Ini tulisan saya di majalah Nol Derajat episode 3 yang terbit November 2014 lalu :) Semoga menginspirasi :)
Usia belasan yang memasuki kepala dua, bisa dibilang sebagai fase yang penuh warna. Ada warna hijau karena asyik menjelajah alam, ada warna biru karena geamr menyusuri pantai, ada warna kuning karena kerap disibukkan dengan agenda yang mengenakan jas almamater kesayangan, ada juga yang warna merah jambu karena ... Karena apa ya tiba-tiba muncul warna merah jambu? Bukankah warna ini identik dengan orang yang jatuh cinta? #eaa Bukan suatu kebetulan jika di dunia perkuliahan benih-benih kegalauan sangat mudah melanda. Berbagai "insiden" dengan mudahnya membuat kita mulai kesulitan mengendalikan fokus kuliah dan organisasi kita Kawan
Usia belasan yang memasuki kepala dua, bisa dibilang sebagai fase yang penuh warna. Ada warna hijau karena asyik menjelajah alam, ada warna biru karena geamr menyusuri pantai, ada warna kuning karena kerap disibukkan dengan agenda yang mengenakan jas almamater kesayangan, ada juga yang warna merah jambu karena ... Karena apa ya tiba-tiba muncul warna merah jambu? Bukankah warna ini identik dengan orang yang jatuh cinta? #eaa Bukan suatu kebetulan jika di dunia perkuliahan benih-benih kegalauan sangat mudah melanda. Berbagai "insiden" dengan mudahnya membuat kita mulai kesulitan mengendalikan fokus kuliah dan organisasi kita Kawan
Di tengah migrain mengerjakan tugas-tugas yang penuh syntax
error, tiba-tiba ada sosok yang dengan penuh "cool"-nya tampil
sebagai penolong yang mengajari kita. Saat berbagai semrawutnya agenda
kepanitiaan, kok ngeliat sosok di seberang yang sangat aktif memberi solusi dan
penuh kontribusi. Ah pokoknya banyaklah kasus pemantik pikiran-pikiran aneh yang
mulai mengundang imajinasi-imajinasi yang tidak seharusnya. "Eh si abang
satu itu kok keren ya?", "Hmmm, mba yang itu ramah banget ya".
Istighfar Kawan
Menular
Hal-hal di atas hanya sebagian kecil dari proses
terjangkitnya VMJ alias Virus Merah Jambu. Ini bukan penyakit yang mudah dicari
obatnya, bahkan coba saja tanya teman yang di fakultas kedokteran, mungkin
belum ditemukan ramuan obatnya. Padahal penyakit ini menular lho. Menular
bagaimana? Ketika diri ini sudah tidak bisa mengendalikan VMJ ini, kita mulai
melakukan "agresi militer" kepada orang yang menarik tersebut.
Pertama-tama strategi gerilya diterapkan. Kepoin Twitter-nya, iseng-iseng nanya
apapun via ask.fm. Strategi berikutnya beralih ke "pencitraan" dimana
sebisa mungkin tampil sok keren di hadapannya. Ada juga yang
"tiki-taka" dengan sok-sok peduli dengan mengirimkan pesan-pesan
penuh modus "Jangan lupa tahajud ya", "Semangat ya puasa
Senin-Kamisnya". Nah bagi Kawan-Kawan yang merasa belakangan dikepoin
ataupun mendapat pesan-pesan penuh modus seperti tadi, mulailah membentengi
diri agar tidak ikut latah tertular VMJ ini.
Wajar sih tapi...
Sudah hal yang pasti bahwa manusia memiliki karakter yang
tertarik pada lawan jenis, itu sudah menjadi sunnatullah. Hawa nafsu sudah
melekat sejak kita lahir, hanya saja ketertarikan pada lawan jenis berupa virus
VMJ ini baru akan mulai bersemi di usia-usia belasan dan kepala dua, usia yang
merupakan peralihan dari anak muda menuju dewasa. Masa peralihan ini pula yang
membuat kita sangat mudah galau dalam mengendalikan perasaan ataupun rasa
ketertarikan tersebut. Semua itu wajar tapi nih tapi ... Ketertarikan tersebut
patut kita kendalikan agar terhindar dari berbagai macam fitnah maupun hal-hal
lain yang tidak sesuai dengan agama kita, Islam.
dalil tentang menjauhi zina
Filter Bacaan dan Tontonan
Karakter seseorang sangat bergantung pada buku apa yang
dibaca serta tontonan apa yang menjadi favoritnya (tentunya serta sumber berita
yang kita browsing saat ber-Internet). Dengan demikian, ketika kita sadar bahwa
kita mulai terjangkiti VMJ atau malah mulai tertulari, kita perlu memperhatikan
buku dan tontonan yang menjadi santapan kita sehari-hari. Sedang galau dilanda
VMJ, eh malah nonton Ganteng Ganteng Plagiat *sensor*, atau malah googling
teknik jitu menggaet hatinya. Astaghfirullah, padahal media cetak dan
elektronik saat ini penuh ajakan untuk melepas keislaman kita. Bukannya tenang,
kita malah makin galau tingkat akut. Buka, baca dengan lembut, serta telusuri
kalimat-kalimat memesona yang ada di dalam ayat suci Al Qur'an. Al Qur'an
inilah bacaan terbaik yang menjadi benteng terkuat dalam mengendalikan diri
atas berbagai masalah. Perbanyak bacaan dan tontonan yang memberikan manfaat
berupa saran-saran mengendalikan diri, memperkuat ibadah.
Bila waktu itu tiba
Membicarakan pernikahan tentu hal yang masih dianggap
berlebihan bagi mahasiswa tahun pertama. "Yaelah SPP aja masih dibayarin
orang tua", mungkin kalimat itu yang disodorkan oleh teman-teman kita.
Walau demikian, kita sangat perlu mempersiapkan diri bila waktu itu tiba. Waktu
dimana kita harus mengedepankan keikhlasan pada Allah sebagai alasan dalam
menentukan sikap. Waktu dimana kita sudah bisa membedakan mana galaunya anak
muda korban VMJ dan mana yang berniat ibadah. Waktu dimana tidak ada rumus eksaknya,
tapi ada rumus canggih sebagai solusinya, yaitu "Jika memang untuk-Nya,
maka lakukan dengan cara-Nya"
3 Response to "Sindrom Virus Merah Jambu"
Jadi kapan nikah ve? :))
ini siapa yang komen...??
ah, kok anonim sih =_=
jawaban diplomatis "di waktu yang tepat"
jawaban realistis "bergantung hasil putusan bersama saya, dia (entah dia siapa), orang tua saya, orang tua dia (yang juga nggak tahu yang mana)
cakep tulisannya... ijin share yaa :-)
Posting Komentar