Kadang kita bingung sering mendengar celotehan bahwa masa depan muslim di Indonesia di ujung tanduk. Kita merasa cinta Islam, tapi kenyataannya statistik tanpa angka alias pengamatan langsung pun sudah cukup mendeskripsikannya.
Jumlah pemuda yang menunaikan sholatnya di masjid/mushola sangat minim. Apakah sesibuk ini (termasuk saya) muslim muda di Indonesia menyempatkan waktunya. Memang kita jangan pula berburuk sangka bahwa tidak sholat di masjid tidak berarti lupa kewajiban sholat. Toh, tiap orang hal prioritas yang ga mudah untuk dijelaskan dalam argumentasi.
Namun, perlu disadari pula bahwa ada nilai-nilai positif yang penuh barokah ketika kita bisa menunaikan sholat di masjid/mushola, apalagi ketika adzan berkumandang kita langsung menjawabnya dengan langkah penuh semangat ke rumah Allah. Usia kita masih muda, sungguh sangat mudah bagi kita untuk menumbuhkan cinta dan keterpautan dengan masjid sehingga masjid akan makmur dan hidup serta keberlangsungannya sebagai pusat dakwah Islam akan terjaga.
Kita memang solusinya, namun solusi seperti apa yang bisa kita buktikan?
Kita punya seribu argumen, tapi Allah punya berbagai pintu hidayah dan balasan dimana jumlah dan arahnya tidak terhingga.
Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk memenuhi panggilan-Nya
Kitalah (yang seharusnya) Menjadi Solusi
Sabtu, Juni 29, 2013 by
ve
Posted in
Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Kitalah (yang seharusnya) Menjadi Solusi"
Posting Komentar