Well, sebetulnya saya gagal nonton langsung konsernya karena memang tidak ada anggaran hehee dan kebetulan gagal juga streaming karena koneksi internet yang kurang mendukung. Walau demikian, beruntung saya bisa menyaksikan via YouTube keesokan paginya. Konser yang spesial karena momen 22 tahun jelas angka yang menunjukkan betapa band satu ini sudah patut dikategorikan legenda.
Konser kali dapat disebut sebagai kolaborasi dan interaksi antara GIGI dengan sejumlah musisi seperti Once, RAN, Raisa, Dewi Gita, dll. Beberapa karya mereka masing-masing dipermak dan "dijahit" dengan berbagai hits ternama GIGI. Ide yang jarang digaungkan oleh musisi tanah air yang lebih akrab dengan model full-cover. Hasilnya relatif ciamik di beberapa nomor, seperti Akhirnya yang dikontribusikan Once dan Cinta Terakhir yang dibongkar oleh Barasuara. Namun ada pula beberapa paduan yang kurang sreg. Cara bermusik GIGI memang menyulitkan musisi lain membongkar-pasang dengan versi berbeda. Warna suara Armand dibalut distorsi lembut Budjana dan ritmik renyah Thomas dan Hendy memang memiliki corak yang rapat.
Ekspektasi saya sempat membumbung tatkala trio drummer Ronald, Budhy, dan Hendy beradu tabuhan drum dan perkusi. Namun tatkala seluruh alumnus GIGI dan personel sekarang berkolaborasi, saya kurang puas dengan sajian kali ini. Masih dengan lagu lama Janji dan Nirwana, cara Armand mempersilakan para alumnus GIGI ber-solo-action nyaris mirip dengan konser 17 tahun sebelumnya. Andai boleh usul, mungkin bisa digusung model kolaborasi satu per satu alumnus GIGI di beberapa nomor, atau menyuguhkan lagu lama dengan formasi persis di versi aslinya. Overall, konser ini berjalan manis dan menorehkan titi
No Response to "#22thGIGI"
Posting Komentar