kali dari jumlah normal kompetisi di luar negeri. Kalau mau membusungkan dada maka itu berarti negeri ini mampu mengadakan turnamen dengan peserta tiga kali lipat kompetisi di Eropa.
Selain itu, ngeri yang patut diperhitungkan adalah nasib 61 klub yang tidak lolos ke ISL plus 2 klub yang terekstradisi dari ISL. Sebelum yuk menjenguk sejarah di tahun 2007 ketika divisi utama memunculkan kompetisi yang memekarkan diri dan bertajuk ISL. Saat ini ada 36 klub bertarung di divisi utama dalam dua wilayah dimana saat itu divisi utama adalah kasta tertinggi dan divisi satu kasta kedua. 18 klub di tiap wilayah, hmmm udah setara Bundesliga, berarti ada duo kompetisi seriweh (kayaknya lebih riweh) Bundesliga di Indonesia. Konsep ISL adalah peringkat 1-9 masing-masing wilayah lolos ke ISL dan menjadi penghuni kasta tertinggi. Peringkat 10-18 tetap di divisi utama secara formal namun sebenarnya degradasi massal karena divisi utama menjadi kasta kedua. Untung nggak ada degradasi ke divisi 1, kenapa emangnya? Ya iyalah, kan divisi 1 jadi kasta ketiga, jadi kalau ada klub divisi utama di musim itu (kasta pertama) maka dia degradasi ke divisi satu musim berikutnya (kasta ketiga) edunnn degradasinya dobel :v. Nah, kita lihat rencana plotting untuk 61+2 klub musim depan.
Rencana (dan masih rencana yang entah bagaimana realisasinya nanti) untuk seluruh peserta divisi utama di tiap grup peringkat 1-2 lolos ke putaran 2 memperebutkan tiket ke ISL, jika berhasil maka ISL, jika gagal tetap di divisi utama. Kemudian peringkat 3-6 tetap di divisi utama, dan peringkat 7 dan 8 degradasi ke divisi 1 yang akan berevolusi menjadi Liga Nusantara. Hitung-hitungannya dari 16 tim peraih peringkat 1-2 akan menyisakan 14 penghuni (kembali) divisi utama plus 2 peserta lungsuran ISL. Tak lupa ditambah 4 klub di tiap grup (8 grup) maka jumlah total peserta divisi utama musim depan adalah 48 tim. Dengan demikian pemangkasan peserta terjadi sebesar 15 klub (7 grup 2 klub dan 1 grup 1 klub). 15 klub dari 63 klub divisi utama akan tereliminasi. Hmmm, ada peluang terdegradasi bagi tiap klub sebesar 23,81%. Waoww, nyaris seperempat peluang -_-
Bayangkan jadi peserta divisi utama, sebuah klub dengan peluang lolos ke ISL sebesar 3,17% dan peluang tergusur sebesar 23,81%.
No Response to "Kompetisi Paling Ngeri Ngeri Sedap"
Posting Komentar