Bukan pertandingan yang diawali dengan mulus. Gebrakan demi gebrakan Real Madrid seolah mengisyaratkan bahwa bobolnya gawang Barca hanya urusan waktu. Sosok Sergio Busquet, Iniesta, bahkan Messi malah kerap turun membantu lini pertahanan. Seperti begitu, sepertinya.
Namun sebuah lesatan Paulinho yang nyaris berbuah gol justru menjadi kode keras bahwa Barca masih bisa "bernafas". Kode keras yang tanpa disadari menandai keroposnya lini pertahanan Madrid. Tanpa banyak peluang milik Barca sekaligus sedikitnya ancaman bagi Madrid justru membuat bek-bek Madrid tidak siap menanggung bencana. Gojekan Ivan Rakitic kurang ditanggapi serius sehingga umpannya kepada Sergi Roberto berbuah petaka. Ya, sosok ini hampir sepanjang babak pertama disibukkan Ronaldo di area pertahanan Barca. Entah mengapa justru dia yang menyambut umpan Rakitic dan lebih mengejutkan umpan itu dilempar jauh ke Luis Suarez yang tanpa oengawalan. Lalu, 0-1.
Kocar-kacir antara menyerang ataukah bertahan. Keraguan tersebut digancar oleh penalti Messi setelah sebelumnya kemelut terjadi di kotak terlarang Madrid. Carvajal memilih pulang sebagai tumbal setekah tangannya menghadang sundulan Paulinho. Tampaknya beliau terinspirasi aksi Suarez 7 tahun silam.
Di penghujung laga, sontekan Messi yang hanya bermodalkan sepatu sebelah kanan saja kembali memantik malapetaka. Aleix Vidal tidak menyia-nyiakan peluang itu untuk mengganjilkan skor akhir 0-3. Kolektivitas dn kecepatan dalam membangun serangan menjadi pola dasar tiga gol barca. Ya, rapid victory here is.
Skor yang memang ganjil lantaran pertandingan sempat "dimiliki" Madrid dan dihelat di kandang Madrid. Laga cantik di penghujung kalender 2017 ini. Laga yang bisa jadi pamungkas dari selonjoran saya di kontrakan lama.
No Response to "Rapid Victory"
Posting Komentar