i wanna fight, figh, and fight
i wanna open my ears for positive critique, not pessimistic nor underestimate label
20 days again, and those stones are still rolling
questionnaire still formed, interview also
observation, this's only ready to run
bismillah
and once again,i focus in this road, not to see all comments
fight fight fight
Cross Culture vs Manajemen Stereotipe
Kuliah MPPTI sekarang jadi asyik dengan pembawaan/nuansa yang cozy plus kreativitas dosen yang gemar berbagi pengalaman. Kali ini beliau mengupas beberapa fenomena unik terkait cross culture. Naon deui ieu? Singkatnya, ini adalah fenomena dalam tim proyek dimana beraneka ragam budaya dipertemukan dalam lingkungan proyek. Dicontohkan melalui video sosok project manager dengan budaya Anglo-Saxon yang kental berhadapan dengan lingkungan kerja Latin namun dia enggan mempelajari secara implementatif. Kemudian dijelaskan pula bahwa kebiasaan stereotipe merupakan blunder fatal jika tidak bisa dikendalikan.
Kebetulan di penghujung tahun 2012 dan awal 2013, saya pernah mengalami kasus agak mirip. Tentunya dalam konteks bahasa tertulis alias email. Saat itu saya berkonsultasi dengan dua orang penyusun buku COBIT 5, Enabling Process, yang satu asal Amerika Serikat, satunya asal Yunani. Dan dari cara menjawab email, tampak perbedaan yang kita pelajari sebelum melakukan konsultasi tertulis. Orang Amerika Serikat ini cenderung to the point dengan langsung menyatakan ada yang salah dengan cara berpikir saya. Yang dari Yunani? Dia mengucapkan"happy new year" lebih dulu barulah masuk ke inti dimana dia menyatakan kesalahan saya dengan lebih berbasa-basi. Unik memang, tapi sekali lagi, ini tidak bisa digeneralisasi semuanya.
Nah di Indonesia sendiri, keberagaman malah sudah lebih menggoda untuk diriset. Dulu ada teman asal Tasik yang kaget dengan d ialek Sunda yang kasar di daerah pusat provinsi. Mungkin karena budaya metropolis lebih "menggempur" kawasan pusat provinsi sehingga dia yang berasal dari daerah pantai dengan dialek Sunda halus menjadi kaget dan gatel telinganya. Ada pula stigma bahwa cewe Jawa itu halus, maka jangan jadikan PM karena bakal disetir ama laki-laki. Lha? Ini ada riset yang mengiyakan nggak? Pernah juga kasus ada pemain bola yang melakukan selebrasi gol identik dengan kebiasaan suatu agama dan menuai protes dari suporter yang kebetulan daerahnya bukan dimayoritasi agama si pemain. Masih banyak cross culture di lingkungan sekitar kita sebenarnya. Ya di Indonesia ini.
Karena itulah, kita harus kepo dengan daerah asal seseorang agar tidak terjadi cross culture yang bersifat negatif. Pernah membayangkan sosok suami istri yang berbeda adat? Kemudian mereka merantau ke daerah yang lain dari asal mereka sendiri. Tentu urusan kerja jauh lebih menantang dengan kewajiban belajar budaya baru dan pandai menempatkan diri.
Akhir kata, belajar belajar dan belajarrrr
Optimistic Escalation
You can do it, if you believe Allah with you..
Kalo kamu mulai merasa pesimis, berarti sama saja kmu meremehkan Allah dengan segala kesempurnaan yang diciptakan Allah pada dirimu
by 73-18-53
Adu tanduk PSSI vs Kemenpora, bagaimana dengan klub?
Suasana makin pelik di tengah kompetisi Liga Indonesia. Kompetisi ISL/QNB League serta Liga Nusantara dihentikan entah sampai kapan. Jujur, apa yang terjadi sudah menempatkan naluri politis di atas semangat sportivitas. Dan jujur saja, baik PSSI maupun Kemenpora tidak ada yang layak dipercayai.
Awal riak adalah pemerintahan baru dengan Kemenpora yang dibebani tugas memberantas mafia-mafia di lingkungan sepak bola Indonesia. Mulia memang tugas ini. Apalagi sikap PSSI selama ini sangat represif terhadap "sapaan"pemerintah. PSSI selalu beralasan bahwa Indonesia bisa kena skorsing FIFA jika pemerintah ikut campur. Seiring berjalan waktu rencana Kemenpora "mengaudit" PSSI kandas lantaran dukungan formal pihak-pihak lain yang mengabur.
Bergulirnya berbagai kompetisi pra-musim sepintas mengindikasikan adanya ISL sebagaimana musim-musim sebelumnya. Namun mendadak petaka datang ketika konflik verifikasi klub yang dilakukan oleh BOPI. BOPI ternyata menemukan bahwa banyak klub ISL yang bermasalah dari sisi administrasi. Banyak klub yang masih menunggak gaji, pemainnya belum ber-NPWP, hingga legalitas yang masih mengambang. Satu per satu klub berupaya melunasi tagihan administrasi, khususnya kewajiban gaji musim sebelumnya. Namun hingga akhir Februari ada dua klub yang bermasalah di sisi legalitas, yaitu Arema Cronus dan Persebaya. Kebetulan dua klub ini menyimpan sejarah dualisme kepengurusan yang belum tuntas. Beruntungnya Persija, PSMS, dan PSIS tidak tertimpa kasus serupa. Dua klub itu pun tidak direkomendasikan mengikuti ISL oleh BOPI. Di sini, egoisme mulai beradu. PSSI memilih mengabaikan rekomendasi BOPI, lalu BOPI yang tampak sakit hati mengadu ke Kemenpora. Kemenpora pun agaknya terlanjur dendam atas kegagalan mengaudit PSSI di masa lalu.
Alhasil, Kemenpora menginstruksikan pemberhentian ISL, dan puncaknya membekukan PSSI. Kongres tahunan PSSI, dengan ketua baru La Nyalla M, juga tidak lepas dari tekanan klub yang menagih kepastian penyelenggaraan ISL. Kekuatan politis Kemenpora dipergunakan dengan meminta Polri tidak mengeluarkan izin laga-laga sepak bola. Tekanan makin deras dimana Liga Nusantara yang baru bergulir di Putaran 1 Babak I turut dibekukan. Piala Suratin yang diikuti klub-klub U-18 se-Indonesia juga dihentikan.
Namun di sisi lain, Kemenpora terlihat belum menyiapkan diri dalam tindak lanjut selama pembekuan. Hal ini terlihat dengan ketidakjelasan informasi tentang tujuan dasar dari pembekuan. Apakah ada upaya isu pemusnahan massal mafia sepak bola? Tidak pernah disinggung sama sekali. Pergantian mutu kompetisi? Tidak ada gambaran jelas pula.
Terus terang, bayang-bayang Liga Indonesia IV 1998 menggelayuti. Kala itu satu per satu klub Liga Indonesia "pamit" lantaran kehabisan dana, khususnya jebolan Galatama. Asy Syahab Salim Group Surabaya, BPD Jateng, hingga raksasa Galatama macam Arseto Solo dan Bandung Raya (yang dua musim sebelumnya juara Liga Indonesia II 1996).
Nah coba apakah akan terjadi kejadian serupa dengan alasan berbeda?
Separuh Jobless?
Sudah hampir sebulan berstatus sebagai freelancer. Saya tidak punya pekerjaan tetap, kecuali mahasiswa. Ini adalah pilihan saya sendiri, pilihan yang bukan terbaik, namun merupakan pilihan yang lebih baik, setidaknya dalam kerangka berpikir serba mensyukuri.
Secara fisik jelas lebih capek karena jam kerja bisa terjadi di waktu kapanpun. Malam-malam ataupun pagi buta sudah pernah disisipi diskusi serius tentang proyek. Tidak ada istilah 8-9 workhours bukan berarti bisa lebih berkurang. Justru saat mungkin bertambah sebagaimana kejar setoran.
