Ala kadarnya. Kesan tersebut dapat ditangkap oleh pikiran hampir semua pengguna jasa KRL ketika mendapati desain tiket harian berjaminan alias THB mereka hanya sedikit lebih baik daripada kertas parkir. Sangat datar dan agaknya garing. Mungkin tujuannya agar lebih bisa efisien. Ya yang namanya mencetak warna kan mahal. Lagian kalau bagus-bagus ntar malah nggak dibalikin.
Desain simpel yang kelewat simpel
Desain terbaru, lebih "menjual"
Saya sendiri memiliki ide, mungkin bisa disebut sebagai usul cita-cita bisnis, terkait desain untuk tiket KRL, baik THB maupun tiket terusan. Ide ini berupa layanan cetak stiker untuk cover tiket KRL sesuai pesanan. Awalnya saya berpikir untuk menyayembarakan desain tiket krl, tapi ahh selera orang berbeda, mau disediakan sejumlah pilihan pun tetap saja kurnag asik. Lantas saya berpikir kenapa nggak sistemnya kerja sama mencetak tiket dengan desain unik. Tentunya ada batasan kuota sehingga ketika akan ada edisi Fasilkom maka harus pesan minmal berapa, begitu pula juga akan ada edisi Arema Malang (ceritanya kera ngalam mau pada bikin). Hmmm, artinya kalau mau bikin sendiri agak sudah ya. Belum lagi prosedur pemesanan yang bakal berlibet.
Ah iya, kenapa nggak nyetak stiker aja ya? Jadi tiket KRL yang dipakai ya tiket yang sudah ada dari PT KAI. Covernya nanti berupa stiker yang dicetak sendiri oleh kita. Permasalahan ngeprint dimana berapa harganya, itu menjadi tanggung jawab si pengguna. Jadi misal saya pengin eksis membuat cover dengan background KLa Project ah silahkan bikin sendiri desainnya, print sendiri di stiker (tampaknya perlu spek bahan khusus) dan tempel sendiri :)
1 Response to "Ide Nyetak Cover Tiket KRL"
semoga makin banyak tiket bercover baru biar lebih berwarna
Posting Komentar