ot it, move… wow…
Don’t say no, just live more!
Don’t say no, just live more!
It’s survival, you gotta move
When life’s in a warring state
Who’s got the strength to win
Now that all the locks are open?
(Don’t say no, just live more)
Where will you find…
(Don’t say no, just live more)
And how will you use
The forbidden fruit?
The wind of the moment has its own message to share
(It’s blowin’ stronger and stronger
‘Till it reaches you)
Your dreams and future may seem so far away…
(When you’ve got all you can out of life,
That’s when you can stop)
But don’t let life get you down
(Keep your head held high)
Wherever you may go
(Never compromise yourself)
Follow the path you believe in, and just live more!
(Don’t say no, just live more!)
Don’t say no, just live more!
Don’t say no, just live more!
Live like you’re always taking the stage
You gotta keep winning or get pushed to the edge
The war will never end
Until only one remains standing
(Don’t say no, just live more!)
Will you spurn…
(Don’t say no, just live more!)
Or will you pluck…
The forbidden fruit?
The sky of the moment has its own view to see
(The sun’s burnin’ red,
Getting hotter and hotter)
What will you use your strength to prove?
(Only you can answer the question,
Will you destroy or protect?)
When there are no trails
(Where no one’s been before)
For you to follow
(At the end of the world)
Follow the path you believe in, and just live more!
The one who can bring an end to this conflict
Must stand victorious above the rest
Don’t stop, don’t flinch
Follow your instincts, you’re on the right track
Just, just, just live more!
The wind of the moment has its own message to share
(It’s blowin’ stronger and stronger
‘Till it reaches you)
Your dreams and future may seem so far away…
(When you’ve got all you can out of life,
That’s when you can stop)
The sky of the moment has its own view to see
(The sun’s burnin’ red,
Getting hotter and hotter)
What will you use your strength to prove?
(Only you can answer the question,
Will you destroy or protect?)
But don’t let life get you down
(Keep your head held high)
Wherever you may go
(Never compromise yourself)
Follow the path you believe in, and just live more!
Don’t say no, just live more!
Don’t say no, just live more!
[Translate] Just Live More
Sarat Terminologi
Jepang, sebuah negara yang bagi saya terkenal dengan Kamen Rider-nya plus J-League-nya. Setelah melalui kepo profil berbagai kamen rider serta klub-klub sepak bola asal Jepang, ternyata ada hal-hal unik terkait asal usul namanya, istilahnya ada terminologi yang sangat tidak asal-asalan.
Kamen Rider
Di balik garang dan kocaknya berbagai karakter pada Kamen Rider, apapun serinya, ternyata ada cerita tersendiri mengenai pemilihan namanya, berikut beberapa contohnya yang terakit lakon si kamen rider-nya, yaitu:
J yang mengacu pada Jumbo ataupun Judge
Zangetsu dalam Bahasa Jepang setara dengan "slaying moon" di Bahasa Inggris
Kiva akronim dari King of Vampires
Sasword yang gabungan dari "sasori" alias kalajengking dalam Bahasa Jepang serta "sword" alias pedang dalam Bahasa Inggris
Malah nama musuh maupun tokoh pendamping juga ada asal-usulnya, seperti
Ankh yang dalam Bahasa Hindi berarti "mata"
Kazari dari "kazare" yang dalam Bahasa Jepang berarti "mendekorasi"
Mezool dari "mezuru" masih dalam Bahasa Jepang berarti "mencintai"
Redyue dari "hisui" lagi-lagi Bahasa Jepang dengan arti "jamrud"
Klub Sepak Bola
Sepak bola digusung oleh benua Eropa sehingga metode penamaan banyak yang ter-influence oleh negara Eropa, lebih khusus Inggris. Manchester United, Manchester City, Liverpool Football Club merupakan contoh sebuah kota yang digenapi diksi "united/city/FC". Pakem ini pula yang menjadi inspirasi berbagai klub sepak bola di dunia baik yang masih menyertakan nama kota, misalnya FC Barcelona, maupun yang tidak menyertakan nama kota, seperti Arsenal FC, Sriwijaya FC, Malang United (s/k Persema), Home United, Monterrey United. Walau demikian, ada pula negara yang memiliki penamaan unik berupa PS ataupun Pers- dimana contohnya tentu PSIS, PSM Makassar, Persipura Jayapura , yupss negara itu Indonesia.
Bagaimana dengan Jepang? Penamaan yang lazim di sana adalah kombinasi nama wilayah (bisa kota, prefektur, hingga distrik) plus sebuah/beberapa kata yang memiliki filosofis dan menunjukkan suatu identitas. Makin menarik karena bisa bersumber dari berbagai bahasa. Berikut ini beberapa contoh yang kerap ditemui terkait filosofi terminologi nama klub sepak bola di Jepang.
Nama Klub | Lokasi Geografis | Keyword | Bahasa dan Arti |
Omiya Ardija | Omiya | Ardija | Spanyol: tupai |
Sanfrecce Hiroshima | Hiroshima | San dan Frecce | Jepang: tiga dan Italia: anak panah |
Ventforet Kofu | Kofu | Vent dan Foret | Prancis: angin dan hutan |
Vissel Kobe | Kobe | Victory dan Vessel | Inggris: kemenangan dan kapal laut |
Cerezo Osaka | Osaka | Cerezo | Prancis: pohon ceri |
Gamba Osaka | Osaka | Gamba | Jepang: kaki |
Kawasaki Frontale | Kanagawa | Frontale | Italia: depan |
Kashiwa Reysol | Chiba | Rey dan Sol | Spanyol: raja dan matahari |
Kashima Anthler | Ibaraki | Anthler | Inggris: tanduk rusa |
Albirex Niigata | Niigata | Albireo dan Rex | Angsa dan raja |
Urawa Red Diamond | Saitama | Red dan Diamond | Inggris: merah dan intan |
Yokohama Marinos | Yokohama | Marinos | Spanyol: nelayan |
Tokushima Vortis | Tokushima | Vortis | Italia: pusaran air |
Shimizu S-Pulse | Shizuoka | Pulse | Inggris: denyut |
Vegalta Sendai | Miyagi | Vega dan Altar | Jepang, nama tokoh dalam sebuah legenda |
Shimizu S-Pulse | Shizuoka | Pulse | Inggris: denyut |
Roasso Kumamoto | Kumamoto | Rosso dan Aso | Italia: merah dan Jepang: nama gunung |
Montedio Yagamata | Yagamata | Montedio | Portugis: gunung |
Kataller Toyama | Toyama | Katare dan Aller | Jepang: menang dan Prancis: pergi |
Giravanz Kitakyusu | Fukuoka | Giransole dan Aravanze | Italia: bunga matahari dan bergerak |
Fagiano Okayama | Okayama | Fagiano | Italia: ayam pegar |
Sumber:
http://www.jefusion.com/2011/04/meanings-of-kamen-rider-names.html
http://en.wikipedia.org/wiki/J._League
http://kamenrider.wikia.com/
Amazing Puzzles
Santapan selama Ramadhan dan Lebaran^^
Sejak lihat cover-nya, saya langsung tertarik. Singkat kata setelah mengakuisisinya, buku ini jadi bacaan yang menarik. Kenapa menarik?
Tema utama di buku ini berkutat pada kisah sepasang perantau yang menyelami berbagai kisah yang pada akhirnya bermuara pada: istimewanya Islam.
Kisah dimulai dari seorang pemudi yang ditugasi ke Amerika membuat reportase bertajuk "Will the world be better without Islam?". Ternyata si suaminya ditugasi ke sebuah konfrensi di Amerika juga. Dari sini sudah memantik ketertarikan karena diri ini lagi ikutan proyek jurnalitik plus sedang mengincar konfrensi sebagai mahasiswa S2.
Perjalanan mulai kacau dengan terpetiknya konflik hingga keduanya terpisah. Dalam perpisahan ini masing-masing menemukan pengalaman spesial. Hanum dengan momen perjumpaannya dengan sosok Azima. Dan Rangga berpapasan dengan sosok Brown.
Keunikan di novel ini terdapat pada berbagai potongan puzzle yang ternyata berkaitan dan membentukan sebuah kronologis yang tak disangka sama sekali?
Apa yang dimaksud dengan "puzzle" di atas? Langsung simak saja buku ini guys...^^Oh Sekarang 72 SKS ya?
Sekitar sebulan lalu di grup kelas IF3201, ramai membahas tentang aturan S2 ITB yang akan berisi 70-an SKS. Waoww, ada apa gerangan ini? Iseng-iseng kepo sana sini, ternyata ada aturan baru dari DIKTI (Kemendiknas yang ngurusin perguruan tinggi) yang emang mensyaratkan 72 SKS sebagai minimal SKS untuk memperoleh kelulusan di S2. Edaran ini tertuang dalam Permendiknas 049 tahun 2014, berikut petikannya:
Di situ tertulis jelas bahwa untuk magister jumlah SKS-nya menjadi 72 sedangkan durasi berkuliah menjadi 1,5 s.d. 4 tahun. Bagaimanakah kondisi sebelum edaran ini muncul? Berikut beberapa potret kondisi perkuliahan S2 dari sudut jumlah SKS
- Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia 41 SKS (sumber: http://mti.cs.ui.ac.id/indonesia/?mod=content&type=curriculum)
- Magister Ilmu Komputer Universitas Indonesia 40 SKS (sumber: http://www.cs.ui.ac.id/id/magister-ilmu-komputer/)
- S2 Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember 36 SKS (http://if.its.ac.id/kurikulum/kurikulum-s2/)
- Program Master Universitas Gadjah Mada 36-50 SKS (http://ugm.ac.id/id/akademik/3541-program.master)
- Magister Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 31-36 SKS (https://www.stei.itb.ac.id/file/kurikulum/kurikulum-s2-if.htm)
- S2 Teknik Elektro-Telekomunikasi Universitas Telkom 40 SKS (http://mce.telkomuniversity.ac.id/?page_id=82)
Durasi perkuliahan pun berkisar pada 3-4 semester alias 1,5 s.d. 2 tahun, sehingga rata-rata SKS per semester ada di kisaran 10-15 SKS.
