Dosen itu profesi yang mulia, karena mengamalkan ilmunya. Namun patut dipahami bahwa profesi dimanapun di dunia ini mempertimbangkan jenjang karir serta kecukupan penghasilan. Dua hal ini yang pada akhirnya menjadi filter jadi tidak seseorang "ngedosen". Tidak seperti praktisi macam programmer, konsultan, dll, rekrutmen dosen jarang dijumpai di tengah semester berlangsung. Eksistensi lowongan dosen jamak ditemui pada kisaran Mei s.d. Agustus dan November s.d. Januari. Alasannya sederhana, di Mei dan November manajemen kampus mulai memperkirakan kebutuhan SDM semester mendatang dan bulan September dan Februari perkuliahan sudah dimulai. Itu dari sisi slot waktu lowongannya.
Dari sisi betapa tingginya karir yang musti ditempuh itu juga lumayan berat. Jika si PNS ada golongan IIIb, IVa, dst, nah di dinia akademik juga ad jenjang asisten lektor, lektor, dst. Belum lagi mengupas status dosen luar biasa vs dosen tetap, itu menarik untuk diuraikan. Hehee
Dan terakhir dari sisi penghasilan. Barangkali untuk aspek satu ini merupakan faktor yang turut andil terhadap konsistensi niat seseorang menjadi dosen. Penghasilan DLB yang dihitung sejumlah jam mengajar, sedangkan DT ada hitungan tersendiri. Konon selisih yang cukup jauh menjadikan DLB harus punya sumber penghasilan lain jika ingin survive dibandingkan DT. Karena itu, jika memang niatnya ngedosen di suatu kampusbyang diinginkan maka langsung saja melakoni rekrutmen DT. Namun jika bukan kampus yang akan dijadikan destinasi akhir maka pertimbangkan masak-masak akan jadi DLB atau beralih ke profesi lain sementara.
Well.... Semua pada akhirnya dikembalikan pada bagaimana tuntunan Allah SWT kita isi dengan prasangka baik.
No Response to "Ada Realitas Tersendiri tentang Dosen"
Posting Komentar