Hampir 8 tahun yang lalu, sebuah event spesial berlangsung di sekitar ratus kilometer sebelah Timur. Event spesial yang menorehkan sejarah spesial. Tahun 2007 merupakan saat dimana film Kamen Rider Kabuto mencapai tingkatan tertingginya, maka begitulah kami mencapai tingkatan "Hyper" alias Laksana. Perjuangan yang tidak mudah, tidak ada ceritanya masuk ruangan mengerjakan soal yang kemudian diseleksi berdasarkan kuota tertentu. Yang ada hanyalah seleksi alam, berbagai tantangna pada akhirnya menyisakan 19 akademia yang tersisa hingga akhir rentetan pencarian (bukan) mengumpulkan pokemon ini. Namun hal yang paling saya suka dalam keluarga ini adalah, tidak pernah pergaulan dan kekompakan kami idbatasi antara yang Hyper dengan yang tidak.
Road to Laksana day dimulai dengan hari pantangan
Berbeda dengan hari pantangan Bantara yang kerap diasosiasikan dengan Hari Karung Nasional, untuk Road to Laksana, no karung, no cepak, tapi tuntutan inisiatif dan kedisiplinan makin menanjak. Pengisian SKU pun tidak lagi ecek-ecek karena standarnya jelas ditingkatkan. Uji SKU sendiri menjadi salah satu dari tiga hal yang secara bersamaan harus saya lakoni di pekan tersebut, dua lainnya ialah persiapan administrasi meliputi perizinan, logistik dll plus persiapan karya tulis untuk TKPP GSKB V, so, kolaborasi dengan kawan-kawan yang lain jadi pemulus bisa terlewatinya tiga tantangan itu. Oh ya, faktor kelas XI.IA3 turut menyumbang alasan bulat tekat saya ikut dalam Laksana ini, yapz, PDA periode itu memang didominasi kelas ini (dari 18, 10 diantaranya berstatus penghuni XI.IA.3/DNA).
Kecerdikan, bukan kelicikan, sudah berserakan di hari pertama hari pantangan. Gerommbolan kelas DNA langsung mengincar seorang kakak kelas (sebut saja) Galvano, untuk meminta uji SKU poin olah raga dengan cara yang agak koplak, dua orang mendatangi dan memancingnya keluar kelas seolah yang mau minta uji hanya 2 orang itu. Ketika beliau keluar kelas alias masuk "perangkap", OK langsunglah serempak semua calon Laksana dari DNA mengepungnya tanpa banyak perlawanan. Tugas keliling lapangan ditanggapi tanpa banyak tawar. Sambil keliling lapangan, kami memanggil-manggil calon laksana lainnya yang sedang mengumbruskan diri di PlasmaSel/IA5 dan IA6/lupanamanya. Eh, langsung mereka ikut "mengagregasi" si kakak kelas itu. Bahkan kelas lainnya seperti IS2, IA4, dan IA1 pun spontan nimbrung. Masih ada waktu sebelum wali kelas masuk, beberapa diantara kami menyempatkan diri memenuhi undangan beberes perpus dari bu Narni (tenang, saat itu saya tidak ada tagihan karya tulis sehingga aman saat berpapasan dengan beliau). Di tengah suasana beberes yang penuh canda, saya harus menepi ke pinggir selokan karena muntah-mmuntah, wohhh, kayaknya my badan not sehat :p #bukankorbanvi*ki*ni*sasi
Sempat tumbang di awal uji SKU, tidak berarti semangat kendur. Naluri sebagai kerani membuat poin yang harus beres adalah keadministrasian dimana Mba Permata jadi pengujinya. Siang hingga Rabu lusanya, saya berhasil menjadi top scorer pengumpul pokemon, eh salah, maksudnya poin SKU dengan 19 poin. Beberapa menorehkan keble'ean yang benar-benar menguras tawa. Ada mba Faidza yanng cuma bisa geleng-geleng karena diroyok juga di dua uji SKU dimana semua calon peserta laksana tampil menjadi tim koor yang memainkan lagu nasional dan daerah. OK, who know who's the conductor? He's incredible one, the most awful voice one has placed as conductor so that we could be free from his damaged voice :p licik benar nih strategi. Uji yang tak kalah mengundang keheranan juga ada, yaitu poin keaktifan dalam agenda pramuka. Berbagai hafalan tanggal-tanggal tiap acara ternyata tidak ada gunanya, si penguji, sebut saja Mr. uknowwho langsung tanda tangan persis setelah dia melirik kolom nama di bagian identitas pemilik SKU.