Lantas bagaimana ceritanya nanti jika menjadi 72 SKS? Berarti hampir 2 kali lipatnya donk?? Coba kita simak pula penjelasan dari DIKTI yang dikutip dari FanPage-nya (walau ini fanpage resmi, tapi agak bingung sih resmi atau tidaknya penjelasan berikut ini, -__-)
untuk Program Pascasarjana
2. Jumlah sks program Magister dan program Doktor masing-masing sebesar 72 sks, karena menyesuaikan dengan Capaian Pembelajaran (CP) keterampilan umum sebagaimana tertera dalam Lampiran Peraturan Menteri tersebut yang merujuk pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
3. Salah satu komponen CP untuk program Magister yaitu kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi dan pengakuan yang bertaraf internasional. Sedangkan salah satu CP untuk program Doktor yaitu kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional terindeks.
4. Berdasarkan CP pada butir 3, maka untuk magister beban 72 sks sebagaian besar digunakan oleh mahasiswa untuk melaksanakan penelitian, sehingga sebagai contoh proporsinya:
- Perkuliahan : ±32 sks
- Proposal Thesis : ± 5 sks
- Penelitian dan Penulisan Thesis : ±20 sks
- Seminar : ± 5 sks
- Karya Ilmiah : ±10 sks
5. Berdasarkan CP pada butir 3, maka untuk Doktor 72 sks sebagian besar digunakan oleh mahasiswa untuk melaksanakan penelitian, sehingga sebagai contoh proporsinya:
- Perkuliahan : ±12 sks
- Proposal Disertasi : ± 5 sks
- Penelitian dan Penulisan Disertasi : ±30 sks
- Seminar : ± 5 sks
- Karya Ilmiah Internasional : ±20 sks
6. Dengan demikian jumlah sks penelitian dan penulisan dapat mencapai lebih dari ±40 sks untuk Magister, dan ±60 sks untuk Doktor yang dapat didistribusikan sejak semester 1. Untuk ini, calon mahasiswa program Magister dan program Doktor harus memiliki sinopsis tentang penelitian yang akan dilakukan.
7. Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Perguruan Tinggi perlu menyesuaikan strategi pembelajaran dan pembimbingan yang dituangkan dalam Pedoman Akademik.
Ada yang perlu diperhatikan di poin ke-4, yaitu komposisi SKS yang "sangat" bengkak terkait penelitian (yang final goal-nya) berupa tesis, yaitu +40 SKS, hampir 3:4 jika dibandingkan perkuliahannya (yang "hanya" +32 SKS). Nah, coba kita tinjau lagi komposisi SKS di luar tesis pada beberapa S2 di sejumlah perguruan tinggi,
- Magister Teknologi Informasi UI terdapat 37 SKS
- Magister Ilmu Komputer UI 30 SKS
- S2 Teknik Informatika ITS 30 SKS
- S2 Teknik Informatika ITB 25-30 SKS
- S2 Teknik Elektro-Telekomunikasi 33 SKS
Ternyata (walau tidak semua) SKS perkuliahan tingkat S2 berada di angka yang tidak jauh-jauh dari komposisi standar +32 SKS. Maka kemungkinan rencana konversi komposisi kurikulum S2 di berbagai perguruan tinggi di Indonesia akan terdiri dari dua langkah, yaitu
- SKS perkuliahan mengalami modifikasi yang tidak terlalu mayor, penambahan ataupun pengurangan akan berdampak 1-2 mata kuliah
- SKS terkait penelitian (termasuk tesis) akan mengalami pemekaran SKS. Hal ini juga otomatis memberikan tuntutan sejauh mana kompleksitas bobot/kualitas penelitiannya. Ya tentulah masa 6 SKS bobot/kualitasnya setara dengan yang +40-an SKS?? Lebih lanjut lagi, apakah +40 ini disebar sejak semester 1 ataukah berkumpul di semester akhir. Opsi pertama dan kedua sama-sama menarik dengan plus-minus-nya masing-masing.
Pertanyaan berikutnya tentu bagaimana proses konversi ini secara teknis diterapkan? Kultur otonomi prodi/jurusan S2 di Indonesia sudah sangat kuat, artinya akan banyak perbedaan detail teknis di berbagai perguruan tinggi sesuai visi dan penerjemahannya masing-masing
Kemudian, sejak kapan konversi ini dimulai dan apakah mahasiswa baru 2014 akan dikenakan aturan ini ataukah harus menanti 2015?
Penasaran juga sih bagaimana per-S2-an di luar negeri hehee
Pakai Font Spesial di CSS
Tatkala berbicara tentang visualisasi website, ada komponen yang memiliki peranan vital, yaitu FONT alias huruf yang dipergunakan. Pemilihan FONT yang tepat akan memberi efek kejelasan informasi. Bahkan lebih dari itu, FONT merupakan cerminan "pencitraan" organisasi pemilik website tersebut. Tantangan (bukan masalah lho y, tapi tantangan) akan muncul ketika FONT yang dipergunakan bukanlah font yang standar seperti Arial, melainkan font-font yang agak jarang dipakai seperti Open Sans, Helvetica Neue, Kelson, Simplicity dll.
Tak perlu risau Kawan :)
Berikut cara mempergunakan FONT spesial di CSS.
Pertama, upload FONT tersebut. Dapat dilakukan dengan File Manager. Salin lokasi file-nya.
Kedua, identifikasi FONT tersebut pada file CSS. Perhatikan bagian biru pada gambar di bawah ini. Isi FONT-FAMILY dengan nama/kode serta isi SRC dengan lokasi file tadi.
Simpel 'kan guys :) :) :)
Universitas Ramadhan
Dalam Ramadhan kita belajar tentang manajemen waktu
Betapa rencana seberapa memegang kendali bagaimana visi kita mengisi waktu sebulan kemarin
Betapa berbagai kendala yang ada kita sikapi dengan bijak agar yang ktia targetkan tetaplah terpenuhi
Sungguh 24 jam itu terlampau sedikit atau banyak itu relatif
Namun kualitas akan menjadi penilaian tersendiri bagi Allah
Dalam Ramadhan kita belajar tentang semangat memperdalam pandangan
Momen yang tepat untuk mengeruk ilmu-ilmu berharga
Satu per satu nutrisi berupa luasnya pengetahuan kita jumpai
Pada akhirnya kita sepakat bahwa kita ingin menjadi pribadi yang lebih dan semakin baik lagi
Dalam Ramadhan kita belajar tentang ...
SubhanaAllah banyak sekali...
Pengendalian diri, manajemen kalbu, hingga manajemen cinta
Semua itu berpulang pada akan bagaimana kita memrioritaskan orientasi pada Illahi ataukah pada hawa nafsu
Ramadhan mungkin usai,
Tapi tidak ada tamat dalam berlomba-lomba dalam kebaikan
Tidak ada pula kata terlambat dalam keikhlasan mengoreksi diri
Belum tentu Ramadhan berikutnya bisa kita dapati,
Tapi apakah menjadi baik itu harus menanti Ramadhan
Terlepas dari subjektifnya kita menilai sukses tidaknya Ramadhan kali ini,
Tentu kita sadari "persiapan" jadi salah satu faktor penentu.
Jangan berhenti menjadi muslim yang spesial pasca-Ramadhan
Jangan berhenti belajar pasca-Ramadhan
Jangan berhenti menyebar kebaikan pasca-Ramadhan
Yuk kita persiapkan yang "semakin baik" pasca-Ramadhan
^^
Amazing Meeting
Pertemuan direncanakan sepekan lalu
26 Juli 2014 bada'Ashar kami berkumpul di rumah Mba Falah, buka puasa bareng (dimanapun lokasi makannya) dilanjutkan berbagai obrolan yang makin mengeratkan kami.
Sepakan dari kesepakan itu alias di hari H, semua mulai berguncang khususnya pada saya sendiri, posisi yang hingga kisaran adzan Ashar masih di Indramayu jela sbukan sinyal positif. Ikhlas berlapang dada menjadi alternatif final kala itu. Ternyata satu dan lain hal agenda ditunda hingga jam 8 malam. Nglirik ke jam, ngelirik ke kemacetan di jalan. Hmmm, kurang realistis untuk memaksakan diri. Pesan berisi pamit dan minta maaf tidak bisa datang pun sudah terkirim.
Bada' Maghrib setitik asa muncul di pinggir jalan Ketanggungan. Dibelokkannya bus yang tidak jadi melewati Slawi sepintas menjadi "sayounara message". OK, harapan itu agaknya sirna, tapi, bentar, entah kenapa ada ide untuk turun di situ dan naik kendaraan apapun untuk menuju ke Slawi. Kurang dari 10 detik saya putuskan untuk dari bus dan klausul jelas "bsia jadi saya malah menggelandang di jalanan Brebes". Beruntungnya Allah memberi jalan berupa bertemu seorang ojek yang berkenan menerima request diantar hingga ke Slawi walau dia sendiri sempat kaget.
