Hampir 3 bulan berada di Mengger, Bandung Kidul, secara tidak langsung mendorong saya seeing menyusuri kawasan Dayko alias Dayeuhkolot, entah mencari sarapan hingga servis laptop. Di sana ketersediaan fasilitas memang lebih melimpah daripada ke Batununggal maupun Buah Batu. Lantaran sering belanja barang konsumsi ditambah kebiasaan mengamati, maka lama-lama saya jadi penasaran dengan menjamurnya bisnis jus buah.
Jus buah merupakan olahan buah segar yang dikemas dalam gelas plastik. Harganya relatif murah dari 5000 hingga 10.000, tergantung jenis buah yang dipakai. Sebagaimana diulas sebelumnya, fenomena menjamurnya bisnis kedai jus buah menjadi tren di kawasan Dayko.
Apakah laku keras?
Oh tentu, jika tidak maka sudah pasti kedai-kedai itu bertumbangan. Faktor pendorong tren ini bisa dilihat dari sisi internal serta eksternal.
Faktor internal
Operasional jus buah relatif lebih mudah dibandingkan kedai tempat makan macam pecel lele, gudeg, bahkan lontong kari. Aktivitas utama adalah pembuatan jus (kupas dan blender) serta pengemasan. Malah jika jeli, kupas mengupas bisa dilakukan di j ridak sibuk. Agenda penjagaan stok pun lebih mudah karena buah lebih awet daripada daging dan sayur. Artinya risiko stok busuk lebih kecil. Dan tak lupa operasional yang tidak terlalu ribet menjadikan training operator lebih mudah.
Faktor eksternal
Harga murah jadi daya tarik para mahasiswa selaku segmen utama yang sangat konsumtif. Jus juga bisa barengkan sebagai pelengkap makan. Terakhir, citra sebagai konsumsi sehat jelas membuat orang menggemari jus buah.
Dimana peran SI/TI??
Nah ini yang patut didengungkan. Ok..tunggu kelar beli lele dulu baru saya lanjutkan.
No Response to "Fenomena Jus Buah di Kawasan Dayko"
Posting Komentar