Kelima kota tersebut punya kesamaan, yaitu diguncang bom sebagai bentuk teror kepada masyarakat sipil dalam kurun waktu 5 bulan. Praktis hanya bom Jakarta, tepatnya kawasan Sarinah, yang menorehkan korban jiwa dalam skala satuan. Empat kota lainnya bersi bah darah. Belasungkawa mendalam kepada seluruh kota tersebut. Kita tidak perlu sibuk melontarkan kritik tajam terhadap media massa internasional yang terlalu mengumbar insiden bom di Paris dan Paris, namun miskin publikasi atas musibah di Jakarta, Ankara, dan Lahore. Begitu pula sepinya ungkapan bela sungkawa dari berbagai pemimpin dunia (negara-negara besar) atas duka di 3 kota tadi.
Tidak Perlu Cengeng atas Perhatian Manusia
Jangan mau jadi muslim yang cengeng dan mengemis perhatian manusia. Kita bisa kok bangkit dengan bantuan allah, dengan keikhlasan hati, dengan ikhtiar kuat, dengan ataupun tanpa iba orang lain. Jangan mau menghabiskan waktu merengek ketidakadilan jika itu hanya menghabiskan waktu kita. Jangan mau menghabiskan waktu mwngkritik sikap vokal "berat sebelah" negara tertentu jika malah menggiring kita apatis atas musibah yang melanda umat agama lain. Jangan mau dipecah-belah dan dikuasai prasangka buruk. Jangan bertindak sok peduli jika tidak mampu berkontribusi dalam doa dan andil membantu sesama manusia.
No Response to "Paris, Jakarta, Ankara, Brussel, lalu Lahore"
Posting Komentar