Sesampainya di Slawi, langsung ke kediaman Mba Falah, suasana hening. Mmmm, apakah acaranya dibatalkan. Nglirik HP, udah mati, Aduh kebelet pipis. eh, anjing sebelah rumah beliau menggonggong. Opsi terlogis, cari warnet, numpang nge-charge dan kontak tentang kepastian agenda ini. Alhamdulillah ya Allah, ternyata mereka semua ontheway. Kembalilah saya ke depan rumah Mba Falah, di situ sudah ada Mas Arief yang tercengang dan makin melongo begitu saya ceritakan petualngan barusan. Tak berselang lama, Mas Esa, Mba Eka, dan tentunya tuan rumah, Mba Falah bergabung di forum tidak resmi ini hehee.
Berbagai obrolan digelar, mulai dari suasana MOS, persiapan GMB yang melibatkan adik Mba Falah, bagaimana per-bintal-an di Ambalan, termasuk juga telenovela cinlok di Ambalan ini #parahhhh. Untuk bagian ini tiada ampun bagi siapapun dan apapun alibinya. Semua kena hahahahaa
Obrolan masa depan pun sedikit demi sedikit terlontarkan, mulai dari saya yang minta restu untuk nge-dosen, rencana Mba Falah tahun depan ituuu, ah banyak kali, lupa dinotulensikan. Btw, ternyata kini kami (diwakili 5 orang yang hadir) punya kegemaran yang sama lho, mendengarkan lelucon ala standup comedy.
Oh ya, tanpa diduga, Mba Tri langsung menelpon untuk ikut mengobrol langsung dari Yakuhimo..yoiiiii
Malam itu saya disadarkan paduan terbaik untuk memenuhi komitmen, yaitu ikhlas dan ikhtiar ^^
28 jam Jakarta Timur-Slawi
Benar memang manusia hanya bisa berencana, Allah-lah yang menentukan. Kalimat itu terbukti erat di dalam ekspedisi kali ini. Awalnya, saya bermaksud mengadopsi konsep tahun lalu, bada Jum'at-an ke Kp. Rambutan bebas macet malemnya sekitar jam 12 malam sampai di Margasari, tapi weitssss nihil pisan tahun ini.
Awal perjalanan memang menggiurkan namun mulai terjadi kemelut ketika mencapai kawasan Karawang di sekitar jam 5 sore hari Jumat (25/7). Berbuka puasa di jalan dimana kecepatan bus sekitar 4 km/jam terus menghadirkan kegelisahan yang mendalam. Masih di Cikampek, tidur... masih di Cikampek, bangun masih di Cikampek.. tidur... masih di Cikampek... bangun... masih di Cikampe hingga kisaran jam 10 siang Sabtu siang (26/7) masya Allahuakbar o_O
Baterai HP dan tablet sudah kolaps, bahkan ampe ngecharge via laptop hingga habis baterainya. Benar-benar perjalanan sendirian dengan bekal sebuah buku BEPE20: PRIDE, Hp dengan secuil baterai untuk tetap bercengkrama dengan rekan-rekan di social meda, tablet dengan baterai seadanya untuk mendengarkan musik, hingga sekeresek konsumsi isi 2 botol minuman rasa (rasa yang kini menghantui #eaa) dua bungkus mie instan, dan sebuah biskuit. Isi keresek itu hanya menyisakan 1 bungkus mie instan karena sudah habis untuk buka puasa. "lah kan ente musafir, nggak usah puasa gih..." "lha, musafir apanya yang cuma diem di kursi paling belakang ngedengerin musik??" Beruntung memang masih diberi kekokohan mental untuk melanjutkan puasa hari itu.
.ppt screen in Khotbah Jumat
Agak surprise juga khotbah Shalat Jumat tadi dimana, di atas khotib terpampang layar putih besar tempat materi kotbah versi digital disampaikan berbarengan dengan khotib mengutarakan khotbhnya. Kabarnya di beberapa tetangga hal ini kerap dilakukan, tapi bagi saya, ini pengalaman pertama. Sebenarnya beberapa kali pula berpikir dengan banyaknya buku, blog, video youtube dll berisi public communication maka sudah seharusnya ada ide-ide kreatif untuk berkhotbah. Tentu harus dalam ranah adab yang sudah ditentukan.
Tentu saya perlu mendalami lagi sejauh mana alat penunjang seperti materi powerpoint itu diperkenankan. Apakah cukup konten powerpoint yang statis atau malah hingga animasi visual.
Mengenai isi khotbahnya, beliau, Pak Abdur Ramhan, mengemukakan berbagai simplikasi dan dramatisasi seputar puasa dan lebaran. Mulai dari asal usul nama, konflik kepentingan selama vs setelah Ramadhan, makna bulan "suci", hingga makna Idul Fitri.
Islam dan Riset, bukan "versus"
Beberapa hari lalu sebuah sajian menarik dipetik dari ceramag tarawih di MUI. Menarik karena 50% pembahasannya menyinggung tentang ilmu pengetahuan sebagai caraa mewujudkan peradaban Islam. Padahal kita sering tergiring opini bahwa Islam itu kolot di masjid sedangkan pengetahuan identik dengan pakaian rapi berjas di mimbar akademik. Nah sebetulnya apakah dua hal itu bertentangan?
Mari kita tinjau berbagai "clue" yang ada di Al Qur'an berupa perintah agar kita berpikir.
Ada frase "la'allakum tafakkarun", misalnya pada Al-Jāthiyah:13
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir."
Kemudian ada pula frase "afala ta'qilun", contohnya pada Al-Baqarah:44
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?"
Masih banyak clue-clue lain yang memerintahkan untuk senantiasa berpikir. Dari keberpikiran itulah kita akan lebih memahami kekuasaan Illahi dan bersemangat untuk membangun peradaban yang bermanfaat dan sesuai perintah-Nya.
Banyak hasil peradaban yang ditorehkan oleh manusia bersumber dari kesadaran ataa perintah berpikir. Tentu kita ingin jadi bagian daro orang-orang yang berpikir.
Alhamdulillah menemukan satu alasan yang menguatkan diri ini menyelami riset dan dunia pendidikan^^
Inspirasi Mendadak dari Seorang Tunanetra
Sengaja atau tidak, tentu ada pelajaran positif yang bisa dipetik. Begitu juga dengan inspirasi satu ini yang berawal dari suasana kebetulan. Selepas acara di Bandung, saya mnyempatkan diri menikmati keheningnya suasana Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI. Eh kok suasananya lagi ramai y? Ternyata ada Buka Puasa PAY n DoIT (Pecinta Anak Yatim) oalah, menarik juga ikut mendengarkan ramainya acara yang penuh semangat keceriaan walau dari jarak jauh. Di salah satu sesinya, ada yang mematik perhatian saya, apa itu?
Seorang yang penuh semngat langsung membuat saya penasaran. Nama beliau Ramaditya Adikara, seorang tunanetra yang amazing bangettt. Rama, itu panggilannya bukan seorang biasa. Beliau ternyata telah menyelesaikan pendidikan magisternya (yoiii), jurnalis di detik.com (yoiii bangettt), seorang blogger (beuhhh) seorang trainer (subhanaAllah). Dan yang paling membuat saya kagum adalah bagaimana menyikapi berbagai yang terjadi secara optimis. Kondisi mata yang tidak seperti normal lazimnya, menurut beliau merupakan anugerah tersembunyi karena dia tidak mempergunakan mata untuk hal-hal yang negatif.
Semangatnya yang "membahana" di sepanjang sesinya benar-benar membuat saya terpukau. Keren juga aktivitasnya seorang blogger dan jurnalis plus aktif di social media. Walau tunanetra, gimana caranya ya? Ternyata dia memanfaatkan perkembangan zaman seperti voice guider pada laptop. Menariknya pula, dia sangat menyenangi dunia pendidikan sehingga aktif di dalam kegiatan yang bersifat edukatif.
Aduh jadi malu ey masih leyeh-leyeh dalam ber-S2 serta mengejar cita-cita nge-dosen hehee... ^^
Walau saya tidak menjadi peserta di event itu, namun terima kasih atas motivasinya :)
Palestina iya, Kok Papua mmm??
Lagi-lagi isu ini diangkat dengan berbagai perembetannya, baik yang masuk akal maupun tidak. Singkatnya, terdapat beberapa ujar-ujar perbandingan berikut:
Kenapa sih pada sibuk menggalang bantuan dan dukungan ke negeri seberang yang jauh beribu-ribu kilometer? Eh cuy, di negeri kita sendiri tuh ya, di Papua, provinsi paling Timur kita punya, kok ditelantarin begitu sih?
Munafik banget ya bilangnya itu bukan isu agama. Kalau bukan isu agama kenapa saudara sebangsa setanah air sendiri (merujuk ke Papua) nggak pernah diurus
Ah dasar cuma bisa ngikutin pimpinannya. Pimpinannya cuma mikirin negara Arab yang muslim-muslim sih, jadi kalau negeri sendiri kalau orangnya bukan muslim dibiarin begitu saja
Terhadap isu demikian, bagi saya sendiri, anggap saja berfungsi sebagai dua hal.
Pertama sebagai peringatan agar kita juga responsif terhadap saudara se-Indonesia.
Kedua, ujian keikhlasan, apakah yang kita lakukan orientasinya mengharap ridho Illahi ataukah sekedar latah di social media.
Saya sendiri bukan orang yang tahu banyak terkait apa-apa yang sudah dikontribusikan sesama Indonesia, antara seorang atau sekelompok warga negara Indonesia terhadap warga negara Indonesia lainnya di berbagai penjuru tanah air, kecuali yang diberikan di media massa. Sekali lagi, ini dalam konteks melepaskan identitas latar belakang agama. Kalau seperti Indonesia Mengajar, Aksi Tanggap Bencana, SAR, Ubaloka, Wanadri, Gerakan Pramuka dll. Bila menyinggung latar belakang agama organisasinya, tentu akan sangat beragam. Di sinilah ketidaktahuan saya, kelemahan saya, dan tentunya sudah lebih dari cukup untuk jadi alasan agar tidak sok tahu dan tidak asal memvonis sejauh mana kepedulian orang lain terhadap sesama Indonesia.
