Menjelang ISL 2015 bergulir mendadak ramai berbagai turnamen dan uji coba di berbagai penjuru Indonesia. Di pantai Barat Pulau Sumatera dihelat Piala Wali Kota Padang dengan Persib Bandung menjadi penguasa di tanah Urang Awak, sementara itu turnamen penuh tradisi dari Timur Jawa, yaitu Piala Gubernur Jatim menampilkan Persik Kediri sebagai kampiun. Disusul SCM Cup dengan 4 semifinalis, yaitu Sriwijaya FC, Arema Cronus, Persela Lamongan, dan Persebaya Surabaya. Dan di pusat negeri ini, PSSI sedang sibuk memverifikasi klub-klub ISL. dua klub sudah tumbang dari percaturan sebelum kompetisi dimulai, yaitu Persiwa Wamena dan Persik Kediri dengan faktor infrastruktur dan keuangan sebagai alasan. Masih tercatat pula nama Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Pelita Bandung Raya, Arema Cronus, dan Gresik United yang masih terancam untuk dijegal karena isu tunggakan gaji. Jika untuk kasus Persiwa dan Persik langsung lengser, maka sanksi yang menggentayangi 6 klub tadi adalah embargo pemain asing. Jelas pukulan telak bagi mereka yang kebetulan menyandang setidaknya satu bintang di atas logo klubnya sebagai tanda pernah juara Liga Indonesia atau ISL sejak 1994, termasuk PBR tatkala masih berwujud Mastrans Bandung Raya ataupun Gresik United saat berupa Petrokimia Putra.
Sebagai bocah yang juga menggemari bidang IT, saya ingin mengulik sisi lain klub ISL, yaitu pengelolaan konten
website-nya. Penelitian di depan laptop yang gampang-gampang sudah. Gampang karena tidak ada tekanan untuk salek pada suatu pola pikir penilaian. Toh tidak ada "titipan sponsor" dan tidak ada
reward bagi klub terbaik versi
website-nya. Bukan hal yang mudah mengingat tidak semua klub memiliki
website-nya. Apa saja parameternya akan diulas di paling bawah nanti. Tujuh diantara 18 klub ISL 2015 tidak memiliki
website, yaitu Pelita Bandung Raya, Persiba Balikpapan, Bali United Pusam, Persela Lamongan, Perseru Serui, PSM Makassar, dan Gresik United. Sebagai catatan, penilaian saya ini melihat aspek-aspek berikut ini.
Berita
Kegunaan
website bagi sebuah klub tentu berita terkini tentang aktivitas klubnya, baik yang bersifat kompetisi di lapangan maupun hal-hal lain yang bersifat interaktif dengan pengguna internet. Cukup membanggakan karena 9 dari 11 klub yang ber-
website memiliki berita yang
update. Ada yang mengulas aktivitas di pra-musim ini ada pula yang masing memasang berita di akhir tahun lalu. Namun agak menyesakkan karena Sriwijaya FC dan Persiram Raja Ampat masih belum memasang berita terbaru di
website masing-masing. Khusus Sriwijaya, apakah grasak-grusuknya di transfer musim ini plu tren positif di SCM Cup kurang layak sebagai berita? Dan khusus Persiram, mengapa justru di
website Liga Indonesia galeri aktivitas latihannya lebih lengkap dibanding di
website Persiram?
Tim
Siapa lagi komponen utama sebuah klub jika bukan timnya alias para pemain yang menghuni klub. Penyajian profil pemain jelas memerlukan teknik khusus agar enak dipahami. Ada klub yang menuliskan apa adanya profil pemain tnapa penataan
layout, ada pula yang lebih memanjakan pemain lewat tampilan yang elegan. Ini aspek ini sendiri patut ditinjau lagi 2-3 bulan ke depan untuk mengetahui tingkat mutakhir
list pemain yang disajikan. Setidaknya hampir semua klub memajang foto dan profil pemainnya, baik musim lalu maupun menjelang musim paling gres ini.
Jadwal
Pertanyaan terbesar mengenai agenda klub tentu kapan pertandingannya. Maka, keberadaan jadwal pertandingan menjadi harga mati di sebuah
website. Untuk parameter ini, seluruh 11 klub telah menayangkan jadwal terdekat yang akan dihadapi. Memang ada yang masih menghamparkan jadwal ISL musim lalu, ada pula yang lebih memilih menempel jadwal pertandingan pra-musimnya.
