Kalau bicara akuntansi ah sungguh mending kita meng-coding. Bukan perkara apatis njelimetnya itu beuhhhh macam ikatan organik protein laktat yang wuihhh pusinglah pokoknya. Jaman kelas 1 SMP, ada pelajaran Administrasi Pembukuan dimana puyengnya mengelola buku kas 2 lajur, buku kas 3 lajur dan semacamnya. Naik kelas 3 (tentunya setelah kelas 2, nggak langsung jemlukudug kelas 3) di pelajaran Ekonomi puyenge podo, ada membahas pajak, komisi, ah bahkan saya pun sudah amnesia ada kosakata apa saja di situ. Jaman kelas XI SMA sudah mendiskriminasikan diri nggak akan masuk jurusan akuntansi atau semacamnya. Era kuliah pun masih sempoyongan saat asisten dosen menceramahi tentang ROI dll. Intinya yang berbau perhitungan uang bukan kepakaran saya.
Bergulirlah waktu ternyata dunia kerja menyeret saya ke sebuah proyek bertemakan pengelolaan arus kas sebuah travel agent dengan basis OpenERP. Ada istilah sales order, purchasing, invoive, quotation dsj. Setelah bosan mencakar-cakar kuku saat pembuatan modul dan SOP, akhirnya tinggal proses pendampingan alias ToT. Sempat berpikir 'ah cukup inilah terakhir kali mengelola keuangan'. But, pada akhirnya tergugah juga diri ini untuk memperbaiki diri dalam belajar manajemen keuangan. Makin terdorong belajar tentang hal ini pula ketika sebuah topik manajemen keuangan keluarga disajikan pada Kamis (17/7) lalu. Terima kasih Bapak Badru Muhammad atas share pengetahuannya.
Dan kalau dipikir-pikir memang betul. Kita akan optimal menjalankan seluruh rukun Islam saat dipersiapkan dengan matang, termasuk di dalamnya berzakat, berpuasa, hingga berhaji.
Urgensi manajemen keuangan dalam berkeluarga:
- Tiap rupiah akan dipertanggungjawabkan di akhirat
- Setiap kebutuhan utk transaksi
- Hidup nyaman tanpa hutang
- Tiap keluarga punya rencana ke depan. Yups, punya anak tentu beranjak tumbuh kan hehee
Mengelola uang dalam rumah tangga sakinah dapat dimulai pula dengan memahami hal-hal berikut:
- Income, pemasukan kita darimana saja sih
- Outcome, pengeluarannya buat saja
- Surplus dan alokasi, bagaimana kalau ada kelebihan
- Defisit dan solusi, bagaimana kalau kekurangan dana
- Asset, aktiva lancar dan aktiva tetap yang jadi hak milij
Di dalam cashflow, tentu ada pemasukan serta pengeluaran. Apa saja sih pengeluaran dalam sebuah keluarga secara umum:
- ZIS arau zakat-infaq-shodaqoh (hak Allah SWT), dijelaskan pada 2:261
- Hutang (hak orang lain)
- Tabungan/investasi (hak sndri masa depan)
- Kebutuhan hidup (hak sendri sekarang ini), janga berlebihan namun jangan pula kikir
Tips dasar manajemen keuangan keluarga:
- Upper income alias tingkatkan pemasukan, dengan cara halal tentunya
- Lower outcome, alias kurangi pengeluaran, terutama yang kuranf prioritas
- Tercatat, harus gitu? Kalau bisa dicatat, kita akan tahu kualitas diri kita mengelola keuangan. Mana yang ke depannya bisa dihemat, kapan harusnya mengeluarkan ini itu dan berbagai evaluasi positif lainnya.
- Jangan menyisakan uang di akhir bulan karena memicu belanja tidak penting. Berarti pastikan habis? Nanti dulu. Maksud di sini adalah segera tabung dari awal uang yang mau ditabung agar lebih terjamin "kelestarian" n ke-"istiqomahan"-an tabungan kita.
- Kelompokan pos-pos keuangan sehingga tahu bagaimana efisiensinya
- ZIS dan hutang/tagihan diprioritaskan karena kewajiban terhadap Allah serta orang lain.
Teorinya masih panjang. Realisasinya pun jauh lebih menantang. Yuk belajar sedikit demi sedikit^^
No Response to "Belajar Manajemen Keuangan"
Posting Komentar