Dan lagi-lagi harus diakui, ada dua faktor kunci yang menyebabkan hebohnya bantuan dan dukungan terhadap saudara kita di Palestina, bahkan (jika hrus terpaksa) membandingkannya dengan bantuan dan dukungan terhadap saudara se-Indonesia lainnya. Yang pertama tentunya kedahsyatan pemanfaatan social media sebagai media untuk mengkampanyekan solidaritas, sungguh sangat-sangat masif, bahkan mampu menggoyahkan dominasi berita copras-capres (padahal Piala Dunia saja gagal mengkudeta topik copras-capres). Kalau sudah ramai di media, siapa yang pada akhirnya tidak ikut tersentuh. Faktor lainnya adalah keterorganisasiannya komunitas-komunitas yang mampu menggerakkan massa untuk peduli.
Dengan demikian, pada akhirnya kita harus meramaikan kampanye-kampanye positif yang menggugah kepedulian terhadap saudara-saudara se-Indonesia yang masih dirundung berbagai kekurangan. Saat itu simpul bermuasal dari media. Bahkan mau sekompak apapun komunitas-komunitas yang ada, sekali lagi peran media yang ujung-ujungnya menjadi pemicu gerakan-gerakan komuntas yang tampil sebagai motornya.
Seberkas pemikiran pagi hari :)
Simple but Happy Afternoon
Senang rasanya bisa menghabiskan banyak sore waktu di sini.
Sebuah tempat yang menentramkan hati dan membekali pribadi
Tentang Dito dan Sepotong Foto Tahun Lalu
Begitu nama panggilannya, seorang putra dari paman saya, Setia Budi. Dengan perawakan jangkung persis ayahnya, layak pula dia memiliki cita-cita yang tinggi pula. Bukan kebetulan pula Dito juga menjadi Kerani Putra di angkatannya, memang posisi ini kerap diisi oleh orang-orang spesial. Sepupu, junior, serta akrab dengan adik saya, tiga kesamaan itu sudah lebih cukup menjadikan kami sangat nyambung saat bercengkrama. Saya banyak hutang bantuan karena selama di SMA1 Slawi dia banyak menjaga adik saya.
Teringat juga sebuah foto yang diambil setahun lalu. Foto itu ber-background kampus ITB area Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Kami sekeluarga plus Dito main ke ITB pasca agenda wisuda saya. Alhamdulillah foto itu beralih status dari"target" menjadi "identitas".
YukRaihLailatulQodr
YukRaihLailatulQadr
by Fuki Ui
10 hari terakhir dibulan Ramadhan dikenal dengan hari pembebasan dari api neraka. diriwayatkan oleh Salman Al Farisi: “Adlh bulan Ramadhan, awalnya rahmat, prtengahannya maghfirah dan akhirnya pmbebasan dari api neraka” #ramadhanMemesona
Di 10 hari terakhir dibulan Ramadhan, Rasulullah SAW melebihkan ibadahnya dari malam-malam sebelumnya ..#ramadhanMemesona
... “Adalah Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari-Muslim) #ramadhanMemesona
Rasulullah Saw sangat memerhatikan 10 hari terakhir bulan Ramadhan karena di dalamnya begitu banyak keutamaan, diantaranya :
Pertama, 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah turunnya lailatul qadr, malam penuh kemuliaan #ramadhanMemesona
Rasulullah SAW bersabda “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)
Pada malam lailatul qadr, barang siapa bribadah kpada Allah dngan penuh iman & pengharapan maka ibadahnya senilai dengan beribadah 1000 bln
Kalau dihitung-hitung 1000 bulan = 83 tahun 4 bulan, bagaimana sobat Fukis? ayo kita berlomba-lomba mencari malam lailatul qadr
Kedua, karena 10 hari terakhir ini mrupakan pnutupan bulan Ramadhan, sedangkn amal prbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya
Berikut merupakan beberapa amalan-amalan yang dapat sobat Fukis tingkatkan di 10 hari terakhir Ramadhan: #ramadhanMemesona
1. Menjaga shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid, 2. Melaksanakan shalat tarawih dan witir, diutamakan berjamaah
3. Bersungguh-sungguh dalam mengisi waktu malam dan siang dengan memperbanyak ibadah, 4.Memperbanyak sedekah dan infak
5. I’tikaf, 6. Tadarus Al-Quran, 7. Umrah, 8. Jihad di jalan Allah Ta’ala
Jadi mari kita tingkatkan kebaikan kita di penghujung bulan suci ini, dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah
Belajar Manajemen Keuangan
Kalau bicara akuntansi ah sungguh mending kita meng-coding. Bukan perkara apatis njelimetnya itu beuhhhh macam ikatan organik protein laktat yang wuihhh pusinglah pokoknya. Jaman kelas 1 SMP, ada pelajaran Administrasi Pembukuan dimana puyengnya mengelola buku kas 2 lajur, buku kas 3 lajur dan semacamnya. Naik kelas 3 (tentunya setelah kelas 2, nggak langsung jemlukudug kelas 3) di pelajaran Ekonomi puyenge podo, ada membahas pajak, komisi, ah bahkan saya pun sudah amnesia ada kosakata apa saja di situ. Jaman kelas XI SMA sudah mendiskriminasikan diri nggak akan masuk jurusan akuntansi atau semacamnya. Era kuliah pun masih sempoyongan saat asisten dosen menceramahi tentang ROI dll. Intinya yang berbau perhitungan uang bukan kepakaran saya.
Bergulirlah waktu ternyata dunia kerja menyeret saya ke sebuah proyek bertemakan pengelolaan arus kas sebuah travel agent dengan basis OpenERP. Ada istilah sales order, purchasing, invoive, quotation dsj. Setelah bosan mencakar-cakar kuku saat pembuatan modul dan SOP, akhirnya tinggal proses pendampingan alias ToT. Sempat berpikir 'ah cukup inilah terakhir kali mengelola keuangan'. But, pada akhirnya tergugah juga diri ini untuk memperbaiki diri dalam belajar manajemen keuangan. Makin terdorong belajar tentang hal ini pula ketika sebuah topik manajemen keuangan keluarga disajikan pada Kamis (17/7) lalu. Terima kasih Bapak Badru Muhammad atas share pengetahuannya.
Dan kalau dipikir-pikir memang betul. Kita akan optimal menjalankan seluruh rukun Islam saat dipersiapkan dengan matang, termasuk di dalamnya berzakat, berpuasa, hingga berhaji.
Urgensi manajemen keuangan dalam berkeluarga:
- Tiap rupiah akan dipertanggungjawabkan di akhirat
- Setiap kebutuhan utk transaksi
- Hidup nyaman tanpa hutang
- Tiap keluarga punya rencana ke depan. Yups, punya anak tentu beranjak tumbuh kan hehee
Mengelola uang dalam rumah tangga sakinah dapat dimulai pula dengan memahami hal-hal berikut:
- Income, pemasukan kita darimana saja sih
- Outcome, pengeluarannya buat saja
- Surplus dan alokasi, bagaimana kalau ada kelebihan
- Defisit dan solusi, bagaimana kalau kekurangan dana
- Asset, aktiva lancar dan aktiva tetap yang jadi hak milij
Di dalam cashflow, tentu ada pemasukan serta pengeluaran. Apa saja sih pengeluaran dalam sebuah keluarga secara umum:
- ZIS arau zakat-infaq-shodaqoh (hak Allah SWT), dijelaskan pada 2:261
- Hutang (hak orang lain)
- Tabungan/investasi (hak sndri masa depan)
- Kebutuhan hidup (hak sendri sekarang ini), janga berlebihan namun jangan pula kikir
Tips dasar manajemen keuangan keluarga:
- Upper income alias tingkatkan pemasukan, dengan cara halal tentunya
- Lower outcome, alias kurangi pengeluaran, terutama yang kuranf prioritas
- Tercatat, harus gitu? Kalau bisa dicatat, kita akan tahu kualitas diri kita mengelola keuangan. Mana yang ke depannya bisa dihemat, kapan harusnya mengeluarkan ini itu dan berbagai evaluasi positif lainnya.
- Jangan menyisakan uang di akhir bulan karena memicu belanja tidak penting. Berarti pastikan habis? Nanti dulu. Maksud di sini adalah segera tabung dari awal uang yang mau ditabung agar lebih terjamin "kelestarian" n ke-"istiqomahan"-an tabungan kita.
- Kelompokan pos-pos keuangan sehingga tahu bagaimana efisiensinya
- ZIS dan hutang/tagihan diprioritaskan karena kewajiban terhadap Allah serta orang lain.
Teorinya masih panjang. Realisasinya pun jauh lebih menantang. Yuk belajar sedikit demi sedikit^^
Share n Care EK Pekan 2 (bagian 1)
Nah jika sebelumnya yang dikupas itu Share n Care Ekonomi Kreatif pada pekan ketiga, maka berikut ulasan (walau masih terlalu ringkas ,V,,) tentang obrolan di pekan kedua. Ruang lingkup pada kesempatan ini adalah subsektor musik, kerajinan, seni rupa, seni pertunjukkan, mode, serta kuliner. Nah yang terakhir agaknya sedap nih...Ngabuburit sambil mbahas kuliner? Kayaknya sih iya, padahal ya iya...