Sejarah
Kekayaan yang harus dibanggakan dari klub sepak bola di Indonesia adalah sejarah yang panjang dan berliku. Sebagai contoh, fenomena Persija Timur (Jakarta Timur), Putra Mahakam (Samarinda), Pelita Jaya (Jakarta Pusat), Niac Mitra (Surabaya), yang masing-masing kini bertajuk Sriwijaya FC (Palembang), Bali United Pusam (Denpasar), Pelita Bandung Raya (Kabupaten Bandung), dan Mitra Kukar (Kutai Kartanegara), jelas merupakan perjalanan yang panjang. Bahkan dari sisi kompetisi pun jelas betapa Perserikatan, Galatama, Ligina (dengna berbagia sponsornya), Indonesia Super League, Liga Primer Indonesia, Liga Nusantara, ah bakal kompleks cerita yang tersaji. Jangan lupakan dualisme yang sempat melanda Arema, Persebaya, dan Persija. Jelas sejarah pahit patut diingat sebagai peringatan ancaman perpecahan. Selain itu prestasi bersejarah klub juga banyak yang dilupakan. Seingat saya, hanya Persipura dan Persebaya yang manayangkan detail pencapaian tiap musimnya. Malah Sriwijaya FC yang mengklaim sebagai tim paling produktif piala juga luput dalam menayangkannya.
Galeri
Dengan aktivitas utama berupa pertandingan di lapangan maka jelas keberadaan
file-file multimedia yang disusun rapi menjadi daya tarik yang penting, dan itulah galeri. Maka sudah jadi barang wajib tiap website klub sepak bola menghidangkan galeri pertandingan, atau bisa jug aaktivitas klub lain. Selain membuktika bahwa klub masih hidup, pendukung juga dapat memperoleh foto-foto resmi dari klub dengan kualitas yang bagus.
Manajemen
Kenapa harus ada manajemen? Sebagai klub profesional tentu kita perlu tahu siapa saja yang menjadi penggerak kebijakan klub. Selain itu profil manajemen merupakan penggambaran seberapa serius klub dalan menarik pihak sponsor.
Sponsor
Di era industri sepak bola, sponsor memegang peranan yang signifikan di dalam keberlangsungan sebuah klub. Nah, maka tidak heran space tertentu di sebuah
website pun juga "diperdagangkan" kepada sponsor sebagai paket dari kerja samanya. Keuntungan bagi sponsor adalah penambahan pintu popularitas. Bagi klub? Tentu brand sebagai lembaga yang profesional akan didapat. Permasalahannya adalah jangankan memasang di
website,
deal kerja sama pun susahnya minta ampun. Padahal keberadaan
website (tentunya yang didukung kecantikan desain dan tingkat visitor yang tinggi) merupakan paket yang menggiurkan bagi calon sponsor. Lebih dari itu, sponsor juga tidak sekedar numpang ditempel logonya, namun juga diperkenankan mengisi rubrik secara kreatif sehingga
website makin hidup.
Kontak
Sepintas keberadaannya sederhana, tapi percayalah bahwa fungsionalitas kontak masih terlalu penting bagi sebuah
website. Bagaimana penggemar baru ingin mendaftar sebagai anggota, bagaiamana calon investor ingin ikut berkontribusi, atau dari yang paling sederhana bagaimana seorang pengunjung internet harus menghubungi siapa jika ada pertanyaan. Intinya kebutuhan interaksi
website masih memerlukan kontak.
Social Media
Kolaborasi
social media dengan
website juga merupakan tren yang tengah berkembang. Maka, eksistensi fitur social media pun harus diterapkan di sebuah
website. Bisa berada di home sebagai
link menuju alamat social media, dan bisa juga berupa share button yang terletak di tiap berita. Khusus
website, keberadaannya akan memudahkan user untuk menyebarkan konten berita di sebuah
website secara cepat.
Responsif
Mengingat pengguna mobile phone yang tinggi di Indonesia, maka tuntutan untuk menyediakan akses
website yang bersifat responsive jelas menjadi kebutuhan. Sayangnya tidak semua klub sadar untuk mengakomodasinya.
Dari penilaian sederhana tersebutlah, akhirnya tampil klasmen di atas. Khusus berita, galeri, jadwal, dan tim mempunyai skala 2 dimana 0 berarti tidak ada, 1 berarti ada namun tidak
update, dan 2 berarti kontennya
update. Social media juga memiliki skala 2 dimana 0 berarti tidak ada, 1 berarti hanya ada
social media di home, dan 2 berarti ada socia media di
home plus
share button di tiap berita. Sedangkan parameter lainnya masih mempunyai skala 1 dimana 1 berarti ada dan 0 berarti tidak ada.
Siapa saja 5 besarnya?
Selama bagi Persib Bandung, Arema Cronus, Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, dan Mitra Kukar. The best rising star patut disematkan pada Pusamania Borneo FC. Tentu klasmen ini akan saya
updatebeberapa bulan ke depan dengna perluasan skala dan lingkup pengamatan.