Hari yang baru dengan harapan baru. Aku harus menunaikan dua kewajibanku. Pertama ikhtiar semaksimal mungkin menjalankan peran seorang suami yang mencari nafkah. Sebuah amanat yang masyaAllah sungguh teramat berat namun terhormat. Kedua adalah ber-khusnudzon pada apa yang diarahkan oleh-Nya. Apa yang kita kerjakan, dalam artian profesi, merupakan hasil pilihan kita sendiri dengan "acc" dari Allah SWT. Dialah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita, bahkan yang terbaik dari-Nya itu mengungguli apa yang kita idamkan.
Sebuah kotak pandora kini menggetarkan kertas kado pembungkusnya. Sebentar lagi dia mulai menghamparkan berbagai kejutan yang tiada habis. Wallahualam apa saja kejutan itu nantinya. Bahkan hingga tegukan akhir teh pagi ini pun aku belum dapat memastikan "perantauan hilir mudik" ini akan dilangsungkan berapa lama.
Aku berharap ini menjadi ladang dengan berbagai tumbuhan segar. Dimana sayuran segar nafkah bisa aku suguhkan kepada keluargaku. Dimana buah segar ilmu bisa aku sebar lagi bibitnya di cita-cita yang tertunda itu. Dimana semua itu memiliki humus berupa amalan ibadah.
Bismillahirakhmanirakhim
No Response to "Pandora Box for Present and Later"
Posting Komentar