Pebghasilan? Tidak selalu mulus karena keberadaan freelancer ya tidak sepenuhnya diakomodasi regulasi pemerintah. Telat dibayar hingga lupa dibayar itu risiko.
Manajemen waktu dengan agenda lain juga tidak otomatis sukses. Masih harus bertaruh dengan nasib KA satu semester ke depan ataukah bisa lunas semester ini.
Bismillah terus menguatkan diri hingga medio Juni ini.
Humin #2nd Hisatsu MeetUp
Ini adalah kumpul kedua bagi Humin Himmpas UI. Yups, Humin, Humor dan Infotainment. Terima kasih kpd Mba Rara selaku tuan rumah beserta suaminya yang ternyata juga pengajar di MTI UI.
ingat 5 per-KA-ra sebelum 5 per-KA-ra
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Petuah yang snagat implementatif jika dikaitkan dengan KA alias Karya Akhir. Lho kok bias?
Waktu muda identik dengan saat ketika kita maish menggebu-gebu di awal kesempatan mengerjakan KA. Waktu muda di sini juga bisa kita analogikan dengan maih jauhnya deadline. Saat deadline masih jauh, kita bersantai, tpai ketika sudah memasuki masa "tua", barulah kita (khususnya saya) menyesal.
Saat diri ini sehat kerap menunda-Nunda untuk mengurusi KA. malah nonton kamen rider =_=. Kita merasa waktu masih panjang karena kita tidak pernah memperkirakan kemungkinan sakit di tengah jalan nanti. Malang sungguh ketika sakit itu menyapa di saat genting.
Mengerjakan KA jelas memerlukan persiapan material, baik itu finansial langsung, maupun finansial tidak langsung. Nah, kebiasaan anak yang kuliah di jurusan ICT (IF, TI, SI, Ilkom, dkk) tidak pernah mengestimasi biaya penyelenggaraan riset. Beruntung jika apa-apa yang perlu dibelanjakan muncul di saat kita sedang berladang rezeki, kalau sedang berlapang rezeki? Tentu penyesalan mengapa kita tidak menabung
Kalau yang ini #ahsudahlah ni sudah hampirn pasti berkaitan dengna kebiasaan meleletkan diri, menunda diri, menyelepelekan, dan berbagai tabiat yang memuaskan nafsu akan keluangan waktu yang dimiliki. Padahal ya itu, siapa yang bisa menjamin perencanaan waktu kita berjalan mulus. Tentu masa ketika kesempitan waktu lantaran sibuk di luar KA ataupun menumpuknya urusan KA akan datang.
Ibaratnya hidup dan mati... Mengerjakan KA juga ada masa hidup alias bisa mengerjakan dan ada masa mati alias sudah waktunya habis (dan harus mengerjakan ulang di semester berikutnya).
Demikian analogi yang mmm, semoga kita (khususnya saya) bisa belajar dari sini.
Bali-nya Pusam vs Bekasi-nya Pelita
- Bali saat ini tidak punya klub yang prestasinya membamggakan. Sempat ada Caprina, Geloea Putra Dewata (kini Deltras Sidoarjo), Persegi Gianyar, Perseden Denpasar, hingga Bali de Vata. Tapi sekarang sulit mengidentikkan Bali dengan sepak bola nasional, kecuali sosok Made Wirawan, kiper juara bertahan Persib Banding.
- Bekasi belakangan redup prestasi sepakbolanya melalui Persipasi. Tapi Persipasi tidak kunjung berbuah prestasi. Bahkan di Divisi Utama pun mereka bukan tim unggulan. Tidak ada prestasi yang membanggakan dari sepak bola Bekasi.
- Pindahnya Pusam dan PBR jelas mengingatkan kita pada kasus Sriwijaya FC saat masih bernama Persijatim. Persijatim hijrah dari Jakarta Timur ke Surakarta karena kalah suporter dan dana APBD dibandingkan Persija. PBR hengkang dari Bandung karena kalah suporter dan dana sponsor dibandingkan Persib. Begitu pula klub Pusamania Borneo yang secara tidak langsung meminggirkan Putra Samarinda.
- Persijatim pascapindah ke Surakarta tidak serta merta mencuat gengsinya. Alasannya sederhana, mereka berdiri di dua kaki. Kaki satu ada di Solo/Surakarta tapi masih ada satu kaki di Jakarta Timur. Dua kaki ini sudah terlihat jelas dari nama Persijatim Solo FC. Bingung kan? Jakarta Timur tapi kok Solo? Berasa bus AKAP. Nasib mending mulai terjadi saat pindah ke Palembang dan menanggalkan "Persijatim" dengan nama baru Sriwijaya FC. Tidak lagi ada dua kaki, klub ini sepenuhnya milik masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan. Nama baru Sriwijaya FC selain merujuk ke sejarah bumi Sumatera yang khas masyarakat Palembang (Palembang sebagai suku, bukan kota), otomatis membumikan klub. Dalam hal ini, Bali United lebih unggul karena nama "Pusam" hanya disimpan di paling belakang nama lengkap dan jarang dipergunakan. Bandingkan dengan Persipasi Bandung Raya, sudah jelas menandakan sulit move on dari Bandung Raya.
- Segmen yang digaet juga menunjukkan perbedaan. Bali United jelas menargetkan segmen satu provinsi, sedangkan Persipasi Bandung Raya hanya wilayah Bekasi (sulit membayangkan ada warga Bandung Raya yang masih berkenan ke Bekasi hanya untuk laga kandang PBR). Dalam hal ini, Bali United lebih punya peluang menggaet suporter.
- Jangan lupa bahwa Pelita merupakan tim yang punya sejarah panjang sebagai musafir. Dari Jakarta, ke Surakarta/Solo, ke Cilegon, ke Purwakarta, hingga Bandung (dengan awalnya Pelita Jaya Jawa Barat sampai kemudian merger dengan Bandung Raya menjadi Pelita Bandung Raya). Ada kerugian dari sis reputasi loyalitas terhadap daerah yang ditempati.
- Yang ini urusan teknis, Bali United sudah dari jeda antarmusim menyatakan pindah ke Bali. mereka merenovasi Stadio Dipta, menggalang komunitas pendukung, PDKT ke pemuka masyarakat, menggelar turnamen pramusim, hingga pengelolaan social media yang sangat intens. Untuk urusan ini, PBR cukup tertinggal. Interaksi antara PBR dengan elemen Bekasi belum terjalin.
Kakak Baru
Tu7uh Tahun Lalu itu ... [1]
Kawan...
Aku ingin bercerita tentang 21, 22, 23, dan 24 April tujuh tahun lalu.
Tentang hikayat dan hidayah yang dilalui seikat para siswa kelas XII Smansawi. Cerita yang tidak pernah kendur pesona dan ketegangannya. Cerita yang mengajarkan banyak kisah-kisah UN yang lebih luas dari urusan "mengisi lembar jawab UN".
