Move on
Itu tak hanya berlaku dalam kamus pergaulan romantika anak muda, khususnya di Indonesia. Tapi diakui pula dalam kosakata blantika musik Indonesia dengan sedikit konflik batin dalam menentukan masa depan #ceilahhh bahasanyaa hahahaa
Pertama ditinjau dari formasi sebuah kelompok musik.
Apa persamaan KLa Project, Dewa19, Ada Band, Kerispatih, Sheila on 7, Drive, Cokelat? Mereka pernah mengalami pembongkaran formasi dimana dalam momen tertentu terjadi pro-kontra baik di intern band maupun di kalangan fans. KLa pernah kehilangan Lilo dan Ari, Dewa19 dengan Ari Lasso, Erwin Prasetya, Once, Tyo Nugros, Ada Band dengan Baim, So7 dengan Anton dan Sakti, Drive dengan Anji, Cokelat dengan Kikan. Pada momen perubahan tersebut banyak hal yang tidak pernah bisa diprediksi dengan valid kepastian band tersebut ke depannya. Maka timbul beberapa kondisi (berikut saya sertakan kondisi dengan sudut pandang subjektif saya)
Bisa move on dengan lancar dimana tanpa/dengan pengganti, misalnya Dewa19 masih berkibar dengan Once menggantikan Ari Lasso serta Yuke menggantikan Erwin serta Ada Band dengan Donny menggantikan Baim, Larc en Ciel makin melambung dengan Yuki menggantikan Sakura.
Bisa lanjut tapi move on-nya tertatih, misalnya So7 pasca ditinggal Anton disusul Sakti justru mengalami keredupan, Cokelat pasca Kikan, dan KLa Project yang tanpa Lilo menyebabkan Katon dan Adi limpung, pembentukan formasi NuKLa sebagai suksesor KLa Project nyatanya bukan menjadi "project" yang awet, justru Lilo akhirnya kembali juga ke KLa.
Langsung kolaps, sebaiknya saya tidak menyebutkan merk
Ya, banyak faktor yang sukar dijelaskan dengan perhitungan matematis dalam bongkar-pasang formasi band. Yang paling menentukan bagi entertainer adalah respon publik, khususnya fans garis keras. Kasus "pulang"-nya Lilo ke KLa tidak bisa dibohongi sangat dipengaruhi oleh keinginan fans. Namun kasus Yuki di Larc en Ciel jelas menjadi contoh unik dimana kemunculannya didukung sejumlah faktor, yaitu mampu mengubah image Larcenciel dari band "centil" menjadi "macho" plus musik new-wave sentuhannya justru sedang nge-trend di awal 2000-an.
Ada pula faktor kekuatan "orang nomor satu", misalnya Sheila on 7 yang masih bisa jalan karena masih ada Duta dan Eross, Dewa19 masih digusung Dhani, Larcenciel (juga) masih dimotori oleh Tetsu. Hal ini yang tidak terjadi pada Cokelat yang ditinggal Kikan, Ada Band dengan Baim, Drive dengan Anji, alhasil diperlukan frontman yang mampu memancarkan "aura" spesial, dan beruntungnya Ada Band berhasil menggaet Donny dan Kerispatih dengan Fandy.
Di balik itu semua, move on bagi entertainer jelas tak hanya "wewenang" si entertainer tapi juga publik, khususnya fans. Hal ini terbukti dengan adanya kasus move on yang sukses dan ada yang tidak dimana "restu" dari publik berperan pula di situ.
Move on dari Perpecahan Band
Selasa, Januari 15, 2013 by
ve
Posted in
Musik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Move on dari Perpecahan Band"
Posting Komentar