Bursa transfer yang sangat tidak menyenangkan bagi saya selaku fans FC Barcelona. Musim ini adalah musim dimana Barcelona pertama kalinya dalam sejarah merecoki klasmen transfer termahal pemain sepak bola. Urusan ini sebetulnya sudah jadi tabiat Real Madrid yang menariknya malah dalam dua musim terakhir 'pelit' dan bisu di bursa transfer. Madrid malah lebih girang menyemai bakat-bakat muda mereka, yang ironisnya adalah perilaku khas Barca sekian musim yang lalu. Sepertinya Barca dan Madrid tengah bertukat kebiasaan.
Alasan utama kekecewaan terletak pada pembelian pemain yang sebetulnya masih dipertanyakan urgensinya. Barcelona dalam kisaran satu dekade terakhir memang tidak jarang menggelontorkan dana gila-gilaan untuk menggaet pemain bintang. Tapi tidak ada yang statusnya penuh tanda tanya. Nama tenar macam Alexis Sanchez, Neymar Junior da Silva, David Villa, Daniel Alves, Thierry Henry, Luis Suarez, hingga Cesc Fabregas sudah mengantongi CV yang kinclong. Tidak ada yang meragukan kontribusi mereka bagi Udinese, Santos, Valencia, Sevilla, Arsenal, Liverpool, dan Arsenal [lagi]. Bahkan transfer yang 'dianggap' gagal berupa Dmytro Chygrynskiy dan Zlatan Ibrahimovic pun didatangkan dengan gocek besar yang wajar atas nama besar mereka di klub-klub asalnya, yaitu Shaktar Donekts dan Inter Milan. Singkat kata, tidak ada fulus selangit [minimal 20 juta Euro] jika torehan di klub lamanya meragukan. Masalahnya, pemain berlabel 'mihil bingit' yang didatangkan masih perlu dipastikan lagi CV-nya. Nama Paulinho, tanpa bermaksud meremehkan, memantik tanda tanya besar lantaran kiprahnya di Liga Tiongkok pun kurang populer dan statistiknya pun tidak mengesankan. Barangkali nama populer yang orang anggap punya potensi adalah Ousman Dembele dari Dortmund. Hanya saja sosok ini baru semusim kiprahnya bersama Dortmund. Artinya usia karirnya di level 'keras' masih mengundang tanda tanya.
Saya justru tadinya berharap Barcelona puasa di bursa transfer ini dan fokus 'memanen sawahnya'. Awal musim, saya sedikit tersenyum saat nama Gerard Deulofeu 'mudik' setelah bertualang ke Serie A dan Liga Inggris. Bukan apa-apa, masalahnya Barca sedang krisis produk lokal dari SSB-nya sendiri, La Masia. Sosok seperti Rafinha Alcantara dan Sergi Roberto tampak jelas apakah akan menanggalkan kostum Barca atau tidak. Apakah mereka mencoba peruntungan dengan merantau sebagaimana dilakukan Marc Bartra, Thiago Alcantara, Sandro Ramirez, Tello, Martin Montoya, Jonathan dos Santos, Andreu Fontas, Isaac Cuenca, hingga Pedro Rodriguez. Sebagian yang hijarh memang sukses bercokol nyaman di klub barunya, bahkan mencaplok trofi tertentu. Sebuah kesempatan yang menggiurkan lantaran starting eleven reguler Barca hanya mampu diisi oleh alumni La Masia bernama Lionel Messi, Andres Iniesta, Gerard Pique, Sergio Busquet, dan Jordi Alba. Jelas bukan pertanda baik bagi klub yang pernah menorehkan komposisi 11 pemain asli produk SSB-nya, walau satu diantara masuk dari bangku cadangan.
Terlepas dari keraguan yang ada, tentu saya berharap Barcelona tidak salah membeli pemain. Paulinho dan Dembele punya kesempatan yang lebar tapi juga sempit untuk membuktikan kapasitasnya. Lebar karena kuantitas pertandingan Barcelona yang banyak hingga 3 kompetisi. Sempit karena tekanan kepada mereka terlalu tinggi serta penuh tekanan sehingga akan banyak cercaan jika tampil jelek di satu pertandingan saja.
Ada Apa dengan Barca
Rabu, Agustus 30, 2017 by
Arfive Gandhi
Posted in
Sepakbola
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Ada Apa dengan Barca"
Posting Komentar