21 April 2008 menjelang pukul 11 siangTersisa dua orang siswa XII.IPA3, yaitu Tri Adi Wibowo (Bowo) dan saya (ya saya hehee). Dua orang yang dari kelas X hanya sebatas kenal secara biasa, namun sejak awal kelas XII menjadi partner mengurusi rumah tangga kelas XII.IPA3 yang memilliki nama DNA (nama yang sampai sekarang tidak pernah ada singkatan yang definitfnya). Di hari itu, dua orang tersebut tampak bertatap wajah kosong, membayangkan "jihad" yang musti diseberangi tiga hari ke depan. Komentar aneh dicetuskan saya kala itu "Bow, lihat tuh anak kelas X dan XI lagi pada Kartini-an di aula, tanpa beban ya mereka". Bowo tersenyum datar, agaknya dia ingin tertawa lepas seperti biasanya, namun beban UN teramat lebam di lidahnya sehingga hanya meringkik kaku. Seolah mengiyakan beban tersebut, saya bergugam "kita yang kelas XII malah lagi harap-harap cemas". Roda nasib berputar kencang dimana setahun sebelumnya, mereka berdua (dan juga ratusan siswa kelas XII) yang masih berstatus kelas XI justru asyik beramai-ramai di acara Kartini-an. Pentas musik, futsal cewe, lomba masak cowo, dll jadi hidangan yang merekatkan soliditas angkatan, tapi juga sekaligus kenangan manis yang cuma bisa dikenang setahun kemudian. Meminjam istilah Avatar, "semua berubah ketika UN menyerang".
22 s.d. 24 April 2008 dari pagi hingga siangHari-hari super bigmatch bertajuk Ujian Nasional. DNA terbagi ke dalam tiga ruang, yaitu ruang 5 (yang tahun 2005 adalah ruang X.6), ruang 6 (yang tahun 2005 ruang X.5), dan ruang 7 (yang tahun 2005 ruang X.3). Entah inisiatif dari siapa, namun di ruangan itu adalah "komandan tidak formal" yang bertugas mengondisikan mental para DNA agar tetap kuat, tabah, dan tidak berputus asa. Tidak ada instruksi dari komando untuk mengoordinasikan sontek-menyontek. Tugas hanya terkait penjagaan situasi agar tetap nyaman. Dan ini adalah tantangan yang berat bagi saya, Faris (M. Syalman Faris), dan Bowo, yang menjadi komandan tesebut di tiga ruangan tadi. Perlu pendekatan yang teliti dan harus pintar-pintar memprovokasi orang lain agar tetap optimis menghadapi UN ini. Riak-riak tentu saja bagaimana ada kekecewaan dengan kekurangtelitian saat mengisi jawaban, prediksi soal yang meleset (terutama Kimia, yang dipelajari hitung-hitungan, eh yang keluar teori T__T).
Kini 7 tahun setelah proses itu, kami mentas di berbagai perjuru. Ada yang sudah menyelesaikan studi, ada yang malah sudah membangun rumah tangga. Pada kenyataannya, kami perlu sadar bahwa selepas UN, akan banyak ujian lain yang tidak pernah kalah enteng dibandingkan UN. Pada akhirnya, UN menjadi kisah klasik untuk masa depan
Resume KAP: tentang Air Mata
[Notulensi Kajian Ahad Pagi, Kajian Mukjizat Al Quran]
"Mukjizat Al Quran tentang Penciptaan Air Mata 😭"
Bersama : Ustadz Dr. Anom Bowolaksono, M. Sc.
📆 Ahad, 19 April 2015
⏰ 07.00-08.45
🏡 Aula Utama Masjid UI Depok
Allah menciptakan semua lubang yg ada dalam tubuh manusia itu ditujukan utk menjaga keseimbangan jasad itu sendiri. Jika sebelumnya kita telah membahas bumi yg juga berlubang, maka begitupun tubuh kita , kita perhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki, di dalam tubuh kita terdapat lubang2, lubang pori2 dimana lubang itu berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh kita.
Kalau kita perhatikan setiap lubang, setiap pori2 tadi pasti mengeluarkan sesuatu yg berbeda satu dgn yg lainnya dan semua lubang pasti mengeluarkan sesuatu. Walaupun itu dikeluarkan terkadang kita tidak paham apa yg kita keluarkan tersebut. Dalam istilah biologi itu istilahnya homeostasis (keseimbangan).
Turun dari kepala lubang yg terdekat adalah "mata".
Dalam istilah biologi ada 2 istilah ketika tubuh mengeluarkan zat dari dalam tubuh :
1.Ekskresi
2.Sekresi
🌻 Ekskresi : mengeluarkan sesuatu zat dari dalam tubuh (harus dikeluarkan), dan zat tersebut sdh tidak berguna lagi bagi tubuh. Misalkan panggilan alam setiap pagi.
1 point penting kita belajar ikhlas dari segi biologi , yaitu ekskresi.
👉 Org yg ikhlas itu seperti ekskresi, harus mengeluarkan tetapi tdk peduli yang dikeluarkan itu kemana perginya. Kalau tdk dikeluarkan, ia malah menuntut utk dikeluarkan.
🌻Sekresi : Mengeluarkan sesuatu zat dari dalam tubuh, tetapi zat tersebut masih digunakan.
Misalnya ketika kita makan, rongga mulut kita kering, bagaimana cara mengaduk & mencernanya?
Maka dgn segala keagungan Allah, diciptakanlah ludah, yang dikeluarkan dan digunakan untuk membantu saat kita mengunyah makanan.
Bayangkan jika tdk ada ludah?
Apakah kita bisa mengunyah?
Pagi ini kita akan membahas suatu cairan terpenting dalam tubuh kita yg keluar dari bagian terpenting tubuh kita, dimana kita senantiasa bisa menikmati ciptaan Allah darinya, yaitu "Air Mata".
Mengintip Persaingan 8-besar EL
European League memang menjadi kompetisi yang dianggap tidak akan pernah sebergengsi UCL. Ok lah, itu sulit diperdebatkan, namun kompetisi ini secara sejarah punya daya tarik yang menarik. Di kompetisi ini, bintang-bintang masa depan biasanya siap dipanen. Sosok Hakan Sukur dari Galatasaray (juara 2000), Deco Souza dari FC Porto (juara 2003), Daniel Alves dan Adriano Correira dari Sevilla (juara 2006 dan 2007), Andri Arshavin dari Zenit (juara 2008), Falcao dan Sergio Aguero dari Atletico Madrid (juara 2010), Diego Costa dan Thibaut Courtosis dari Atletico Madrid juga (juara 2012), hingga Ivan Rakitic dari Sevilla (2014). Masing-masing pemain tersebut tanpa menunggu lama hijrah ke Inter Milan, FC Barcelona (2, 3, 4, dan 10), Arsenal, AS Monaco, Manchester City, Chelsea (8-9). Secara tim pun terdapat nama-nama yang pasca-juara EL mampu menapaki karir di UCL, misalnya Galatasaray, Sevilla, Shakhtar Donekts, Zenit St.Petersburg, hingga Atletico Madrid. Singkatnya, ini adalah kompetisi untuk menakar siapa-siapa yang berpotensi melejit di kemudian hari.
Zenit St.Petersburg vs Sevilla FC (agregat 1-2)
Agak sayang sebenarnya dua klub ini beradu di babak perempat final. Keduanya pernah juara dalam kurun waktu sedekade ke belakang dan cukup rutin pentas di UCL. Imbangnya kekuatan diantara keduanya tersaji dengan selisih hanya satu gol. Zenit secara angka cukup perlu kemenangan 1-0 untuk menyingkirkan Sevilla. Tapi status sebagai juara bertahan juga tidak bisa dipandang remeh. Bukankah hanya Sevilla (selain Real Madrid) yang mampu meraih juara beruntun di panggung LE/UEFA Cup ini? Tanyakan pula ke fans Barca sakitnya hasil imbang 2-2 padahal sempat unggul dua gol.
Dnipro Dnipropetrovsk vs Club Brudge (agregat 0-0)Dua klub yang sangat asing namanya. Dari asal negara tentu Dinamo Kyiv, Shakhtar Donekts, hingga Anderletch lebih familiar bagi kita. tapi ini adallah kejutan musim ini di LE, mereka mampu mencapai babak perempat final, capaian yang gagal digapai oleh Inter Milan, Ajax Amsterdam, hingga Liverpool. Dari skor laga pertama pun sulit menebak siapa yang lebih superior. Alhasil laga ini patut ditunggu untuk menyaksikan kuda hitam mana yang mampu melompati kuda hitam lainnya.
