Sebuah tulisan di Nol Derajat episode 3 hehee
Mendefinisikan Kesuksesan
Apa cita-citamu Kawan? Sebuah pertanyaan yang sering dijawab
dengan kalimat "ingin menjadi manusia yang sukses". Tidak ada yang
salah dengan jawaban tersebut. Secara umum, tidak ada orang yang tidak
menginginkan kesuksesan. Apalagi jika makna kesuksesannya adalah dunia dan
akhirat. Walau demikian, pertanyaan berikutnya yang akan asyik untuk
didiskusikan adalah definisi "kesuksesan". Topik satu ini akan
memakan waktu berjam-jam ketika diperbincangkan dengan orang tua, saudara, dan
juga teman-teman sekitar.
Sukses menurut Siapa
Kesuksesan secara umum adalah kondisi ketika apa yang
diperoleh sesuai dengan yang diinginkan, atau bahkan melebihinya. Karena
itulah, bisa kesuksesan dapat kita sebut sebagai sesuatu yang sifatnya subjektif.
Ada seorang mahasiswa menargetkan nilai A+ dan satu mahasiswa lagi menargetkan
B+, apabila keduanya meraih nilai A-, maka yang terjadi adalah kegagalan bagi
mahasiswa pertama dan kesuksesan bagi mahasiswa kedua. Tiap orang memiliki hak
untuk menentukan target yang ingin dicapainya dan kewajiban bagi kita untuk
menghormati dan tidak meremehkan target orang lain. Ada seseorang yang resign
dari perusahaan bergaji belasan juta dan banting stir menjadi ibu rumah tangga
karena bagi dia nominal uang tidak pernah bisa mengalahkan pentingnya peran
seorang ibu bagi anak-anak dan suaminya. Bagi siswa yang memang menargetkan
diri masuk ke perguruan tinggi luar negeri, maka dirinya mungkin belum berhenti
berjuang jika hanya diterima di perguruan tinggi di Indonesia.
Proses
Sukses itu bicara hasil. Ketika Jerman meraih juara dunia
tahun ini, maka yang ditulis di koran-koran adalah bagaimana si kapten
mengangkat trofi. Bagaimana dengan perjuangan para pemainnya dalam berlatih,
bagaimana federasi sepak bolanya mengubah pola kaderisasi pemainnya, bagaimana
si pelatih stres menyusun strategi, hal-hal sangat jarang diulas. Begitu pula
ketika kita mendengar kawan kita meraih predikat juara sebuah kompetisi,
misalnya Pimnas. Yang kita tahu mungkin dia sudah lolos ke final dan tinggal
mematangkan persiapan. Bagaimana dengan perjuangan dia menyisihkan waktu
sedikit demi sedikit untuk mewujudkan mimpi tersebut, bagaimana dia menahan
kantuk karena semalaman menulis proposal, bagaimana dia harus absen dari agenda
jalan-jalan bareng teman, hal-hal tersebut sangat jarang diketahui. Pada
dasarnya di balik kesuksesan, terdapat proses yang penuh perjuangan. Tidak ada
kesuksesan instan, semua membutuhkan proses.
Strategi
Bersungguh-sungguh tidak diwujudkan dalam bentuk tagline
yang hanya terpampang di wallpaper laptop. Lebih jauh lagi, kita perlu strategi
sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan tersebut. Strategi pertama adalah
menyusun batasan kesuksesan yang ingin dicapai, prioritas kesuksesan dan
manfaat kesuksesan tersebut. Tiga hal tersebut penting, dengan batasan kita
bisa mengetahui kesuksesan seperti apa yang benar-benar dibutuhkan, dengan
prioritas kita bisa merancang di bulan/tahun sekian apa yang harus diraih lalu
di bulan/tahun berikutnya apa, dan tentunya keberhasilan yang jadi target kita
harus memiliki nilai manfaat. Bicara manfaat, kita perlu meningat sebuah dalil
bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi sesama. Seletah
tiga hal pada strategi pertama tadi, buat daftar kelebihan dan kekuranganmu saat
ini, dari daftar tersebut kita akan mengetahui dari diri pribadi kita apa saja
yang sudah cukup memenuhi untuk mencapai target tersebut, mana yang perlu
sedikit pengembangan, mana yang perlu perbaikan, dan mana pula kebiasaaan buruk
yang perlu dihilangkan dari diri kita dalam rangka menuju kesuksesan tersebut.
Selanjutnya barulah kita beranjak ke hal-hal teknis dan
detail menuju kesuksesan tersebut sebagai strategi ketiga. Ingatlah bahwa
kesuksesan yang besar dibangun dari potongan-potongan kesuksesan yang lebih
kecil. Ingin meraih predikat cumlaude saat wisuda nanti, ini berarti kita harus
menjaga konsistensi index nilai dan cara terbaik menjaga konsistensi index
nilai adalah dengan konsisten belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Strategi keempat adalah monitoring dan evaluasi, yaitu introspeksi apakah
rutinitas kita sehari-hari mendukung kita mencapai target kita ataukah justru
makin menjauhkan kita. Apakah seiring waktu yang berjalan saat ini, kita sudah
berada di jalur yang tepat dengan kesuksesan-kesuksesan kecil menuju kesuksesan
besar ataukah kita masih jauh dari harapan. Di dalam strategi keempat ini kita
perlu melibatkan orang tua, saudara, ataupun teman sebagai sosok yang aktif
mengingatkan kita agar konsisten.
Ikhtiar vs Tawakal
Hasil berupa sukses ataukah gagal itu harus disikapi dengan
bijaksana, tidak perlu banyak mengeluh dan tidak perlu banyak menepuk dada
tanda sombong. Secara ringkasnya, kita patut menyadari bahwa kita punya hak dan
kewajiban terkait kesuksesan. Hak kita adalah berikhtiar, sedangkan kewajiban
kita adalah tawakal atas apa yang menjadi keputusan-Nya. Mari kita singkirkan
egoisme bahwa saya harus sukses, itu harga mati, titik. Tidak, tidak begitu
kawan :) Justru kita harus senantiasa berprasangka bai terhadap apa yang
dianugerahkan Allah melalui tawakal setelah kita berupaya semaksimal mungkin
dalam berikhtiar.
No Response to "Hakikat Kesuksesan"
Posting Komentar