Sepakbola Indonesia masih kecanduan turnamen dalam wujud terbarunya, Piala Bhayangkara 2016. Si penggelar hajat, yaitu Kepolisian Republik Indonesia (Polri) agaknya tergiur dengan kisah TNI yang sukses menghelat Sudirman Cup plus meloloskan PS TNI, kkyb bentukan mereka ke 8 besar. Turnamen satu ini relatif sepi dari gembar gembor media lantaran jumlah peserta yang relatif sedikit. Tapi di balik jumlah peserta yang sedikit, para klub yang berlaga ternyata didominasi juara berbagai kompetisi. Simak nama besar Persipura, Sriwijaya FC, Arema Cronus, plus Persib sebagai mantan jawara ISL dipadu Mitra Kukar (juara Piala Sudirman) dan Pusamania Borneo (juara Piala Gubernur Kaltim). Sebagai catatan Arema adalah juara Bali Island Cup, sedangkan Persib juara Piala Presiden. Tengok pula dua institusi negara yang didelegasikan via PS TNI dan PS Polri. Hanya secara sedikit kritik mengenai konsep "best of the best" ini sebetulnya akan lebih konsisten jika para peserta tersebut dihadapkan dengan PSMS (juara Piala Kemerdekaan) dan Semen Padang (juara IPL 2012 saat diakui legal oleh PSSI). Namun biarlah Persija dan Bali United tetap melangkah karena mereka juga komitmen yang terjaga bagi sepakbola Indonesia.
Kejutan keras sudah mewarnai hari-hari awal turnamen ini. Persib dipaksa mereguk hasil imbang oleh Mitra Kukar plus Persija ditekuk 0-3 oleh PS Polri. Sriwijaya FC sejauh ini berada di pacuan terdepan setelah sukses balas dendam pada Pusamania. Tentu masih banyak suguhan laga penuh drama yang "rencana"-nya berfungsi sebagai persiapan menuju ISC (Indonesia Soccer Competition) 2016. Sebagai fans Sriwijaya FC, tentu saya menjagokan tim satu ini. Apalagi SFC sedang gersang gelar walau sudah berinvestasi banyak dalam wujud kontrak penuh gerlap para bintang di beberapa turnamen sebelumnya. SFC patut menjadikan Piala Bhayangkara sebagai ajang "berbuka puasa".
Terakhir, saya masih menyimpan harapan bahwa Piala Bhayangkara ini memberi kontribusi yang unik. Maksud unik di sini tentu bukan sekedar menggelar hajatan turnamen tanpa ada jejak ke depannya. Sebagai gambaran, ide partisipasi tim PON Kaltim dan semifinal model trofeo adalah gagasan yang cerdas di Piala Gubernur Kaltim. Begitu pula kewajiban adu penalti jika hasil seri di Sudirman Cup lalu. Bagaimana dengan Piala Bhayangkara? Ide bagus berupa kewajiban menurunkan pemain usia muda bagus, semoga bisa diikuti oleh inisiasi-inisiasi lainnya.
No Response to "Ada lagi nih Piala Bhayangkara 2016"
Posting Komentar