Dimulai dari mana ya? Mmmm, OK let's stand on the Kuliner Side yang menghadirkan Pakdhe Maknyus, Bondan Winarno, Winarno lho ya...bukan Prakoso, kalo Prakoso ntar malah mainan bass. Sebuah kritik positif dilontarkannya mengenai data statistik tentang jumlah usaha, jumlah tenaga kerja, hingga kontribusi nominal rupiah di dalam ekonomi kreatif yang berkaitan dengna subsektor kuliner yang menurut beliau perlu ditingkatkan keakuratannya karena kenyataannya di lapangan sudah tentu melebihi angka-angka di tabel statistik. Selain itu, beliau juga mengungkapkan keheranannya mengapa tidak ada stupun kota di Indonesia yang ditetapkan oleh Kota Gastronomi di dunia oleh PBB. Padahal banyak ktoa di Indonesia yang memiliki kuliner khas yang snagat spesial, bahkan menurutnya bisa lebih dari 10 kota, misalnya Semarang, Bandung, Palembang, Makassar, Denpasar, Padang, Medan, Banda Aceh, Surabaya, Yogyakarta, Manado dll. Dan memang benar yang diujarkannya ini. Menurut saya sendiri, pengakuan internasional mau tidak mau terkait tingkat popularitas di mata dunia dan popularitas demikian akan erat kaitannya dengan pariwisata dan harus diakui kota di Indonesia yang dikenal dunia karena wisatanya masih berkutat di Denpasar (atua bisa juga disebut Bali karena satu paket provinsi) serta Yogyakarta. Barangkali yang perlu dibenahi ke depannya adalah bagaimana kolaborasi ekonomi kreatif subsektor kuliner dipadukan dengan sektor pariwisata.
Selain itu, kelemahan yang mendasar di dalam subsektor kuliner adalah masih kurangnya literatur berkualitas sebagai khasanah yang membngun kompetensi para pelaku di dalamnya. Jika boleh jujur, di beberapa masa lalu, kuliner kerap dipandang sebelah mata dengna reputasi hanya sebagai profesi yang berorientasi pada finansial. Namun belakangan ini, kuliner menjadi area yang menarik untuk dieksplorasi karena mampu menunjukkan potensi sebagai sarana berkreatif dan memberikan banyak nilai lebih yang tidak sekedar nominal, misalnya sebagai konten kepariwisataan hingga konten dunia hiburan. Hal ini juga didukung dengan makin menjamurnya berbagai event kuliner yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat sebagia konsumen serta produsen. Walau demikian, ada PR besar yang memerlukan perhatian besar juga, yaitu bagaimana apresiasi yang layak berupa penghargaan khusus di subsektor kuliner yang mampu memacu kreativitas pelakunya.
Sementara itu, terkait subsektor mode, perlu diketahui bahwa terdapat klasifikasi mengenai produk mode
- Kelas made to order, meliputi high fashion, tailor made, dan uniform
- Kelas ready to wear, meliputi deluxe dan mass product.
Secara kuantitas, produk mode di Indonesia didominasi kelas ready to wear, khususnya mass product, sehingga pembuatan sifatnya bersifat kontinu tanpa kebergantungan terhadap seberapa banyak pesanan konsumen.
Saat yang yang menjadi program pengembangan terbagi ke dalam 3 tahap sebagai berikut ini:
- Segi pendidikan subsektor mode masih harus diperbaiki, terutama untuk kualitas kurikulum pendidikan formal dan non-formal serta para tenaga pengajar, sehingga dapat menghasilkan value creation dalam industri kreatifnya.
- Peningkatan brand equity para pelaku mode yang juga menghasilkan turunan produknya agar dapat bertahan dalam roda bisnis, sekaligus penguatan jiwa entrepreneurship pelaku mode tersebut.
- Perbaikan saluran distribusi industri kreatif mode yang terkait dengan bahan baku, produksi, promosi, pemasaran dan penjualan sehingga dapat mempersingkat proses supply chain-nya.
Di dunia mode Indonesia sendiri beberapa isu strategis yang menjadi perbincangan di dalam Share n Care ini, antara lain:
- Kualitas dan kuantitas pengajar masih kurang dan belum mengenyam pendidikan mode dalam tingkatan yang lebih tinggi.
- Kurikulum pendidikan mode masih lebih banyak menekankan kepada aspek teori, dibanding praktek dan pengembangan bisnisnya.
- Kekurangan tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki keahlian khusus secara teknis, sehingga menyebabkan terhambatnya proses produksi di industri. Hal ini juga terkait dengan daya saing yang rendah dari para SDM tersebut dalam menyambut AFTA.
- Belum adanya pusat arsip dan pusat kajian perkembangan mode Indonesia yang representatif, sehingga berakibat pada minimnya ketersediaan arsip, buku dan dokumentasi mengenai dunia mode tersebut.
- Penelitian terkait sumber daya budaya untuk produk mode di Indonesia dinilai masih sedikit.
- Jiwa ketahanan entrepreneurship wirausaha di subsektor mode dinilai masih rendah.
- Keragaman karya pelaku kreatif mode Indonesia sudah mulai banyak dan diminati oleh pecinta mode di dalam dan luar negeri.
- Kualitas karya kreatif lokal dinilai masih kurang, akibat belum adanya standardisasi terutama dalam penentuan ukuran dan pengendali mutu.
- Lembaga pembiayaan (mis: bank atau non-bank) kebanyakan masih membutuhkan jaminan yang tangible, seperti: ijazah, sertifikat, emas, dan lainnya, yang belum bisa dipenuhi oleh para pelaku usaha subsektor mode.
- Industri penunjang infrastruktur masih lemah karena belum adanya pemahaman terintegrasi yang mendukung perkembangan subsektor mode.
- Minimnya pengumpulan data statistik modern mengenai keseluruhan aspek dalam industri kreatif mode, yang diperlukan untuk mengetahui perkembangannya.
- Lemahnya regulasi mengenai penataan saluran distribusi dan penjualan untuk produk mode sesuai dengan koridor masing-masing, misalnya factory outlet, toko kecil, pasar tradisional, wholesaler, toko ritel besar (supermarket, department store atau hypermarket), dan pameran.
- Permendag 70 untuk mendukung distribusi produk lokal dinilai masih berat oleh pengusaha ritel modern, karena tetap didukung oleh regulasi masuknya produk impor.
- Para pelaku usaha subsektor mode yang belum paham mengenai regulasi pembuatan HKI dan menilai bahwa prosedurnya masih berbelit-belit disertai anggapan biaya pengurusannya mahal.
- Jumlah organisasi dan komunitas untuk mengumpulkan aspirasi para pelaku kreatif mode sudah cukup banyak.
Ada yang menarik di subsektor musik. Robin Malau dalam paparannya "Musik Indonesia untuk Semua", mengungkapkan 6 tantangan di subsektor musik saat ini, yaitu sumber daya, iklim usaha, pembiayaan, wirausaha kreatif, teknologi, dan perluasan pasar. Beliau juga memaparkan kunjungannya ke Inggris beberapa waktu lalu dimana dia menemukan beberapa fenomena sebagai berikut:
- Community Building, di Roundhouse, musisi aspiratif muda berumur 11-25 tahun (sumber daya) diberi pengalaman pra-karir dan bimbingan untuk berinovasi dalam bermusik (wirausaha kreatif).
- Showcase, The Great Escape festival & conference, adalah tempat musisi baru mempertunjukkan musiknya. Pendatang tidak hanya penggemar, tapi juga label, distributor, booking agency (perluasan pasar) dan investor(pembiayaan) dari seluruh penjuru dunia.
- Collaboration, di Tileyard Studios, pengusaha musik berkolaborasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung menciptakan iklim usahakolaboratif dan berbagi teknologi.
Senja yang "Romantis"
Senja yang "romantis", bukan romantis yang ciecieecieee
Tapi Romadon waktunya kian tipis...
Alhamdulillah survive hingga hari ke-18, tahun ke-7 sejak merantau. Namun penuh istighfar dengan pencapai yang belum optimal. Semoga terus dikuatkan komitmen dan rasa syukur atas energi yang diberikan oleh-Nya...
Aku belajar banyak di tempat ini, tempat yang mungkin asing bagiku hingga akhir tahun lalu. Tapi kini bangunan ini bermakna ganda bagiku. Sebelumnya ikatan sesama muslim, kini bertambah pula sebagaimana almamater kini.
Senja romantis
Yuk jadikan Ramdhan ini yang paling barokah dari sebelumnya
^^
Share n Care EK Pekan Ketiga
Dua hari Minggu beruntun (6/7 dan 13/7) sebuah agenda inspiratif dihelat di Museum Fatahillah, DKI Jakarta. Bukan sekedar agenda biasa karena yang diulas merupakan topik yang cukup menghangatkan rongga-rongga potensi Bangsa Indonesia, yaitu ekonomi kreatif. Acara ini bertajuk Share n Care Ekonomi Kreatif Indonesia. Kebetulan memang kosakata satu ini dalam beberapa waktu belakangan kerap diujar-ujarkan oleh berbagai kalangan. Apa sebenarnya ekonomi kreatif itu?
Untuk definisi, saya ambil sebagai berikut:
- “Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.” (Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2009-2015 Ekonomi Kreatif, 2008)
- “An evolving concept based on creative assets potentially generating economic growth and development.” (United Nations Conference on Trade and Development, 2010)
Dengan demikian ekonomi kreatif tentunya bukan barang baru di negara ini walaupun istilahnya sendiri baru heboh saat-saat ini. Sebagai informasi, kesadaran tentang potensi ekonomi kreatif sendiri baru muncul di akhir dekade 2000-an dimana pada 2011 dibentuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pergerakan Kemenparekraf sendiri mengacu kepada Buku Studi Ekonomi Kreatif Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Kondisi saat ini jauh lebih dinamis dimana arus informasi menjadi ekonomi kreatif kian dikenal, tak hanya karyanya, namun juga pelakunya, bahkan lebih luas lagi kondisi ekosistemnya sangat dinamis. Sebagai gambaran, proses pemasaran karya musik yang masih mengandalkan pita kaset tentu sudah terancam punah, begitu pula platform software pada teknologi informasi menjadikan media menggapai konsumen tentu berubah cara.
