Pulau Paskah, Cile
Ada dua faktor mengapa saya ingin ke sana. Lokasi pulau ini sangat terisolasi dari pulau besar, apalagi benua. Ya, Cile selaku pemilik pulau ini terletak beribu kilometer darinya. Jelas menjadi perjalanan yang 'gila' dan 'absurd', dalam konteks positif tentunya. Alasan kedua adalah adanya patung-patung raksasa yang bertebaran di pulau tersebut. Lho bukankah Indonesia juga punya patung-patung yag menjulang raksasa ukurannya/ Okay, kembali ke alasan pertama mengenai lokasi yang terisolasi, bagaimana proses 'pengadaan' patung-patung tersebut agar dapat menempati pulau pada era yang sebelum abad 20/ Hingga saat ini siapa yang membawa patung-patung tersebut ada di Pulau Paskah dan untuk apa, tidak ada yang tahu. Bisa dibilang ini adalah salah satu misteri yang terlalu sulit dijelaskan kemungkinan terjadinya.
Pertama kali melihat foto objek wisata ini sekitar 3 tahun lalu di sebuah web geografis antar-negara. Nama yang sulit dibaca membuat saya fokus menyaksikan foto yang bagi saya agak fiktif lantaran terlalu mirip suasana di kartun-kartun, termasuk Kung fu Panda. Apa benar pegunungan yang rupa seperti ini. Berbagai pertanyaan meggelayuti saya, misalnya memang seberapa besar ukuran masing-masing julangan itu, apakah bisa dinaiki, mungkinkah melompat dari satu julangan ke julangan lainnya/ Sebagai orang yang juga menggemari geografi, saya pun penasaran bagaimana proses pembentukan fenomena alam seperti itu. Sebagai programmer, kala itu, saya bergugam 'enak nih kalau ngoding di sana ya..' hehee.
Sørvágsvatn, Faroe
Eropa bagian Utara terlalu sering 'menghipotis' saya, terutama foto-foto tentang fyord di berbagai negara Skandinavia. Tapi baru kali ini saya melihat danau, tebing, pantai, air terjun, dan lautan dalam sebuah gambar yang sangat mengherankan. Bagaimana bisa ada yang seperti ini/ Tentu kuasa Allah, dan semoga Allah mengizinkan saya mengunjungi tempat yang sangat memukau ini.
Machu Picchu, Peru
Hamparan rumput hijau membentang luas sebagai latar dari kuil-kuil yang tersusun rapi dan kelewat canggih untuk ukuran peradaban saat itu. Keduanya adalah kombinasi yang, kalau urang awak bilang, 'rancak bana'. Tidak perlu punya selera seni yang tinggi untuk memahami keelokan Machu Picchu. Terlepas dari fungsinya yang terkait kepercayaan kuno masyarakat Peru, saya lebih menyorot keelokan kuil-kuil di situ sebagai karya seni buatan manusia yang dipadu dengan ciptaan Sang Maha Pencipta, Allah swt. Tentu sajian yang spektakuler.
Petra, Yordania
Karya seni yang lahir dari upaya survival masyarakat di tengah panas kerontangnya gurun pasir khas daratan Arab. Pahatan yang mengguratkan semangat untuk bertahan hidup walau ekosistem di situ sangat 'keras'. Saya sendiri sulit memahami bagaimana berbagai pahatan itu membuat mereka betah untuk membangun peradaban di sana.
Pulau Socotra, Yaman
Vegetasi flora dan rupa fauna di sini sangat berbeda dengan ekosistem di belahan bumi manapun. Saya sulit mencari terminologi lain selain unik dan 'aneh', tentu dalam artian positif. Menyaksikan foto-foto yang mejelas portofolio hayatinya, saya terlempar ke imajinasi penuh khayalan, apa benar ada bentuk flora seperti itu. Lagipula untuk pulau seukurannya, keragaman hayati yang tersimpan di dalamnya terlalu kaya. Sulit membayangkan bagaimana flora dan fauna di sana bisa terjaga kelestariannya dengan lokasi yang sebetulnya tidak terlalu terisolasi di tepi jazirah Arab.
Sebagai fans FC Barcelona, apa saya perlu menjelaskan mengapa saya ingin ke sana hehee
No Response to "Kalau bisa Piknik, Pengin ke sini [2]"
Posting Komentar