Fiorentina vs Dinamo Kyiv (agegat 1-1)
Dua tim yang selama periode 2000-an hingga awal 2010-an tenggelam namanya. Padahal hingga akhir dekade 1990-an mereka adalah tim yang disegani di Italia dan Uni Sovyet/Ukraina. Kini keduanya kembali bangkit dari tidur panjang dan patut ditunggu siapa yang melaju lebih jauh. Fiorentina jelas diunggulkan dengan status tuan rumah plus tabungan satu gol di Kyiv. skor kacamata saja sudah cukup mengirimkan Fiorentina ke semifinal EL. Tapi masa iya skor kacamata?
SSC Napoli vs WfL Wolfsburg (agregat 4-1)
Sulit membayangkan harus menanggung kewajiban menang minimal 4 gol di kandang lawan. Tapi itulah beban yang musti ditanggung Wolfsburg. Bahkan tiga saja menjadikan mereka sebagai tim yang tergusur. Napoli pun tidak punya tanggungan apa-apa di kompetisi domestik, biak Serie A maupun Copa Italia. Wolfsburg pun realtif aman dari kejaran Moenchengladbach di Bundesliga. Faktor eksternal seimbang, maka faktor pembeda empat sudah cukup berperan sebagai margin yang terlalu sulit dikejar oleh Wolfsburg.
Menakar Siapa 4-Besar UCL 2014/2015
Di hari Rabu (22/4) dan Kamis (23/4) ini akan ada empat klub Eropa yang tersenyum simpul riang karena lolos ke semifinal UCL musim 2014/2015. Laga perempat final musim ini menyuguhkan empat laga dengan delapan klub terbaik di pentas UCL. Ada empat faktor yang menjadi sorotan dalam menakar siapa yang lebih berpeluang melaju ke 4-besar. Faktor pertama adalah hasi laga pertama yang secara statistik bisa memberi gambaran siapa yang saat ini sedang tertekan, siapa yang saat ini lebih rileks. Faktor kedua adalah gangguan kompetisi domestik, tentu menarik menyaksikan ambisi merengkuh trofi domestik di samping masih tergiur trofi UCL. Ketiga adalah tren yang sedang melanda klub belakangan ini. Dan keempat adalah identitas klub sebagai faktor yang mungkin kurang berlaku masif saat leg kedua, tapi faktor ini kerap menjadi bukti siapa yang lebih punya kematangan di saat penuh tekanan saat ini
FC Barcelona vs Paris Saint Germain (agregat sementara 3-1)Defisit minimal tiga gol harus ditanggung PSG. Jelas tantangan yang sulit mengingat kita perlu membuka buku sejarah untuk mengingat-ingat klub mana yang terakhir kali mampu mendobrak jala Barca tiga kali di Camp Nou. Belum lagi tren positif Barca yang belakangan sedang on fire. Faktor eksternal berupa gangguan kompetisi domestik sebenarnya lebih memihak Barca. Barca unggul dua poin atas Real Madrid di La Liga plus menanti final melawan Atletico Bilbao di Copa del Rey. PSG? Masih berjuang mengejar Olimpique Lyonnais yang bangkit dari kubur dan belum pasti melenggang ke final Coupe de France. Keunggulan sebelum kick off masih memihak Barcelona.
FC Bayern Muenchen vs FC Porto (agregat 1-3)Tertinggal dengan skor yang sama dengan PSG, namun Muenchen relatif lebih enteng karena laga kedua dihelat di Olympia Stadium sehingga cukup mengejar dua gol, kecuali Porto tiba-tiba menambah surplus goal. Muenchen sendiri di musim ini dan dua musim sebelumnya kerap mengakhiri laga di kandang sendiri dengan skor telak di atas dua gol, termasuk saat menjamu Shakhtar Donekts. Namun faktor dinginnya bangku cadangan Muenchen jelas kabar buruk. Bayangkan PR awal musim berupa hantu panasnya bangku cadangan karena terlalu dijejali bintang justru berbanding terbalik dengna kondisi saat ini yang dilanda badai cedera. Muenchen hanya punya alternatif sedikit untuk merotasi pemain. Tapi jangan lupa bahwa Muenchen sudah tidak terlalu pusing dengna predikat penguasa Bundesliga. Mereka sudah hampir pasti merengkuhnya. Tinggal sekarang bagaimana fokus mengantisipasi FC Porto yang lebih di atas angin. Keunggulan sebelum kick off lebih memihak Porto, tinggal siapa yang lebih dulu mencetak gol. Jika itu Muenchen bisa dipastikan gelontoran gol akan menyusul. Jika Porto? Well, Selamat Porto.
AS Monaco FC vs Juventus FC (agregat 0-1)Tabungan memang hanya satu gol, namun sudah cukup kuat untuk menyebut Juventus lebih diuntungkan, setidaknya hingga menit pertama. Konsentrasi Juventus saat ini lebih ke UCL. Serie A,? Tinggal menunggu akhir musim dimana terlalu jauh untuk dikejar AS Roma dan SS Lazio. Copa Italia? Juventus masih punya waktu yang panjang untuk menantikan final melawan SS Lazio. AS Monaco justru sedang terhimpit di peringkat 3 dimana persaingan juara Ligue-1 sudah mengerucut antara Lyon dan PSG. Tren positif Juventus yang tengah positif, kecuali laga kejutan melawan AC Parma, menjadikan Juventus lebih bisa tampil rileks. Namun selisih satu gol sudah jadi rambu-rambu keras bagi Monaco untuk membalikkan keadaan. Singkat kata, Juventus memang lebih unggul, tapi Monaco masih membuka peluang lebar.
Real Madrid CF vs Atletico de Madrid (agregat 0-0)OK, kota Madrid sudah pasti punya satu wakil di semifinal UCL. Skor kaca mata menjadikan ini adalah laga yang palign menarik untuk ditonton. Laga individu antara kedua tim di beberapa musim terakhir relatif seimbang. Jangan lupa bahwa sepanjang tahun 2014, pemerintah Kota Madrid harus mengeluarkan 6 izin pawai juara di kota tersebut, empat untuk Real dan dua untuk Atletico. Artinya dari sisi trofi ini adalah laga yang paling punya koleksi trofi terbanyak jika menilik tahun lalu (Barca vs PSG hanya 3 trofi, Muenchen vs Porto 3 trofi, Monaco vs Juventus 2 trofi). Real Madrid boleh jumawa dengan skor akhir 4-1 di final UCL tahun lalu. Tapi empat jari juga akan diacungkan suporter Atletico Madrid mengacu ke kemenangan 4-0 di awal 2015 ini. Menilik performa belakangan pun keduanya relatif stabil, walau Atletico terlihat sudah pasrah "kembali ke habitat sebagai orang ketiga" dan Madrid kembali menjadi bermain kucing-kucingan dengan Barca. Fokus jelas dimiliki Atletico, tapi status juara bertahan dan tuan rumah terlalu silau untuk diabaikan. Singkat kata, ini adalah laga yang paling seimbang untuk ditonton.
Review Film Tjokroaminoto: Hidangan Berselera dan Bernutrisi
Maret lalu ketika melihat preview film ini, saya sudah menargetkan untuk bisa menontonnya dan alhamdulillah di sela-sela pusingnya coding dan ini itu anu ada secuil waktu untuk menontonnya. Film ini bisa dibilang menjadi pendobrak kemeluluannyatema horor sebagai tema lazim di perfilman Indonesia. Tema utama memang sejarah, namun kalau ditelusuri lagi, film ini juga berbalut tema politik, tema kebudayaan, tema sosial, bahkan tidak bisa kita bohongi beririsan dengan tema agama. Lho? Kok bisa?
