Beberapa hari lalu sebuah sajian menarik dipetik dari ceramag tarawih di MUI. Menarik karena 50% pembahasannya menyinggung tentang ilmu pengetahuan sebagai caraa mewujudkan peradaban Islam. Padahal kita sering tergiring opini bahwa Islam itu kolot di masjid sedangkan pengetahuan identik dengan pakaian rapi berjas di mimbar akademik. Nah sebetulnya apakah dua hal itu bertentangan?
Mari kita tinjau berbagai "clue" yang ada di Al Qur'an berupa perintah agar kita berpikir.
Ada frase "la'allakum tafakkarun", misalnya pada Al-Jāthiyah:13
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir."
Kemudian ada pula frase "afala ta'qilun", contohnya pada Al-Baqarah:44
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?"
Masih banyak clue-clue lain yang memerintahkan untuk senantiasa berpikir. Dari keberpikiran itulah kita akan lebih memahami kekuasaan Illahi dan bersemangat untuk membangun peradaban yang bermanfaat dan sesuai perintah-Nya.
Banyak hasil peradaban yang ditorehkan oleh manusia bersumber dari kesadaran ataa perintah berpikir. Tentu kita ingin jadi bagian daro orang-orang yang berpikir.
Alhamdulillah menemukan satu alasan yang menguatkan diri ini menyelami riset dan dunia pendidikan^^
No Response to "Islam dan Riset, bukan "versus""
Posting Komentar