Musik dan teknologi inofrmasi merupakan 2 dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang menjadi ruang lingkup ekonomi kreatif. Ketiga belas lainnya adalah arsitektur; desain; film, video, dan fotografi; desain; mode; penerbitan dan percetakan; seni rupa; seni pertunjukan; kuliner; riset dan pengembangan; periklanan; televisi dan radio; permainan interaktif; serta kerajinan. Saat ruang lingkup masih mencakup pembagian 15 tersebut, walaupun ada kemungkinan akan ada pemekaran subsektor ataupun penggantian redaksional nama karena kedinamisan lapangan, misalnya kemungkinan munculnya subsektor animasi, subsektor film, subsektor video, subsektor fotografi, subsektor penerbitan.
Nah untuk agenda yang diselenggarakan oleh Indonesia Kreatif serta Kemenparekraf di tiga pekan kemarin, terdapat pembagian ruang lingkup sehingga tiap pekan ada beberapa subsektor yang diulas. Untuk pekan pertama kebtulan berhalangan hadir sehingga kita bongkar dulu yang pekan kedua dan pekan ketiga sebagai awal dari post ini. Eh tapi nih tapi, apa yang menjadi "hidangan" di pekan kedua akan diulas di esok hari. Kali ini yuk kita "sarapan" yang menjadi orbolan di pekan ketiga Share n Case Ekonomi Kreatif Indonesia. hehee ,V,,
Berikutnya di pekan ketiga tersedia sajian ngabuburit berupa subsektor teknologi informasi, permainan interaktif, dan animasi pada sesi 1 serta desain, arsitektur, plus riset dan pengembangan di sesi 2. Sesi pertama menghadirkan Dien Wong (CEO Altermyth), Alvin Kizam (CEO MyPicMix), Achmad Rofiq (CEO Digital Global Maxinema), Ahmad Djuhara (ex-Chairman IAI), Hastjarjo B (Founder @FDGI_Forum), serta Cokorda Istri Dewi (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Animasi merupakan hal yang masih dianggap mewah dan eksklusif karena memang bukan hal mudah untuk menciptakan karya animasi yang berkualitas. Namun justru di sini ditemukan paradoks karena belum ada perguruan tinggi yang membuka program studi atau jurusan yang memang fokus di bidang animasi dari awal, yang ada saat ini adalah kejuruan di dalam sebuah jurusan/program studi bidang komputer maupun desain. Dengan demikian, kunci pengembangan animasi saat ini masih bertumpu pada kekuatan komunitas sebagai wadah penghasil animator-animator baru. Banyaknya komunitas di satu menunjukkan gairah yang positif dari masyarakat, namun di sisi lain akan menjadi PR ketika keberadaannya yang banyak tidak diikuti pertumbuhan karya berkualitas. Kecenderungan animasi saat ini juga masih bersifat reaktif terhadap apa yang menjadi trend di masyarakat, belum terjadi inisiatif untuk emnghasilkan karya yang bersifat inisiatif.
Ada sebuah kisah unik yang kita alami sendiri tentang bagaimana animasi ternyata berperan sebagai "ambassador" sebuah negara. Coba kita ingat-ingat lagi apa yang mengawali kita mengenal negara Jepang, ternyata bukan J-league, mobil Mits*ubis*hi, namun gempuran film kartun macam Pokemon, Digimon dll. Dari perkenalan inilah (yang terjadi saat kita kecil), kita mulai terdogma bahwa Jepang merupakan negara yang kreatif. Ujung-ujunya industri lain di Jepang mengalami dampak dimana lebih mudah menggaet orang luar Jepang untuk berinvestasi.
Ke depannya, pembenahan subsektor animasi jelas menjadi sasaran yang ditargetkan di dalam Cetak Biru Ekonomi Kreatif Indonesia 2015-2019. Sinergitas antarkomunitas dan juga pemerintah merupakan hal yang wajib dilakukan sehingga apa yang menjadi kebutuhan pengembangan dapat diakomodasi oleh pemerintah, sedangkan peningkatan kualitas yang menjadi karya mereka pun dapat mudah diarahkan.
Kondisi yang 11-12 juga didapati di subsektor pemainan interaktif (kita singkat "maintif" ya..hehee). Malah, sebuah nasehat bijak dilontarkan Dien Wong, yaitu "Jangna hanay mengandalkan belas kasihan 'ini produk lokal karya anak bangsa', tingkatkan juga kualitasnya". Yups, saya sepakat dengan beliau. Jangan smapai kita mengemis pada bangsa sendiri lantaran karya kita masih jauh tertinggal kualitasnya, apalagi jika mau go international, rayuan 'nasionalisme' tentu tidak mempan. Pemikian objektif yang sepintas keras, tapi betul juga sih. Kondisi game saat ini memang sangat dipengaruhi iklim platform termpat dijalankannya (karena itulah disatusesikan dengna teknologi informasi). Sebagai catatan, karya permainan interaktif saat ini didominasi wujud gaib, macam Battle of Surabaya. Dengan demikian agar masyarakat dapat memeprgunakannya maka karya-karya tersebut harus menyesuaikan device apa yang digunakan oleh masyarakat. Apakah yang menjadi trend device saat ini akan terus bertahan sekian tahun ke depan, atau bahkan sekian bulan ke depan? Belum tentu. Itulah tantangan industri maintif saat ini. Belum lagi proses pemasarannya yang masih didominasi metode "upload and wait", maksudnya unggah ke Playstore dan berharap di=download. Padahal dalam satu berapa ada berapa produk kompetitor yang akan menjadi lawan senggol-senggolan menarik hati konsumen.
Ngomong-ngomong metode "upload and wait" tentunya berkaitan erat dengan subsektor teknologi informasi (kebetulan ini subsektor favorit saya, ya iyalahhhh). Fenomena luar biasa juga terjadi di subsektor ini yang erat kaitannya dnegan kondisi di subsktor maintif. Pertama-tama sudah barang lumrah ketika kita menjumpai berbagai startup yang fokus paa bidang IT, ada yang memroduksi sistem informasi kesehatan, panduan keagamaan, hingga permainan interaktif (aplikasi ekstrak manggis nggak saya masukan list :p). Jumlahnya sangat menjamur dan kondisinya kebanyakan pun seperti jamur. Sebagian besar startup saat ini didasarkan pada idealisme mentah yang berbekal niat dan semangat plus kelihaian membuat produknya. memang tiga hal itu penting, namun kompetensi manajerial, khususnya pemasaran menjadi PR sering tidak dikerjakan oleh para pemain startup tersebut. Konsep bagaimana menggaet pemasukan dan mengontrol pengeluarann masih perlu dimatangkan. Problema besarnya, masyarakat Indonesia gemar yang gratis sehingga agak runyam ketika membuat produk berbayar dengan segmen masyarat kit asendiri, apa mau mereka "beli"? Kasus yang pernah secara pribadi saya temui adalah sebuah game developer asal Bandung yang memilih menyasar segmen negara Timur Tengah karena jaminan pembayarannya lebih aman dan bersedia mempergunakan CC. Di Indonesia CC ataupun PayPal masih menjadi barang mewah, sehingga kemungkinan lakunya pun mengecil.
Tantangan di subsektor teknologi informasi juga ada yang bersifat unik, yaitu lulusan perguruan tinggi yang bersifat generalis, bukan spesialis sehingga menjadi kesulitan untuk mendalami sebuah permasalahan yang kerap terjadi di dalam dunia kerja.
Walau banyak tantangan, ternyata subsektor teknologi informasi menyimpan potensi yang terlalu sayang untuk diabaikan. Kuncinya terletak pada bagaimana perencanaan di sisi manajerial agar produk dapat menggapai masyarakat yang menjadi sasaran. Hal ini berujung pada bagaimana mengatur strategi agar pemasukan dapat diperoleh dengan meminimalisasi pengeluaran. Indonesia sendiri tercatat secara statistik sebagai pengguna komputer yang cukup tinggi, ini potensi yang jangna pernah diabaikan. Investor mana yang tidak tergiur yang potensi ini. Contoh kerja sama yang perlu dilakukan adalah kerja sama dnegan provider selular untuk memromosikan aplikasi lokal Indonesia yang memiliki kualitas, jangna hanya menyebut social media luar negeri sebagai jualannya.
Kisah unik ditemukan pada MyPicMix yang menyembunyikan identitas asal negara untuk menlihat objektivitas respon masyarakat Indonesia dan dunia. Dan 7 bulan setelah dirilis barulah orang-orang tahu dan tentunya kaget karena tidak menyangka aplikasi sebagus ini ternyata lahir dari kerja keras dan rkeativitas orang Indonesia.
Subsektor arsitek menjadi pengebrak di sesi kedua dimana sebuah kenyataan yang harus diakui bahwa orientasi pembuatan berbagai bangunan saat ini lebih fokus pada kekokohan material (dan juga tentunya anggaran), sedangkan nilai estetika dan seni arsitektur kerap dilupakan. Padahal alasan kit amengunjungi Taj Mahal, Menara Eiffel, SPinx, Candi Borobudur tentu bukan faktor kekokohan bangunan sebagai motif utamanya. Prioritas nomor satu tentu kreativitas arsitekturnya. Malah kerap ditemui kasus pembangunan fasilitas umum yang memrioritaskan murahnya anggaran sebagai penentu siapa pemenang tender. Padahal arsitektur yang menawan (dan tentunya memerhatikan kebutuhan penggunanya) justru akan bernilai "lebih" secara ekonomi.