Dan barat traffic lalu lintas yang melonjak tajam saat mudik, maka seperti itulah rating pembayaran uang kas ambalan saat uji SKU. Kepada juru uang, syaa ucapkan, "OK, kalian menang, selamat, kalian berhasil mengalahkann saya yang kerap mangkir bayar uang kas :p"
Sebenarnya di hari pantangan tersebut, ada banyak pelanggaran yang terjadi, entah berapa jumlahnya tapi secara de facto, saya bukan lagi top scorer pelanggaran selama hari pantangan hari Senin hingga Rabu. Tapi nih tapi, entah konspirasi apa yang mereka buat yang kok saya nggak tahu ya? Jadi pas rekap sanksi pelanggaran di hari Rabu, saya ngaku 3 kali pelanggaran sehingga mendapat kado "pushup" 3x15. Itu saya ngaku jumlah tersebut karena baris di kanan depan sehingga ditanya paling pertama. Awalnya saya tidak terlalu peduli dengan jumlah yang saya peroleh, saya sendiri merasa gimana gitu mbayangin yang lainnya bakal ngaku jumlah pelanggaran lima, tujuh, atau jangna-jangan ada yang sepuluh. Oppppsss, saya kena kibul, mereka rata-rata hanya mengaku jumlah kesalahan satu atau dua. Wuasyemmm, ko saya jadi top skorer lagi nih? Pengin saya kamehame satu per satu nih anak seangkatan T_T
Untuk SKU sendiri saya memutuskan untuk rehat sejenak karena agak aman dengna jumlah 19 belas sedangkan yang lainnya masih di angkat sekitar 10. Fokus saya alihkan ke persiapan pengumpulan karya tulis aplikatif TKPP GSKB V. Nah ini nih, seringnya ada konspirasi yang bikin kelabakan karena di hari Jumat ternyata mereka rata-rata undah mencapai angka 20-an. Lha bisane jug-ujug ngluwihi aku ya?
Hingga akhirnya hari itu tibaHari dimana sebuah sebuah petualangan dengan tema "mengumpulkan dragon ball" menjadi sajian utamanya. Kali ini kami dibagi ke dalam 4 tim. Tim saya terdiri atas Mas Adit, Mba Falah, Mba Purwati, Mba Esti, serta Mba Ayu. Komposisi yang sejak diumumkan sudah memunculkan senyum licik, why? Bisa dibilang orang-orang merupakan para pemain trik-trik yang sering mengakali peraturan. Dan benar saja, aturan default berjalan kaki mengitari Slawi hanya dipatuhi hingga dragon ball pertama diraih. Setelah itu, bermodalkan koneksi sana sini, sejumlah sepeda alias belalang tempur jadi kendaraan penuntun arah :p Dengan demikian tagline tim kami hari ini dapat diumpamakan sebagai Satu kayuh Berdua.
Satu Kayuh Berdua menuju Kalisapu guna mencari dua butir dragon ball diiringi dinginnya hujan yang meresap hingga ke relung hati #tsaah
Satu Kayuh Berdua di sekitaran Slawi dimana mata salah seorang diantara kami kelilipen dan sepedanya nyaris nabrak pohon -->yang dibonceng udah teriak histeris
Satu Kayuh Berdua dimana acapkali yang dibonceng lebih berat (daripada yang duduk di depan) dan memberatkan kayuhan, hayooo kira-kira siapa y? :p
Satu Kayuh Berdua diiringi berbagai candaan yang nggak pernah habis
Satu Kayuh Berdua itu disela mampir ke rumah salah seorang diantara kami untuk numpang makan, mmm nggak cuma numpang makan, tapi numpang mandi dan nyuci baju
Satu Kayuh Berdua ini tidak hanya "backstreet" alias sembunyi dari pantauan kakak kelas, tapi
dengan penuh percaya diri plus tanpa secuil pun perhitungan, sepeda-sepeda ini dibawa masuk ke
SMA hingga membuat kakak-kakak yang ada di situ melongo.
Game mencari dragon ball ternyata bukan akhir petualanan Laksana alias "Hyper Form", masih ada game "adu penalti satu satu", "truth or dare", hingga "tebak kata". Penuntasan dari ikhtiar itu akhirnya dipamungkaskan esok harinya.
Laksana tidak hanya mengganti dua buah tulisan Bantara di bahu. Ada makna tentang kedewasaan, sikap inisiatif, pantang menyerah, kepekaan, dan kekompakan.
No Response to "Sayu Kayuh Berdua"
Posting Komentar