Sedikit menyampaikan apresiasi untuk film itu dari berbagai sisi, namun khusus tema/sisi sosial dan agama saya selipkan hehee
Tema sejarah sudah barang tentu terpancar dari judul. Sosok sentral pergerakan kebangsaan di Indonesia (saat itu Hindia Belanda) yang kerap terlupakan. Namanya mungkin kalah tenar dibandingkan Soekarno, Hatta, bahkan boleh jadi orang lebih mengenal WR Soepratman. Padahal siapa yang menyangka bahkan dari gagasan dan didikannya, lahirlah proklamator Ir. Soekarno. Tanpa bermaksud mengompori gerakan separatis, tapi murid Tjokroaminoto yang lain pun mampu melintang dengan berbagai caranya, termasuk menjadi proklamator negara separatis yang gagal merdeka, yaitu Indonesia Sovyet oleh Musso, dan Negara Islam Indonesia, Kartosoewirjo. Itu dari sisi sejarah, dari sisi politik?
Tjokroaminoto merupakan sosok yang digadang-gadang menjadi "pemegang " tampuk Sarekat Dagang Islam ketika organisasi ini mengalami kritis. Keberaniannya mengubah label menjadi Sarekat Islam jelas suatu tindakan "politis" yang berisiko dari sisi identitas awal organisasi, tapi dari sisi kebermanfaatan, keputusan tersebut tepat. SI mampu menjadi penggugah persatuan kaum muslimin yang statusnya mayoritas dari jumlah tapi minoritas dari sisi politik. Dari sisi politik pula, ada pelajaran menarik ketika murid-muridnya asyik menengok ilmu negeri seberang, yaitu sosialisme-komunisme. Beliau tidak melakukan pengekangan pendapat, justru mempersilakan untuk mempelajari dengan rambu-rambu yang tegas, tidak dengan kekerasan. Bagi sisi, penokohan di bagian ini merupakan sindiran terhadap perilaku berorganisasi (dan berpaham di suatu organisasi) yang mengharuskan adanya kesamaan pemikiran yang homogen. Nyeleneh sedikit langsung dibabat.
Lebih jauh lagi, ini merupakan sindiran bagi pandangan politik (dan juga politik yang merampok identitas agama) dimana dengan mudahkan mengobral makna jihad secara sepihak tanpa tafsir jelas.
Dari sisi kebudayaan, hmmm, walau tidak terlalu dominan, namun ada pencitraan (dalam konteks positif) bahwa Indonesia punya berbagai khasanah budaya yang itu sudah ada dari dulu dan itu bukan penghalang dalam persatuan. Simak bagaimana logat Jawa Timur yang dibawakan Semaoen, Musso, hingga Soekarno, yang kental di dalam perbincangan SI pusat, di situ ada sosok Agus Salim yang terlihat kental juga dialek Minangnya. Tidak ada gambaran pelecehan perbedaan, bahkan ketika suasana rapat yang panas.
Keseluruhan, film Tjokroaminoto menjadi hidangan yang menggugah selera kita akan film yang sarat makna dari berbagai sudut pandang. Ibarat hidangan pula, film ini kaya nutrisi berupa inspirasi dan pelajaran tentang kepemimpinan dan kepedulian terhadap nasib Bangsa Indonesia
Mendongkrak Kesungguhan dalam Ber-Al qur'an
Alhamdulillah Allah memberi kesempatan bisa mengikuti Grand Launching UI Mengaji di MUI 17 April 2015 ini. Di kesempatan ini saya kembali diingatkan tentang peranan Al Qur'an dalam membangun pribadi dan masyarakat. Ini hal yang patut disyukuri karena tidak semua orang diberi kesempatan untuk mengingat kembali tentang motivasi yang perlahan luntur.
Ada dua ustadz yang hadir, pertama adalah Prof. Said Agil Husein Al Munawar (kita tentu mengenal namanya sebagai Menag RI 2001-2004), serta Ustadz Agus Sudjatmiko. Ustadz Said memberikan berbagai petuah bijak yang mengingatkan kembali tentang kesungguhan manusia dalam menghafal Al Qur'an. Kesungguhan menjadi kata kunci dimana menghafal Al Qur'an tidak sekedar urusan duniawi. Motivasi jelas perlu diluruskan dan perlu kemantapan hati ini berkomitmen/bersungguh-sungguh dalam menghafal Al Qur'an.
Pada akhirnya saya merasakan ada kesejukan untuk kembali aktif dalam ber-Al Qur'an. Bismillah
#TKTI #GuestLecture #Isaca
Dosen tamu di perkuliahan IT governance alias TKTI pada pekan ini adalah Pak Rahmat Mulyana dari ISACA Indonesia. Sosok yang agaknya pernah saya temui di kesempatan lain. Entah mengapa begitu familiar wajah dan pembawaan bicaranya.
Agaknya faktor latar belakang proyek yang cukup banyak mendorong beliau menyampaikan pandangan ITG tidak hanya dari sisi TI tapi juga bisnis secara umum. Dan memang ITG berangkat dari bagaimana bentuk kualitas dan penempatan layanan TI di sebuah organisasi bisnis. Menariknya TI sering dianggap sebagai (mengutip istilah Pak Kasfu) pelengkap penderita, ketika bagus dianggap sudah seharusnya tapi saat ada masalah harus "diperbaiki" (pake tanda kutip).
Di sini saya juga mulai memahami bahwa COBIT perlu pemahaman studi kasus serta adaptasi sesuai konteks dan tujuan. Apa saja enterprise goals, IT related goals, dan processea yang dipilih harus sesuai tujuan dan isu ITG yang patut ditangani. Bahkan nilai P dan S tidak berarti mutlak harus dipaksakan saat pemetaan, keduanya perlu dipahami konteksnya.
Btw, surprise malam itu adalah sosok Mas Iqbal yang hadir juga. Kebetulan beliau alumni MTI UI dan juga "alumni" PAJ Group.
Darah Mengucur di FEBUI
Talk about Global Talent Competitiveness
Pengalaman Berharga #SimakUI
Kesempatan langka berpartisipasi di dalam penyelenggaraan Simak UI sebagai pengawas
Kesempatan ngawas kali ini bertempat di FISIP UI dan alhamdulillah di ruangantempat saya bertugas kondusif plus tiga orang pengawas lainnya yang walau sedikit bicara bisa saling melengkapi. Ada yang tiba-tiba jadi juru bicara, timer, presensi, administrasi, ya intinya miskin verbal dan kaya aktual.
Alhamdulillah lancar dan berjalan sesuai prosedur.
Friend's the Best Catalog
Istilah teman sebagai "katalog" pertama kali saya dengar dari Mas Uun, senior di IT Telkom, di sebuah video motivasi yang ditujukan bagi maba (mahasiswa baru, eh tapi saya mahasiswa basi ya? hehee). Maksudnya gimana tuh?
Teknologi sudah berkembang, dan muncullah berbagai macam istila seperti Googling, online directory, portal, dll. Namun sebelum adanya berbagai itu semua, kita mengenal orang-orang di sekitar kita sebagai katalog dalam mencari informasi, bahkan lebih dari itu, teman kita juga berperan sebagai jalan bersama-sama mewujudkan ide-ide tadi. Bisa dibilang katalog yang mampu mengonkretkan hehee.
Dengan latar belakang teknik informatika, Alhamdulillah saya berkesempatan menikmati bocoran disiplin ilmu lain melalui kawan-kawan saya. Tentang bagaimana proses manufaktur, bagaimana kebutuhan nutrisi tubuh, bagaimana proses edukasi ke usia dini, dll. Semua itu menjadi proses untuk membuka wawasan sehingga indahnya pengetahuan sebagai anugerah Allah terasa begitu nikmat masya Allah.
