Sudah 5 tahun kami saling kenal
Perkenalan yang berevolusi menjadi persahabatan
Persahabatan yang tak jarang direcoki begajulannya anak muda
Persahabatan yang berpanenkan romantisme berkreativitas
Ketika kebersamaan berkoding perlahan punah
Maka (semoga) hingga ajal nanti perkawanan itu terus "looping" di kalbu
IF-32-01 disebut Constraint, sebuah istilah di dunia database yang ditujukan pada field yang menjadi primary key dan ditulis besar di kaos futsal kelas kami. Ketika saya mengenakannya di Tegal, adik kelas saya yang di STAN berkomentar "kalau di saya 'Constraint' itu artinya hambatan". Hmmm, lain prodi lain maksud. Di tahun-tahun awal warna hitam hijau menjadi identik hingga pada akhirnya putih ungu "mengkudeta" dominasi warna itu. Well, tampaknya basa basinya sudah cukup. Jadi gini, 8 September lalu kelas saya, IF-32-01 mengadakan (jarkomnya) sih halal bi halal, ya terserah sih kalau mau dibilang reuni, nongbar (nongkrong bareng), jumpa kangen, dan apalah karepmu.
Seperti biasa jarkom waktu pagi hari untuk acara non-formal sudah menjadi pertanda acaranya bakal mulur, dan itu terbukti, hehee, saya juga berperan aktif dalam keterlambatan ini karena baru dateng satu jam dibandingkan lainnya. Alhasil tidak sempat ikutan jogging bareng di danau, tapi ngomong-ngomong nih, emang beneran kalian jogging y? ko agak nggak-nggak percaya itu.
Setelah melakukan pencarian dengan algoritma Ant Colony Optimization #fiuhhh, akhirnya saya berhasil menemukan mereka (diiringi lagu Akhirnya Kumenemukanmu by Naff), dan emang pas banget mereka mau makan. Pasca makan rombongan Dago, yaitu anak-anak yang sekarang ber-S2 di ITB malah baru dateng, ada yang udah mandi ada juga yang belum mandi tapi rapi, tapiiii ada juga yang masih tampak kucelnya hahaa.
Agenda berikutnya itu (harusnya sih) ke panti asuhan, tapi lantaran beberapa hal akhirnya disepakati ke panti asuhannya menjelang Dhuhur. Apa saja "beberapa hal" itu? Pertama, masih ada yang belum makan, kedua ada yang baru mau mandi (don't ask whether I am!!), ketiga salah satu motor kami ada yang mengalami kerusakan dan perlu disaster recovery, keempat kami masih terlalu asyik mengobrol, ya masih anennn gitu (njiji'i), dan (ini nih yang paling bikin geleng) Nasta si maskot kelas ilang entah kemana plus HP si Nasta ternyata malah kebawa Iful, lha terus gimana caranya menghubungi Nasta? Tanpa dinyana, Nasta cukup cerdik, yaitu mencari rumah seorang temannya dan minta sms ke rombongan kelas, huffffthhhh #terharu #nangis bawang
Ke panti asuhan tentunya bukan sekedar formalitas, tapi tujuan. Berbagi rezeki pun hanya salah satunya, ada yang lebih penting dari itu, yaitu mengasah terus kepekaan nurani. Kadang kita terlalu rakus dan gampang ngiler ketika dengar ada teman yang gajinya di atas kita, tanpa disadari masih ada yang pulsa internet pun tidak ada, bahkan ketika kita lalai menyapa orang tua tiap harinya, justru masih ada anak-anak yang pertemuan terakhir dengan ayah/ibunya sudah bertahun-tahun lalu.
Pasca-main ke panti asuhan, makan siang menjadi agenda yang kembali diisi dengan berbagai kebanyolan khas anak muda. Saling ledek bisa diibaratkan bahan pokok selain nasi kala itu. Dan ketika menjelang pulang, justru Demsy si maskot (emang ada berapa maskot ye?) justru baru datang. Hahahaa, jadi inget jaman Pengling.
Senja pun tiba, kembali kami harus berserakan ke kos masing-masing, tapi pulangnya kami kali ini bukan sekedar PGA, Sukabirus, Sukapura, melainkan menyebar ke berbagai belahan bumi lain, ya masih lingkup Jawa Barat-DKI Jakarta sih. Termasuk si bocah dari Tegal yang kembali ngoding di Senin esoknya.
No Response to "Our Friendship is still Looping"
Posting Komentar