Ternyata masalah apresiasi juga ditemui di subsektor desain, termasuk kasus tender itu tadi. Hal ini memang dapat (sebenarnya sih kurang) dimaklumi karena pembuatna proposal tender ikut mempertimbangkan nilai kontrak dimana ketika lebih murah maka prioritasnya lebih besar dipilih karena faktor efisiensi dana. Namun asumsi tersebut hanya cocok ketika membicarakan produk berwujud, misalnya jumlah jumlah kursi, seragam dll, nah kalau desain poster, coding, aplikasi dll? Susah pisan ieu..
Maka sasaran pengembangan subsektor arsitektur meliputi beberapa rencana berikut:
- Penilaian dan evaluasi kualitas jurusan/program studi Arsitektur di Indonesia
- Meningkatkan mutu jurusan/program studi Arsitektur melalui pendampingan dan transfer pengetahuan
- Membuka jurusan/program studi Arsitektur Lanskap di luar pulau Jawa
- Mengupayakan pengesahan Undang-Undang Arsitek
- Pengeluaran lisensi pelaku teknis bangunan di semua daerah
- Penguatan legitimasi Sertifikat Keahlian/SKKNI
- Pengutamaan pelaku industri arsitektur nasional dalam pembangunan nasional
- Perbaikan sistem pengadaan proyek pemerintah
- Kolaborasi bersama duta besar untuk promosi arsitektur lintas negara
- Pengikutsertaan orang kreatif unggulan Industri Arsitektur nasional ke ajang-ajang Arsitektur Internasional
Di subsektor desain sendiri tenyata menemui kasus penjamuran sebagaimana di subsektor teknologi informasi yang yang menjamur adalah jumlah perguruan tinggi yang membuka jurusan/program studi seperti desain komunikasi visual. Jumlah meningkat, bagaimana dengan kualitas, ternyata masih perlu "link and match" antara kurikulum yang diajarkan dengan kebutuhan dunia kerja. Di dalam rencana pengembangan subsektor desain sebagaimana ditargetkan pada Cetak Biru Ekonomi Kreatif Indonesia 2015-2019 terdapat direncanakan:
- Pembentukan Indonesia Design Center sebagai integrator antara pemerintah pusat - daerah, industri - dunia usaha dan perguruan tinggi - lembaga riset dan komunitas - asosiasi desain (Quadro Helix) serta sebagai National Branding, Etalase Kegiatan Desain, Klinik, Training, Apprentice, Convention, Direktori, Digital & Material Library, Event, Network & Promotion Center
- Pembentukan Dewan Desain Nasional
- Penguatan Asosiasi Profesi Desainer
- Penataan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia untuk produk dan jasa desain, lebih rinci dan sistematis
Subsektor riset dan pengembangan lebih bersifat baseline yang memotori analisis umum ekonomi kreatif. Dengan demikian mutlak diperlukan riset untuk mengetahui "mau dibawa kemana" ekonomi kreatif di Indonesia. Momen saat ini sedang strategis, orang semakin menyadari potensi dan juga keasyikan di dalamnya. Berawal dari kepensaranan apa itu ekonomi kreatif? Apa bedanya dengan ekonomi pada umumnya dll, kini orang sudah berani mengungkapkan harapan/ekspektasinya di masingpmasing subsektor. Tak cukup di situ, banyak orang yang berani terjun di dalamnya. Sebagaimana diuraikan pada handout yang saya peroleh, program Pengembangan Penelitian dan Pengembangan untuk Industri Kreatif terdiri atas dua hal:
- Peningkatan kolaborasi antara lembaga peneliti dan industri dalam memetakan kebutuhan penelitian dan pengembangan terkait dengan bidang bidang dalam industri kreatif.
- Penguatan “pondasi” dan “pilar” yaitu sumber daya manusia, industri, sumber daya non manusia, pembiayaan, pemasaran dan teknologi yang dapat mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan terkait bidang bidang dalam industri kreatif.
Lantas apa pula yang mendasari agenda Share and Care ini?
Pasar bebas sudah tidak bisa dibendung, bahkan silakan tengok kamar maisng-masing, karya kreatif apa yang tidak diimpor? Tentu kita tidak ingin Bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen. Kita punya potensi di ekonomi kreatif. Kita punya daya saing. Dan pastinya kita KREATIF.
Review Piala Dunia 2014
Piala Dunia 2014 akhirnya selesai
Sebulan lalu waktu dini hari kerap jadi kesempatan melek yang penuh keramaian dengan kisah telenovela yang unik. Jerman akhirnya mengukuhkan diri sebagai penguasa gelaran di tanah Brazil tahun ini. Walau demikian, beberapa kejadian menarik yang diraih selama kompetisi ini antara:
Tumbangnya tim-tim raksasa Eropa, Spanyol, Inggris, Italia, Portugal, Rusia versus dominasi tim-tim Amerika Selatan, Tengah, dan Utara. Kroasia dilungsurkan Meksiko, Spanyol dipermalukan Chile, Kolombia mengangkangi Pantai Gading dan Jepang, Amerika Serikat memperdayai Portugal, serta yang paling fenomenal, Uruguay dan Kosta Rika mempecundangi Inggris dan Italia. Khusus di kasus terakhir, Kosta Rika yang disebut-sebut sebagai ladang poin ternyata malah tampil sebagai juara grup tanpa terkalahkan. Walau demikian, dominasi ini ternyata secara sistematis belum cukup karena di babak 16-besar, sebagian besar negara benua Amerika saling berhadapan dan Jerman serta Belanda mampu lolos dari kepungan pemilik Benua.
Rontoknya seluruh wakil Asia di putaran grup
Penampilan Jeang dan Korea Selatan jauh dari harapan. Hanya Australia dan Iran yang sempat merepotkan Belanda dan Argentina. Tapi tidak ada satupun yang meraih peringkat1 dan 2 di grupnya masing-masing. Artinya babak 16-besar steril dari wakil Asia. Bagaimana dengan wakil Afrika? Hanya menyisakan Nigeria dan Aljazair di babak 16-besar, padahal orang lebih menjagokan Kamerun, Pantai Gading dan Ghana.
Predatorisme seorang pemain Uruguay
Yang ini benar-benar ah ko ada ya pelanggaran mengigit lawan?? Tackle, narik kaos, nyikut, hingga menanduk itu sudah wajar, nah ini ko menggigit??
Genoside tim Jerman terhadap Brazil
Skor 1-7 ada yang menyangka? Sungguh 10 menit neraka ketika sebuah tuan rumah dicocor 4 gol. Bahkan pemain Jerman pun tampak shock dengan keberhasilan mereka, sejak gol kelima, mereka tampak lingsung karena tidak sampai hati terhadap status tuan rumah milik Brazil. Absennya Thiago Silva disebut sebagai biang keladinya, benarkah? Mmm, namun saat dia tampil di laga versus Belanda perebutan tempat ketiga, tetap saja Brazil bertekuk lutut 0-3.
Happy 21st HMIF
HMIF, pertama kali saya kenal di organisasi ini adalah saat pembukaan PDKT 2008 dimana seorang mahasiswa memberikan sambutannya dengan balutan jaket warna biru dongker. Rizky, itulah namanya, sosok yang di 4 tahun kemudian menjadi orang yang banyak memberi arahan terhadap TA saya, hehee. Mabim alias Masa Bimbingan jadi lahan pengenalan HMIF, bukan sekedar apa itu HMIF, melainkan apa yang diinginkan HMIF, yaitu kekeluargaan mahasiswa Teknik Informasika serta kepekaan karakter. Era 2009 s.d. 2010 tidak begitu banyak interaksi saya dengan organisasi ini. Mungkin ada dua kesempatan kenal dengan himpunan yang paling melekat, yaitu menjadi panitia Sheila 2009 serta Pemira 2010. Dan di akhir 2010, ajakan bergabung ke HMIF menjadi awal pilihan yang mengasyikan di setahun berikutnya, bahkan hingga tahun demi tahun berikutnya. Asyiknya belajar banyak dari sosok Ketua Umum 2011 yang gokil bernama M. Alvin Adhinugraha beserta seperangkat kepengurusan, terlebih spesial BPH ^^, merupakan salah satu fragmen paling berharga di dalam 4,5 di Institut Teknologi Telkom.m HMIF terus mengalami dinamisasi, bernagkat dari himpunan jurusan, kemudian himpunan departemen, himpunan fakultas, himpunan departemen, dan kini menjadi himpunan program studi. Berbagai karya terus ditorehkan dengan berbagai renyahnya tantangan dan peluang. Pada akhirnya kit asepakat bahwa HMIF telah berperan sebagai tiga pilar. Organisasi formal yang menjadi bengkel kreatvitas yang produktif Sekolah non-formal yang menjadi temapt menanamkan komitmen Keluarga besar yang terus tumbuh
Waktu Tersisa
Sebuah kesempatan langka saya dapat sore ini di dalam ngabuburit Probindo AJ di Jakarta Selatan tadi, yaitu tampil menyanyikan sebuah lagu. Terlepas dari kefalsan suara saya hehee, saya memilih lagu Waktu Tersisa dari KLa Project, kenapa harus lagu ini?
- Sudah memasuki malam ke-17 bulan Ramadhan, waktu yang tersisa tinggal 12-13 hari lagi, apa kabar target yang dicanangkan sebelum Ramadhan??
