Tendangan keras Saddil Ramadhan mengganjilkan kemenangan telak Indonesia atas Filipina. Laga kedua pada ajang SEA Games ini sebetulnya biasa saja. Ada dua hal yang istimewa, yang membuat kemenangan semalam bermakna khusus. Pertama, status Filipina yang kini melesat peringkat FIFA-nya. Bahkan sejak tahun 2010 Filipina selalu merepotkan Indonesia, termasuk dalam tragedi kekalahan 4-0 di AFF 2014. Kedua adalah soal tanggal pertandingan yang bertepatan dengan peringatan 72 tahun kemerdekaan Indonesia. Kurang dari 12 jam sebelum laga dimulai di Kuala Lumpur, Presiden Joko Widodo menjadi inspektur upacara peringatan detik-detik proklamasi di Jakarta.
Tiga gol yang diganjar tiga poin belum memberi garansi apapun atas kerja keras 23 punggawa timnas. Tambahan pula, keberangkatan mereka dibumbui 'pengorbanan' klub-klub Liga 1 atas inkonsistensi kompetisi yang selalu mengatasnamakan kebutuhan Timnas Junior. Jangankan medali emas, lolos ke babak berikutnya pun belum bisa dipastikan. Indonesia harus bersengit ketat dengan Vietnam di laga sisa selain Timor Leste dan Kamboja. Tren positif masih ditunjukkan Vietam dan Thailand yang notabene penguasa tradisional kompetisi bal-balan tingkat ASEAN.
Cita-cita emas statusnya masih target. Garuda muda masih berlaga di putaran grup. Euforia lantaran momen kemerdekaan sangat wajar. Tapi jangan mau terlena.
Kado Tiga Gol dan Cita-Cita Emas
Jumat, Agustus 18, 2017 by
Arfive Gandhi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Kado Tiga Gol dan Cita-Cita Emas"
Posting Komentar