Namun jangankan antardisiplin ilmu, ketika menghadapi peliknya dunia informatika yang bukan spesialisasi saya, berbagai masukan dapat saya peroleh dari kawan-kawan yang memiliki latar belakang sama namun spesialisasi berbeda. Nggak menyangka sama sekali senior di himpunan dulu yang akan menjadi mediator petunjuk bagaimana mengerjakan riset dengan COBIT. Nggak mengangka juga teman ngelawak bareng dulu jadi orang yang selalu saya summon saran-sarannya terkait keamanan informasi.
Terkait passion, wah, ini juga asyik. Ada teman yang memotivasi dalam urusan sastra. Ada juga teman yang asyik untuk jalan-jalan ngebolang di belantara alam.
Itulah semangat yang terus mewarnai hidup ini. Bagaimana beragamnya kawan-kawan menjadi khazanah yang sungguh berharga dan pada muaranya adalah bagaimana itu membukakan mata kita akan kebesaran Allah SWT.
Tentang 18 Jersey QNB League (ISL) 2015
Warna kuning di musim ini benar-benar memicu kontroversi. Tudingan dikuasai oleh raksasa konglomerasi di Indonesia yang identik dengan warna kuning serta pola yang mirip dengna salah satu klub di Eropa. Bahkan pihak Specs selaku apparel kabarnya tidak menyodorkan desain ini, namun ini adalah sodoran manajemen (secara pribadi saya sendiri mengenal Specs jarang mengeluarkan desain yang berpola kotak atau bersiku, specs lebih identik dengan motif daerah, lengkungan, serta corak potongan berbentuk tajam). Belum pernah ada kontroversi jersey seramai ini bagi Arema. Namun terlepas dari kontroversi itu, desain ini sangat menarik karena jarang ada kombinasi warna berpola seperti ini di Indonesia. Jika saja warna punya sejarah bagus dengan warna kuning (seperti halnya merah bagi Arema) tentu desain ini mampu memikat Aremania. setidaknya pilihan warna celana biru membuat nuansa adem dan "arema" masih lekat. Proposi sponsor relatif lebih bagus walau memang jumlahnya mencapai 5 di bagian muka. Sebagai tambahan info, desain away warna oranye dan merah jelas tidak serasi dengan konsep warna home yang kuning dan biru.
Barito Putera
Kesan menarik terpancar dari jersey musim ini dengan warna kuning di bagian depan dan belakang dibalut lengan yang bermotif khas Banjar. Porsi sponsor yang sederhana tidak menjadi jersey ini terkesan kering. Sebaliknya, motif Banjar dan kerah biru sudah cukup menyeimbangkan suasana di jersey ini.
Persib Bandung
Bukan rahasia bahwa Persib, Arema, Sriwijaya FC, dan Persipura adalah tim yang jerseynya semarak oleh sponsor, tapi hanya nama pertama yang tingkat keramaiannya melebihi tingkat kelaziman. Enam sponsor di muka jelas menjadi pembuktian bahwa Persib adalah klub paling dikerubung sponsor alias paling laku. Malah ada tiga brand yang terpampang di bagian dada/perut. Belum lagi logo klub serta nomor pemain yang juga dicantumkan. Namun patut disayangkan ukuran ketiga sponsor ini terlalu lebar, sehingga ornamen klasik di bagian depan dan samping malah beradu peran dengan keberadaan sponsor-sponsor tadi. Walau demikian, desain jersey musim ini sangat bagus. Paduan warna yang digunakan selaras. Seluruh brand sponsor berwarna putih sehingga memberi kesan relatif rapi (terlepas faktor ukuran) ditambah pilihan warna coklat emas di nomor pemain (jelas ini memberi rasa bangga secara personal bagi pemain).
PSM Makassar
Simpel tanpa banyak hiasan. Itu yang tersaji di jersey PSM musim ini. Total warna merah kecuali lengan yang putih disertai logo klub warna asli dan seluruh sponsor dan nomor+nama pemain warna putih, semua paduan ini menjadikan jersey PSM tampil simpel. Bahkan layak disebut mminimalis karena bentuk leher yang bulat tanpa aksen apapun. Apakah ini pertanda ada sinyal keungan dari Juku Eja? Di luar indikasi itu, saya suka dengan desain ini karena "merah bangettt".
Persipura Jayapura
Masih awet dengan desain tiga garis merah dan dua garis hitam yang mengisi jersey secara vertikal. Walau sudah berkali-kali memakai kombinasi ini, namun entah mengapa masih enak dilihat. Daya tarik di jersey Persipura musim adalah motif khas Papua. Selain itu hampir tidak banyak berubah. Sedikit informasi bahwa yang paling mencolok dari jersey Persipura di musim ini dan musim-musim sebelumnya adalah deretan bintang warna emas dengan latar belakang hitam. Kontras sekali dan sangat menonjol bukan? Entah sengaja atau tidak, namun ini menggambarkan bagaimana dominasi Persipura di Indonesia.
Persiram Raja Ampat
Tidak terlalu banyak bermain aksen, bahkan yang menjadi daya tarik jersey ini adalah lingkaran leher warna kuning yang jelas kontras dibandingkan motif vertikal biru dan hitam. Di luar itu, sulit menemukan apa yang menjadi daya tarik jersey ini. Beruntung keberadaan sponsor menjadikan jersey ini tidak terlalu sepi.
Gresik United
Komposisi kaos didominasi warna kuning menjadi nilai utama musim ini dengan celana biru. Yang menjadi keunikan adalah aksen warna biru pada kaos berupa bentuk kerah, tepi lengan, dan gradasi benbentuk tiga kotak vertikal. Saat ini Gresik United belum memiliki sponsor di jersey-nya, namun tata letak jersey ini tidak terkesan sepi. Kenapa? Logo Gresik United ditempat di tengah agak turun sedikit, bukan sebelah kiri sebagaimana lazimnya klub yang lain. Hasilnya komposisi yang rapi tidak menjadikan ruang kosong di jersey melompong begitu saja.
Persebaya Surabaya
Sangat hijau, baik kaos maupun celananya. Hanya ada dua bagian yang memakai warna putih, yaitu kerah serta brand sponsor. Jika diperhatikan, warna hijau di jersey kali ini adalah gradasi dari berbagai pilihan warna hijau secara vertikal. Tata letak ornamen seperti logo, sponsor, dan juga nomor pemain di bagian muka sangat rapi.
Mitra Kukar Kertanegara
Racikan warna kuning yang berbeda muncul pada musim ini. Jika di sekitar 3 musim belakangan warna yang dipakai adalah kuning kecoklattuaan, maka kuning di musim ini adalah kuning kecoklatmudaan. Perbedaan yang mendasar lainnya adalah dua bentuk V di bagian muka yang ukurannya lumayan lebar. Menarik memang jersey ini karena di beberapa bagian ada sentuhan garis merah yang mempermanis tampilan. Keberadaan tiga sponsor kakap di bagian perut juga disajikan dengan ukuran yang pas sehingga tidak beradu bagian dengan kombinasi warna kuning-hitam di jersey musim ini.
Sriwijaya FC
Tim paling bombastis dalam urusan transfer ini bahkan mencatatkan diri sebagai tim yang terhitung sangat awal meluncurkan jersey-nya. Warna kuning yang khas dipadu motif khas songket palembang di bagian atas. Paduan yang tentu manis sekaligus menjadi daya tarik. Walau demikian, pemilihan model kerah agaknya samar maksud dan bentuknya. Secara keseluruhan, jersey musim ini menawarkan tata letak yang sangat jarang dipergunakan di Indonesia.
Persija Jakarta
Belakangan warna oranye khas Persija digugat oleh sejarah bahwa seharusnya Persija itu merah. Apakah hal ini yang melandasi pemilihan warna oranye yang cenderung tua memerah? Mungkin saja hehee. Di musim ini model kerah putih yang berukuran lebar menjadi ciri khas utama Persija. Model kerah yang memang sedang menjadi tren jersey klub-klub di Eropa. Jika diperhatikan baik-baik ada sebuah objek tepat di atas logo persija yaitu lingkaran berisi merah-putih khas bendera Indonesia.