- Sudahnya hampir mepet menjelang deadline pengerjaan fitur-fitur Portal Indonesia Kreatif yang ditargetkan selesai September tahun ini, begitu pula di ITPB project dan SWT IS project
- Kemungkinan besar, ini menjadi Ramadhan terakhir bersama kawan-kawan PAJ, kemungkinan tahun depan kantor sudah tidak berlokasi di Samali sehingga kemungkinan ya itulah
- Waktu tersisa bagi saya untuk memperbaiki persiapan dalam berkomitmen menjelang visi "Cemerlang"
Ya...waktu yang tersisa semakin mepet, yuk pergunakan waktu semaksimal mungkin :)
Custom Post Type
Pembuatan Custom Post Type in syaa Allah sederhana,
Kedua, simpan file tersebut dengan lokasi sesuai aturan baku file management si sistem masing-masing, umumnya di dalam ‘include’ ataupun ‘inc’. Lalu panggil di dalam function.php.
Ketiga, buka Dashboard (umumnya via WP-admin). Di sini kita sudah dapat mengaktifkan post type yang telah dibuat. Secara default, post type ini akan memakai template bernama single-
Terhadap Janji via @FUKIFasilkom
Di #ramadhanMemesona kali ini, FUKI ingin sharing tentang "memenuhi janji" loh sobat fukis ;)
Janji adalah sebuah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyangkut kepentingan keduanya #ramadhanMemesona
Menurut firman Allah dalam QS. Al Isra’ 17:34...
Tidak menepati sebuah janji adalah salah satu ciri kemunafikan seseorang. #ramadhanMemesona
Perintah Allah : “ ...dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya” .
Rasulullah bersabda : “Ada empat hal jika ada pada seseorang maka jadilah ia munafik tulen, dan jika ada sebagainnya maka ia memiliki ciri-ciri kemunafikan,hingga ia bisa meninggalkannya...
1). Jika dipercaya ia berkhianat 2). Jika berbicara ia berdusta, 3). Jika berjanji mengingkari,... 4). Jika berdebat ia curang.” Muttafaq alaih #ramadhanMemesona
Di dalam hadist tsb menegaskan bahwa Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar selalu menepati Janji yang telah dibuatnya dan wajib melaksanakan Janji tersebut dengan Sebaik-sebaiknya. #ramadhanMemesona
...maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.’ (QS. Ali Imran: 76)
Sebagaimana yang kita dapatkan dalam Firman-Nya, "Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu." QS. Al-Baqarah: 40
Kemudian manfaat lainnya ialah menepati janji dapat pula menghapus kesalahan dan memasukkan ke surga loh sobat #ramadhanMemesona
Ngabuburit with Family Cabang Jabodetabek
Bukber Elemen Fasilkom
Menyenangkan memang ketika bergabung di sebuah institusi pendidikan namun tidak hanya berurusan dengan tetek bengek perkuliahannya. Barangkali tradisi sejak SMP itu yang menjadikan saya "gatel" ingin ikutan kegiatan kemahasiswaan walau status pendidikannya S2 dan lokasi kuliah dengan lokasi kemahasiswaannya berbeda (Salemba vs Depok) hehee. OK, manajemen waktu memang masih jadi PR terus diperbaiki karena tentu banyak kesulitan yang saya hadapi. Termasuk diantaranya ketika diajak ikut serta menjadi panitia Ramadhan CERIA di FUKI ini.
Jujur minder karena minim kontribusi namun maksi perizinan. Ternyata syuronya mengambil waktu siang hari sehingga berbenturan dengan agenda di Studio Indonesia Kreatif. Apalagi saat diadakan acara perlombaan untuk anak-anak yang mengambil waktu di weekdays dan nggak bisa ikut, sakitnya itu di situ *nunjuk jantung*. Beruntungnya Allah membukakan pintu maaf dan kelegowoan pada mereka.
Maka tentu agenda buka bareng elemen Fasilkom UI yang diadakan pada 11 Juli 2014 kemarin jadi momen yang pantang dilewatkan. Bukan sekedar produktif dalam berorganisasi, namun lebih dari itu, memperkokoh silaturahim ^_^
Yang spesial di dalam buka bersama ini adalah topik Perang Badr yang dibawakan menjelang berbuka puasa. Sebagai penikmat sejarah tentunya jadi hal yang menarik ketika membahas tentang topik tersebut. Banyak detail yang baru saya ketahui dan oleh sang ustadz, disediakan topik peta diorama untuk menggambakan peta pergerakan masing-masing pihak di dalam Perang Badr ini. Memang perang yang satu ini sangat menggugah decak kagum karena sarat makna tentang arti kepemimpinan dan kejelian meramu strategi. Tidak ada ceritanya berpikir sempit memenangkan diri untuk jangka pendek. Setiap pergerakan yang dilakukan diperhitungkan untuk jangka panjang.
Bepe20 "PRIDE"
Satu lagi buku dengan ketebalan di atas rata-rata koleksi saya. Penulisnya bukan dari jurusan sastra, namanya pun dikenal di blantka tanah air Indonesia tidak diawali dari kata-kata spektakuler di dalam tulisannya. Orang lebih mengenalnya sebagai mantan kapten Tim Nasional Indonesia sekaligus Persija Jakarta. Dua angka yang identik dengannya, yaitu 20 sehingga dia kerap dijuluki BEPE20. Yaps, dia adalah Bambang Pamungkas. Dan bukunya yang menjadi bacaan pekan ini berjudul PRIDE. Wewww tebelnya udah menyaingi buku Artificial Intelligence-nya Pak Suyanto o_O
Buku ini merupakan gabungan antara tulisan-tulisannya di blog beliau bambangpamungkas20.com, interaksi di twitter beliau @bepe20, hingga beberapa pemikiran tertulis yang tidak pernah dimaut sebelumnya di dua media tadi. Apa sih yang menarik dari buku ini?
Sebagai penikmat sastra, saya mengagumi bahasa yang ditulis Bambang Pamungkas yang tercermin dari tulisan-tulisan beliau di blog tersebut yang kerap saya baca saat kuliah S1. Kagum dengan penceritaan alur yang tidak pernah terburu-buru dan cerdik memilih kata. Sudut pandang berceritanya ornag pertama, namun justru di situ kekuatannya yang membuat kita malah berasa ngobrol dengan dia tanpa memaksa kita menjadi dirinya. Buku kedua ini boleh dikata mengupas apa yang terjadi padanya di (nyaris) tiga tahun ke belakang pasca Piala AFF 2010 (momen paling klimaks dari sisi antusiasme terhadap Timnas). Apa saja yang terjadi setelah Piala AFF 2010? Banyak... (tradisi) finalis SEA Games 2011, perpecahan federasi, perpecahan timnas, perpecahan kompetisi, perpecahan klub (beuhhh federasi, timnas, kompetisi/liga, klub pecah jadi dua, untung nggak ada 2 orang Bepe, 2 orang FR12, 2 orang Ponaryo dll), konflik pemain vs manajemen di Persija, kepindahannya dari Persija ke PBR, serta perjuangannya di APPI.
Membaca spoiler-nya di sebuah toko buku terkemuka di Pondok Cina, Kota Depok, saya tidak terlalu takjub histeris karena udah tahu gaya menulis beliau yang saya uraikan di atas. Tapi langsung speechless ketika ada foto Bepe20 dengan kedua orang tuanya. Rasanya terharu banget menyaksikan sosok yang setegar itu ternyata tetap menjadi anak yang berbakti dan selalu membanggakan orang tuanya.
Banyak kisah yang saya petik dari berbagai perjalanan beliau pasca Piala AFF 2010. Boleh dikatakan karir Bepe mengalami pasang surut terdrastis memang di era pasca Piala AFF 2010. Jika menjelang Piala AFF Cup 2010 ujian terberatnya adalah melepas ban kapten untuk keperluan strategi (dan itu dilewati dengan lapang dada) dan tentu saja insiden 10 menit 3 gol di Bukit Jalil, maka dilema pilih timnas atau Persija jadi konflik batin terbesarnya. Cara dia memandang konflik yang terjadi di federasi ternyata berbeda dengan konflik mana timnas yang sebenarnya, kompetisi mana yang legal, hingga klub bernama Persija yang mana yang harus dibelanya. Perbedaan tersebut tidak menunjukkan egoismenya, melainkan kejujuran dia dalam melihat suatu masalah secara independen tanpa tendensi dari masalah lain. Orang boleh saja memvonis kita oportunis, munafik, dsb, namun pada akhirnya kita yang paling berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tindakan dan perkataan kita.
Bahkan secara terang-terangan dia memaparkan pergolakan batinnya tatkala Pelita Bandung Raya vs Persija. Sebelum musim ini, tidak ada yang membayangkan di pertandingan itu Bepe bakal jadi penghancur Persija. Satu dekade membela Macan Kemayoran. Bahkan eksistensi Bepe dan Ismed Sofyan di Persija (yang berada ISL) merupakan faktor kenapa The Jack bulat suara membela Persija yang di ISL, bukan di IPL. Tapi di laga itu, Bepe berbaju biru dongker-merah karena dia pemain PBR, bukan Persija. Dua golnya ke gawang Andritany jadi bukti bahwa masih menjadi mesin pembunuh, bahkan ke mantan klubnya sendiri. Itulah integritas yang mampu diperlihatkannya walau di hati terdalam dia masih mencintai Persija.
Balada 9 Juli Belum Kelar
Berbekal pengalaman ditolak, iya maksudnya ditolak ama petugas TPS, sewaktu Pilleg April lalu, kali ini persiapan menuju 9 Juli sudah matang, KTP tentu siap (maklum biasanya satu paket dompet ditinggal di kos biar hemat n kagak keluyuran hehee) serta form A5. Oh ternyata A5 bentuknya begitu y? But, aku isih ra ngerti piye cara ngenggone (tapi saya masih nggak tahu bagaimana cara memakainya).
Dan yeeeeyyy #AkhirnyaBisaNyoblos
Komitmen dari awal terkait Pilpres ini, tidak akan mengungkap siapapun yang saya pilih. Terserah orang mau berprasangka dengan pilihan saya hehee.