Menakar Siapa 4-Besar UCL 2014/2015

Di hari Rabu (22/4) dan Kamis (23/4) ini akan ada empat klub Eropa yang tersenyum simpul riang karena lolos ke semifinal UCL musim 2014/2015. Laga perempat final musim ini menyuguhkan empat laga dengan delapan klub terbaik di pentas UCL. Ada empat faktor yang menjadi sorotan dalam menakar siapa yang lebih berpeluang melaju ke 4-besar. Faktor pertama adalah hasi laga pertama yang secara statistik bisa memberi gambaran siapa yang saat ini sedang tertekan, siapa yang saat ini lebih rileks. Faktor kedua adalah gangguan kompetisi domestik, tentu menarik menyaksikan ambisi merengkuh trofi domestik di samping masih tergiur trofi UCL. Ketiga adalah tren yang sedang melanda klub belakangan ini. Dan keempat adalah identitas klub sebagai faktor yang mungkin kurang berlaku masif saat leg kedua, tapi faktor ini kerap menjadi bukti siapa yang lebih punya kematangan di saat penuh tekanan saat ini

FC Barcelona vs Paris Saint Germain (agregat sementara 3-1)Defisit minimal tiga gol harus ditanggung PSG. Jelas tantangan yang sulit mengingat kita perlu membuka buku sejarah untuk mengingat-ingat klub mana yang terakhir kali mampu mendobrak jala Barca tiga kali di Camp Nou. Belum lagi tren positif Barca yang belakangan sedang on fire. Faktor eksternal berupa gangguan kompetisi domestik sebenarnya lebih memihak Barca. Barca unggul dua poin atas Real Madrid di La Liga plus menanti final melawan Atletico Bilbao di Copa del Rey. PSG? Masih berjuang mengejar Olimpique Lyonnais yang bangkit dari kubur dan belum pasti melenggang ke final Coupe de France. Keunggulan sebelum kick off masih memihak Barcelona.

FC Bayern Muenchen vs FC Porto (agregat 1-3)Tertinggal dengan skor yang sama dengan PSG, namun Muenchen relatif lebih enteng karena laga kedua dihelat di Olympia Stadium sehingga cukup mengejar dua gol, kecuali Porto tiba-tiba menambah surplus goal. Muenchen sendiri di musim ini dan dua musim sebelumnya kerap mengakhiri laga di kandang sendiri dengan skor telak di atas dua gol, termasuk saat menjamu Shakhtar Donekts. Namun faktor dinginnya bangku cadangan Muenchen jelas kabar buruk. Bayangkan PR awal musim berupa hantu panasnya bangku cadangan karena terlalu dijejali bintang justru berbanding terbalik dengna kondisi saat ini yang dilanda badai cedera. Muenchen hanya punya alternatif sedikit untuk merotasi pemain. Tapi jangan lupa bahwa Muenchen sudah tidak terlalu pusing dengna predikat penguasa Bundesliga. Mereka sudah hampir pasti merengkuhnya. Tinggal sekarang bagaimana fokus mengantisipasi FC Porto yang lebih di atas angin. Keunggulan sebelum kick off lebih memihak Porto, tinggal siapa yang lebih dulu mencetak gol. Jika itu Muenchen bisa dipastikan gelontoran gol akan menyusul. Jika Porto? Well, Selamat Porto.

AS Monaco FC vs Juventus FC (agregat 0-1)Tabungan memang hanya satu gol, namun sudah cukup kuat untuk menyebut Juventus lebih diuntungkan, setidaknya hingga menit pertama. Konsentrasi Juventus saat ini lebih ke UCL. Serie A,? Tinggal menunggu akhir musim dimana terlalu jauh untuk dikejar AS Roma dan SS Lazio. Copa Italia? Juventus masih punya waktu yang panjang untuk menantikan final melawan SS Lazio. AS Monaco justru sedang terhimpit di peringkat 3 dimana persaingan juara Ligue-1 sudah mengerucut antara Lyon dan PSG. Tren positif Juventus yang tengah positif, kecuali laga kejutan melawan AC Parma, menjadikan Juventus lebih bisa tampil rileks. Namun selisih satu gol sudah jadi rambu-rambu keras bagi Monaco untuk membalikkan keadaan. Singkat kata, Juventus memang lebih unggul, tapi Monaco masih membuka peluang lebar.

Real Madrid CF vs Atletico de Madrid (agregat 0-0)OK, kota Madrid sudah pasti punya satu wakil di semifinal UCL. Skor kaca mata menjadikan ini adalah laga yang palign menarik untuk ditonton. Laga individu antara kedua tim di beberapa musim terakhir relatif seimbang. Jangan lupa  bahwa sepanjang tahun 2014, pemerintah Kota Madrid harus mengeluarkan 6 izin pawai juara di kota tersebut, empat untuk Real dan dua untuk Atletico. Artinya dari sisi trofi ini adalah laga yang paling punya koleksi trofi terbanyak jika menilik tahun lalu (Barca vs PSG hanya 3 trofi, Muenchen vs  Porto 3 trofi, Monaco vs Juventus 2 trofi). Real Madrid boleh jumawa dengan skor akhir 4-1 di final UCL tahun lalu. Tapi empat jari juga akan diacungkan suporter Atletico Madrid mengacu ke kemenangan 4-0 di awal 2015 ini. Menilik performa belakangan pun keduanya relatif stabil, walau Atletico terlihat sudah pasrah "kembali ke habitat sebagai orang ketiga" dan Madrid kembali menjadi bermain kucing-kucingan dengan Barca. Fokus jelas dimiliki Atletico, tapi status juara bertahan dan tuan rumah terlalu silau untuk diabaikan. Singkat kata, ini adalah laga yang paling seimbang untuk ditonton.

No Response to "Menakar Siapa 4-Besar UCL 2014/2015"