Bali United Pusam
Sederhana dengan dominasi merah pada home dan putih pada away. Yang agak disayangkan sebenarnya adalah ketiadaan motif kotak putih-hitam-kelabu khas Bali, bahkan tidak ada aksen khusus di luar warna utama. Hal ini menyebabkan identitas khas warna utama tersebut sulit dikenali mengingat banyak klub lain yang juga memakai warna tersebut. Namun yang menjadi pemanis jersey ini adalah bentuk kerah yang elegan. Secara umum, jersey Bali United rapi dan sederhana.
Perseru Serui
Musim ini perseru mmemainkan dua hal baru pada jersey home-nya, yaitu gradasi halus diantara warna hitam dan oranye serta tepi lengan warna putih dan hitam. Keduanya enak dipandang dan tidak merusak komposisi secara keseluruhan. Bagaimana dengan away? ornamen khas papua warna oranye berukuran besar dan asimetris ini menjadi daya tarik yang sangat mengundang perhatian.
Persiba Balikpapan
Jersey paling kaya warna di musim ini. Bagaimana tidak? Komposisi yang asimetris ditambahkan pilihan warna yang kontras, yaitu biru-kuning-hitam di home serta merah-putih-hitam di away. Dua sponsor berukuran lebar pun membuat jersey ini sangat ramai. Jangan lupakan pula watermark beruang khas Persiba di bagian muka yang gahar.
Semen Padang
Sebagai tim kebanggaan masyarakat Minang dan Sumbar, warna merah-kuning-hitam jelas menjadi opsi di jersey Semen Padang. Hanya saja musim ini warna merah ditemani hitam setelah beberapa musim terakhir diisi oleh merah dibalut aksen kuning. Pilihan asimetris dimana hitam berada di bahu dan dada kiri jelas menarik karena masih jarang ada klub Indonesia memakai konsep asimetris. Walau demikian, daya tarik ini tidak sepenuhnya bisa menutupi hilangnya warna kuning yang menyebabkan efek ceria agak menurun dan berganti efek soliditas dan kekuatan.
Pusamania Borneo FC
Dibandingkan sesama klub bermotif duo-warna vertikal, jersey milik Pusamania merupakan yang paling kreatif. Garis-garis tipis merah pada blok oranye menjadi sentuhan yang sederhana namun sudah memuaskan dari sisi visual. Tapi ada yang lebih menarik lagi ternyata, yaitu watermark motif khas Borneo di area tengah jersey ini. Kekurangan jersey ini sebenarnya hanya satu, yaitu agak mirip dengan klub asal Turki, selain itu it's OK.
Pelita Bandung Raya
Kontras selaras. Dua kata itu patut disematkan kepada jersey PBR musim ini. Biru dongker, putih, dan merah merupakan warna yang jelas kontras, namun ketiganya saling mengisi sehingga jersey PBR musim ini nyaman dilihat. Dominasi warna putih dilengkapi garis tipis vertikal biru dongker serta kerah total biru dongker. Untuk celana warna merah menjadi pilihan yang tepat. Secara tidak langsung, komposisi ini mengajak kita mengoleksi celananya juga, tidak hanya kaosnya.
Persela Lamongan
Tidak berbeda dengan jersey musim lalu. Bahkan aksen biru dongker pada kerah dan bahu sangat mirip dengan musim lalu. Rasanya perlu ada inovasi di bagian muka karena masih terkesan kering, atau mungkin karena belum ada brand yang dicantumkan di sini. Pilihan warna biru muda masih asyik dilihat, apalagi aksen biru dongker di bagian samping perut.
Dari kedelapan belas jersey tersebut, lima besar jersey terbaik menurut saya adalah
- Pusamania Borneo FC dengan Salvo
- Mitra Kukar Kertanegara dengan Joma
- Persebaya Surabaya dengan Mitre
- Sriwijaya FC dengan Joma
- Pelita Bandung Raya dengan MBB
Ini Persekat dari Tegal
Ini cerita tentang klub sepak bola dari asal daerah saya, Tegal. Klub ini bernama Persatuan Sepak Bola Kabupaten Tegal atau Persekat. Kenapa harus ada 'kabupaten"? Karena ada juga Persegal milil Kota Tegal.
Dengan jersey khas merah, saat ini sedang berjuang di Liga Nusantara wilayah Jawa Tengah. Di kompetiai ini, boleh klub memakai dana APBD, tapi tahun ini tidak ada aliran bantuan sama sekali.
Antara Pengembang Platform dan Pemakai Platfotm
Bicara e-commerce memang mengasyikkan. Ada tantangan yang besar di situ, yaitu ketidakpastian. Bisa jadi di satu waktu omset melebihi gaji orang kantoran, tapi di saat kemudian tidak ada pemasukan sama sekali. Dan dari sisi dunia TI, dosen e-business Pak Yudho GS menjelaskan dua pilihan bagi pemain e-business. Tentunya ada keunggulan bagi keduanya dari sisi model bisnis serta tak lupa kelemahannya.
Pertama adalah pengembang platform
Contohnya, bisnis macam OLX, Lazada, Bhineka, dll. Keuntungannya adalah tampil sebagai hub yang berperan strategis. Konsep hub ini dalam istilah e-business dikenal dengan "intermediation". Laba dapat diperoleh dari biaya akun, persentase transaksi, hingga banner iklan. Keuntungan jelas terletak pada status sebagai pemilik lapak. Para pedagang dan pembeli mau tidak mau harus patuh pada ketentuan pemilik lapak. Selain keberhasilan transaksi yang terjadi akan mengangkat citra si pemilik lapak. Pemilik lapak juga "hanya" fokus pada bagaimana lapak terlihat menarik, konten sesuai kebutuhan masyarakat, mudah diakses. Urusan barang laku atau tidak, itu jadi PR pedagang.
Tapi ada pula kelemahannya di model bisnis ini. Dia harus memahami konsep-konsep teknis di sisi TI dan bisnis, apa itu bounce rate, apa itu search navigation, security test, dll. Selain itu, kadang perlu melakukan white spy juga, maksudnya adalah ikut sebagai user di lapak platform lain, bukan untuk menyadap informasi, tapi memahami perilaku pengguna, trend bisnis, keunggulan kompetitor, layanan CRM, hingga sisi-sisi positif yang bisa diterapkan, tentunya bukan memplagiat. Selain itu, transaksi yang kurang/tidak memuaskan, bahkan merugikan, akan berdampak besarada kepercayaan masyarakat pada lapak/platform tersebut.
Kedua adalah pemakai platform
Pernah melihat orang jualan di social media? Atau mungkin pengguna Kaskus, Lazada, dll, yang menjajakkan produknya? Nah inilah yang dimaksud dari bisnis model yang kedua ini. Statusnya di dalam platform adalah pedagang murni, terlepas barang yang dijual miliknya ataukah hanya broker. Keuntungan finansial alias laba diperoleh murni dari transaksi yang dilakukannya. Pengeluaran, selain operasional jual beli, terletak pada bagaimana dia memanfaatkan platform yang dipergunakan. Ada platform yang "menjual" halaman depannya, ada juga yang mewajibkan persentase di tiap transaksi. Itu "fair" selama ada pernyataan kesepahaman dan persetujuan atas aturan main ini. Nah biaya-biaya yang macam ini diperhitungkan secara matang karena me7njadi bagian dari investasi.
