Baru sadar belum nulis artikel ini
Yeah, this is about kerinduan yang arggghhh kalau dikuantitatifkan itu bernilai 14 dari 10 (lhaa?). Bukan tentang seseorang, bukan sama sekali. Tapi ini tentang sebuah keluarga, keluarga tempat saya menikmati waktu yang penuh pembelajaran di penghujung masa kuliah di IT Telkom (kini Universitas Telkom). Ini bukan sekedar UKM, bukan pula sekedar klub olah raga, bukan juga formalitas, tapi ini sudah menjadi kenangan yang mengasyikan dan jujur bikin saya sempat (dan masih) kehilangan puzzle yang sudah terlanjur jadi agenda di Kamis malam dan Minggu pagi.
UKM Karate IT Telkom (kini UKM Karate Telkom University) agaknya udah langsung ketebak dengan berbagai clue di atas. UKM Karate IT Telkom merupakan tempat ketiga saya menimba ilmu ber-karate setelah sebelumnya saya menempuhnya di Dojo SMP N 1 Margasari dan Dojo SMA N 1 Slawi. Uniknya ada sejarah yang kembali berulang di tiga wahana ini, yaitu aktif justru di tahun terakhir. Yups, saya justru aktif di UKM Karate IT Telkom malah di semester 8 dan 9 tatkala kawan-kawan seangkatan saya sudah menanggalkan atribut UKM/himpunan/LK/BEM/lab-nya.
Berawal dari canggung, namun saya sungguh berterima kasih pada sosok berwujud Senpai Joko, Senpai Dhika, Senpai Icha yang sangat welcome menerima keberadaan saya yang hanya butiran debu #tsaah. Tidak pernah sesukukatapun keraguan dilontarkan terkait masuknya saya ke UKM ini. Sungguh itu adalah formula awal yang membuat saya betah dan nyaman berada di sini. Mungkin karena saya sudah menggemari Karate dari SMP maka tidak ada problema terkait suka tidak suka ke Karate, baik dari sisi olah raga maupun dari sisi pendidikannya. Namun untuk urusan bersosial, sungguh saya terbantu beradaptasi dengan keramahan orang-orang tadi plus kawan-kawan lain macam Anrio, Ibob, IRma, Onat, Mamat, Aziz, Adum, Dion, Edho, ah bisa jadi database tersendiri malah kalau harus saya rinci satu per satu hehee.
Sekali lagi Karate ini bukan perkara olah raga, namun juga ada unsur pendidikan, dan jika bicara koteks UKM maka ada unsur kekeluargaan di situ. Maka sungguh ada puzzle yang tatkala perlahan lenyap dari rutinitas sudah barang tentu ada kejanggalan. Dan itu yang saya rasakan. Aneh rasanya ketika saya berkunjung ke latihan Minggu pagi pekan lalu. Agaknya ada bisikan "kenapa cuma nonton? harusnya ada di tengah situ". Yups, setahun lebih kayaknya tidak lagi mengenakan tegi, dan sangat berharap bisa kembali ke Dojo, baik itu di SMP, SMA, ataupun di kampus.
Missing Jacks
Kamis, September 25, 2014 by
ve
Posted in
Karate,
Kuliah,
Persahabatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Missing Jacks"
Posting Komentar