Pasca KA sebulan silam tentang kestressan ngurus format KA. "Seriusaaan gue streessss pake 'bangett' " terhadap berbagai ketentuan njlimet tentang format KA yang detailnya agak pusing. Format KA mulai dari ukuran, jenis font, sampai dengan yang namanya cara ngutip jadi tantangan yang cadas. Sewaktu S2, format TA nggak senjelimet ini proses pengecekannya. Asal nggak macem-macem, ya bereslah. Misalnya nggak make font Comic Sans komik di bagian analisis ya amanlah. Tapi kali ini format yang harus dipatuhi.
Ada sisi positif dan negatif yang jadi pengalaman kali ini.
Sisi positifnya apa negatifnya ya? Negatifnya dulu deh hhee
Negatifnya yang utama adalah terlalu beragamnya setting-an header and footer dari halaman sampul s.d. lampiran. Ada tulisan UI yang baru ada di halaman abstrak. Ada nomor halaman tiap awal bab di bawah, tapi selain itu di pojok kanan. Menurut saya (yang tidak tahu esensi dan penggunaan lebih lanjutnya) kurang efektif dan pastinya memancing banyak kesalahan. Negatif lainnya terletak pada penggantian halaman yang memotong kolom dimana judul tabel diulang lagi, padahal di aplikasi Word hanya bisa mengulang baris pertama saja. Efeknya? Harus di-copy-paste manual tapi di-inactive-kan nomor serinya.
Positifnya?
Melatih kelihaian dalam mempergunakan Word ataupun aplikasi pengolah kata lainnya. Selain itu, khusus mekanisme pengutipan referensi juga saya apresiasi karena mampu meminimalkan kesalahan dalam mengutip. Sisi positif yang tidak boleh dilupakan adalah kedisiplinan dalam menulis ilmiah.
Maka saran saya sederhana 'sederhanakan keanekaragaman format yang ada' dan 'sesuaikan dengan daya dukung aplikasi pengolah kata yang ada'.
No Response to "Once Upon Time about "Format KA""
Posting Komentar