Beberapa hari lalu menjelang sebuah event dimana saya menjadi PIC perancangan segala macam desain dan publikasi, rekan yang bertugas melakukan proses percetakan meminta versi .psd ataupun .cdr dari desain yang saya buat. Nah, di situlah dia terkejut dengan pertanyaan balik saya "adanya powerpoint gimana?". Balasan berupa statement "wuihh" menjadi respon yang memang bukan respon yang aneh karena kerap saya dengarkan ketika orang lain tahu segala melakukan proses designing mempergunakan Microsoft Powerpoint, sebuah aplikasi sebenarnya dipakai untuk membuat tampilan presentasi. Memang hasilnya berupa desain yang visual, walau demikian sangat jarang ada yang memakai sebagai media design poster, pamflet, dll.
Kebiasaan ini dimulai dari era SMA, saat itu komputer di rumah saya spek/spesifikasinya tidak terlalu muluk-muluk sehingga tidak banyak yang di-install di situ. Di tengah keterbatasan tersebut, saya gemar mengutak-atik (lebih tepatnya belajar tanpa arah kurikulum yang jelas) aplikasi Microsoft Powerpoint. Sangat penasaran karena dulu kursus komputer hanya sampai Excel. Eh ternyata ketagihan juga. Tentunya yang paling spesial adalah membuat presentasi profil para anggota GaNas saat upacara purnabakti 2008. Dan ketika diberi amanat mempunyai laptop sendiri, kebiasaan memakai Powerpoint makin menjadi, plus saya menyadari bahwa ada Print Screen untuk meng-capture hasil gambar di monitor.
Jika ditanya apakah sempat mempergunakan Corel maupun Powerpoint, maka jawabannya pernah. Walau demikian, saya mengakui tidak mahir bermain-main dengan aplikasi tersebut, termasuk dari sisi RAM laptop yang kecil sehingga keterbatasan tersebut menempatkan saya untuk main terbiasa membuka Powerpoint untuk urusan desain. Kloplah keterbatasan sebagai pangkal saya asyik ber-Powerpoint. Karena itulah, jika diperhatikan, desain yang saya buat selama di Depkominfo 2009 dan 2010 plus BPH HMIF 2011 tidak muluk-muluk agak tampak terpaku pada pola "kotak". Seolah-olah tidak ada keberanian bermain-main dengan efek yang eksploratif. Hehee, itulah saya yang cuma bisa garuk-garuk kepala jika diminta untuk mengajari desain. Lha wong aku yo cupu tenan yo...
Uniknya saat kerja, saya justru bertemu dengan seseorang bernama Riyanto, yang kece banget untuk urusan desain, terutama karakter perfeksionisnya dalam ber-Powerpoint. Terus terang saya minder kalau adu argumen desain dengan dia. Karakter khas yang jadi ciri dari dia adalah simplikasi dan minimalisnya desain. Entah kenapa walau sederhana namun kesan "pas porsinya" langsung ditangkap. Kebetulan pula, di FUKI, LDF-nya Fasilkom UI, di Biro Media tepatnya, spirit desain yang digusung terkait branding-nya adalah kesederhana. Desain karya anak-anak FUKI tidak mengumbar berbagai efek yang bombastis, cenderung rapih dan bersih. Kebetulan PIC urusan standardisasinya sangat telitiiiii banget. Nah dua faktor itulah yang membuat saya makin asyik dengan kesederhanaan membuat desain. Dalam hal ini, saya terus mengalami kesulitan dalam keterbatasan membuat desain di Powerpoint, namun di sisi lainnya saya makin asyik dengan gagasan desain sederhana yang pas banget dengan fitur yang tersedia di Powerpoint.
Harus diakui bahwa produk desain memiliki sifat black-box, artinya orang lain akan masa bodo dengna peralatan yang dipakai, yang penting itu hasilnya. Maka, saya juga nggak terlalu ambil pusing jika dikatakan cupu karena lagi-lagi Powerpoint, lagi-lagi Powerpoint. Toh, yang utama, saya asyik dengan ruang kreasi yang penuh kesederhanaan di dalam Powerpoint :)
No Response to "Asyiknya Powerpoint"
Posting Komentar