Lagi-lagi isu ini diangkat dengan berbagai perembetannya, baik yang masuk akal maupun tidak. Singkatnya, terdapat beberapa ujar-ujar perbandingan berikut:
Kenapa sih pada sibuk menggalang bantuan dan dukungan ke negeri seberang yang jauh beribu-ribu kilometer? Eh cuy, di negeri kita sendiri tuh ya, di Papua, provinsi paling Timur kita punya, kok ditelantarin begitu sih?
Munafik banget ya bilangnya itu bukan isu agama. Kalau bukan isu agama kenapa saudara sebangsa setanah air sendiri (merujuk ke Papua) nggak pernah diurus
Ah dasar cuma bisa ngikutin pimpinannya. Pimpinannya cuma mikirin negara Arab yang muslim-muslim sih, jadi kalau negeri sendiri kalau orangnya bukan muslim dibiarin begitu saja
Terhadap isu demikian, bagi saya sendiri, anggap saja berfungsi sebagai dua hal.
Pertama sebagai peringatan agar kita juga responsif terhadap saudara se-Indonesia.
Kedua, ujian keikhlasan, apakah yang kita lakukan orientasinya mengharap ridho Illahi ataukah sekedar latah di social media.
Saya sendiri bukan orang yang tahu banyak terkait apa-apa yang sudah dikontribusikan sesama Indonesia, antara seorang atau sekelompok warga negara Indonesia terhadap warga negara Indonesia lainnya di berbagai penjuru tanah air, kecuali yang diberikan di media massa. Sekali lagi, ini dalam konteks melepaskan identitas latar belakang agama. Kalau seperti Indonesia Mengajar, Aksi Tanggap Bencana, SAR, Ubaloka, Wanadri, Gerakan Pramuka dll. Bila menyinggung latar belakang agama organisasinya, tentu akan sangat beragam. Di sinilah ketidaktahuan saya, kelemahan saya, dan tentunya sudah lebih dari cukup untuk jadi alasan agar tidak sok tahu dan tidak asal memvonis sejauh mana kepedulian orang lain terhadap sesama Indonesia.
Dan lagi-lagi harus diakui, ada dua faktor kunci yang menyebabkan hebohnya bantuan dan dukungan terhadap saudara kita di Palestina, bahkan (jika hrus terpaksa) membandingkannya dengan bantuan dan dukungan terhadap saudara se-Indonesia lainnya. Yang pertama tentunya kedahsyatan pemanfaatan social media sebagai media untuk mengkampanyekan solidaritas, sungguh sangat-sangat masif, bahkan mampu menggoyahkan dominasi berita copras-capres (padahal Piala Dunia saja gagal mengkudeta topik copras-capres). Kalau sudah ramai di media, siapa yang pada akhirnya tidak ikut tersentuh. Faktor lainnya adalah keterorganisasiannya komunitas-komunitas yang mampu menggerakkan massa untuk peduli.
Dengan demikian, pada akhirnya kita harus meramaikan kampanye-kampanye positif yang menggugah kepedulian terhadap saudara-saudara se-Indonesia yang masih dirundung berbagai kekurangan. Saat itu simpul bermuasal dari media. Bahkan mau sekompak apapun komunitas-komunitas yang ada, sekali lagi peran media yang ujung-ujungnya menjadi pemicu gerakan-gerakan komuntas yang tampil sebagai motornya.
Seberkas pemikiran pagi hari :)
Palestina iya, Kok Papua mmm??
Senin, Juli 21, 2014 by
ve
Posted in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Palestina iya, Kok Papua mmm??"
Posting Komentar