Secara teknis apa keuntungan dari model kedua ini? Penjual dapat bermain di berbagai lapak dengan strategi penjualan sesuai lapak masing-masing. Bagaimana dengan urusan detail TI? Misalnya hosting, bandwidth, traffic, dll. Ini jadi tanggung jawab penyedia lapak. Artinya penjual sangat fokus pada bagaimana dagangan laku dan reputasi positif. Kelemahannya? Bagaimana penjual berdagang sangat dipengaruhi kualitas lapaknya.
Nah itu "secuil"perbandingan antara pemilik platform/lapak dengan pengguna lapak/platform. Mana yang lebih baik? Tentukan sesuai kemauan dan kemampuanmu Kawan ;)
Niji by TLC
Don’t go away stay here with me
I swear you’ll never want to leave
I know it’s hard to trust someone
Sometimes it’s easier to run
I know you’ve been hurt, lied to
I know what you’ve been through
Cause I’ve been there too
And together, together we can make it through
I’ll take you where the rainbow ends
I’ll show you where the love begins
We’ll watch the colors wash away
Into a brand new day
I know you’ll understand
And if you take my hand
The love begins…come with me
Where the rainbow ends
Let’s fly away
Just you and me
We’ll find out where tomorrow leads
Don’t be afraid to trust your heart
Don’t stop this love before it starts
I know you’ve been hurt, lied to
I know what you’ve been through
Cause I’ve been there too
And together, together we can make it through
I’ll take you where the rainbow ends
I’ll show you where the love begins
We’ll watch the colors wash away
Into a brand new day
I know you’ll understand
And if you take my hand
The love begins…come with me
Where the rainbow ends
Where the rainbow ends
Baby come with me to the rainbow’s end
Where the rainbow ends
I’ll take you where the rainbow ends
I’ll show you where the love begins
We’ll watch the colors wash away
Into a brand new day
I know you’ll understand
And if you take my hand
The love begins…come with me
Where the rainbow ends
The love begins…come with me
Where the rainbow ends
Memapah Diri tanpa Laptop
Mahasiswa MTI dengan tugas bejibun, sedang UTS, dan progress tesis 0 besar...
Menyambung hidup dengan cara membuat coding-an...
Menjalin kreativitas di beberapa organisasi lewat ketrampilan (agak pas-pasan) di sisi social media dan desain publikasi.
Well, tiga alasan yang cukup membuat saya terkapar tak berdaya
Agaknya saya terlalu kecanduan laptop
Agaknya aktivitas saya terlalu dimanjakan laptop
Dan yang paling utama, saya tidak punya BCP alias business continuity plan alias skenario jika ada permasalahan terjadi dengan laptop saya (ciee yang mau UTS ManRisk nanti Jumat ciee)
Alhasil minta tolong pinjam ke kamar sebelah, numpang makai PC di kampus MTI, hingga memanfaatkan perlaatan ini itu sebagai pengganti laptop.
Jelas ada sinyal yang Allah kirimkan dalam cobaan ini
ISL 2015, eh QNB League 2015?
Kejutan yang tidak disangka, bahkan tidak terendus rencana ini sebelumnya. Ya, ISL 2015 akan menyandang nama baru, yaitu QNB League. QNB? Apa ini? Apakah sebuah eprusahaan (kembali mensponsori Liga Indonesia/ISL?
QNB atau Qatar National Bank merupakan salah satu perusahaan perbankan raksasa asal Qatar. Kalau dari singkatannya yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, artinya Bank Nasional Qatar, hmm, serupa dengan BNI agaknya. Perusahaan ini terhitung raksasa karena terlibat pula dalam kepemilikan klub Prancis, Paris Saint Germain. Dari sisi sejarah jelas bukan hal baru sebuah perusahaan mensponsori Liga Indonesia, bahkan emngakuisisi nama liga. Setelah Dunhill dan Kansas tampil sebagai penyandang dana utama kompetisi, dilanjutkan dengan BUMN terkemuka dan naik daun saat itu, yaitu Bank Mandiri, dan terakhir adalah Djarum yang menjadi "partner" liga selama kurun waktu sekitar 5 musim.
Terjadinya QNB League ini sendiri cukup unik. Dari sisi perusahaan, jelas QNB bukanlah nama yang mentereng dan populer di masyarakat. Tidak akan ada terjadi "googling" besar-besaran mencari tahu siapa QNB jika yang menjadi sponsor adalah BCA, Bank Mandiri (lagi), CIMB, atau bahkan BRI. Kenapa? Nama-nama tadi sudah terlalu familiar. Jelas ada unsur upaya promosi jangka panjang di balik kesediaan QNB mensponsori Liga Indonesia/ISL. Ingat juga nama Bank Mandiri yang melejit justru saat mensponsori Liga Indonesia VI s.d. IX alias kurun waktu 2000 s.d. 2004 (cmiiw). Bank Mandiri sebelum tahun 2000 agaknya senasib tingkat popularitasnya dengan QNB saat ini.
Dari sisi iklim ISL, tentu hal yang sangat mengejutkan. Liga yang tertunda sebulan karena "riak" yang coba digali oleh BOPI, kemudian skandal pengaturan skor yang amsih membayangi, kasus finansial yang rutin melanda, lebih mendominasi berita sepak bola Indonesia. bahkan hampir dua pekan ini, nama Arema dan Persebaya merajai headline akrena tidak direkomendasikan oleh BOPI. Nyatanya, sponsor sekakap QNB malah merapat. Ataukah jangan-jangan keengganan PTLI menunda lagi liga karena deal yang terlanjur terjadi dengan QNB?
Semoga by KLa Project
Merenungkanmu kini, menggugah haruku
Berbagai kenangan berganti, masa yang t'lah lalu
Sebenarnya ku ingin menggali hasrat untuk kembali...
Melukiskanmu lagi, di dalam benakku
Perlahan terbayang pasti garis wajahmu
Kehangatan cinta kasih dapat kubaca jelas di situ...
reff:
Adakah waktu mendewasakan kita
Kuharap masih ada hati bicara
Mungkinkah saja terurai satu persatu
Pertikaian yang dulu, bagai pintaku...
Semoga...
Lihatlah ku di sini, memendam rindu
Setiap ku berseru, yang kusebut hanya namamu...
reff:
Adakah waktu mendewasakan kita
Kuharap masih ada hati bicara
Mungkinkah saja terurai satu persatu
Pertikaian yang dulu, bagai pintaku...
Sebenarnya kuingin menggali hasrat kembali
Kuharap agar kau mengerti...
Semoga
Recharging Ukhuwah, Recharging Spirit
Bahkan alah arti kualitas individu bila komposisi yang dibangun tawar tiada ukhuwah. Hal itu berlaku pula di Himmpas UI, organisasi yang masih belia, bahkan di lingkungan mahasiswa pascasarjana.
Ya... jika biasanya ada sekat antarbidang , maka di sini kita longgarkan batas itu. Kita bercengkrama adem dengan sebisa mungkin melepas atribut proker ini-itu. Eh tapi sempat terceplos juga sih. Hehee..
Ya... semangat ibarat obor, diterpa angin dan hujan akan redup.erlu bahan bakar untuk menjaga nyalanya. Dan sumber energi bagi semangatnya Himmpas UI ya tentu semangat tiap personel di dalamnya.
Baiknya tentang Rembulan
Melingkar penuh guratan kilau
Di pelupuk langitku malam dia terbit
Oh itukah hikayat itu
Tentang sebayang ragu
Rapuh mencerna hilangnya rasi bintang
Nada... sumbang raib maknanya
Petikan.... balada tiada daya rasa
Isyaratkan lagu tentang rembulan
Bukankah buih di pinggir kelopak mata
Rajutan asa sajak yang kupenakan
Oh itukah elegi itu
Tentang gugam mengalun
Tiada luka ditampak selain terpuruk
D tepi sayup berbisik rayuan
Lekaskan angan ini
Bangunlah dari jelaga mimpi
Lepaslah tautan nama lain rembulan