Instrumen I'm So Happy-nya Laruku mengawal ketika tulisan ini. Lagu ini aslinya berirama rock alternatif yang maskulin sekali. Tapi di versi akustiknya jangan lembut jazzy. Sisi lain mengunkapkan keriangan berekspresi. Aku teringat tentang hari-hari hingga berbulan petualangan di belantara ini. Sangat tidak terbayangkan setahun lalu. Tapi akan terus kunikmati berbagai sajian dari-Nya.
Ada ujar-ujar "many things to blamed may be, but too much others to blessed". Aku kagum pada ujar-ujar itu. Bukan sebagai pelipur lara semata, tapi penggugah rasa syukur. Tentu jangan kufur menyeret kita kehilangan sesuatu berharga yang kita kenal sebagai iman. Sesuatu itu adalah bangunan tak nampak yang batanya adalah hasil tabungan segala amal bertahun-tahun yang hanya perlu hitungan detik untuk merobohkannya.
Aku pern kuliah di IT Telkom dan UI. Tapi sesungguhnya kedua kampus itu hanyalah butiran debu di tengah perguruan yang kita sebut "alam dunia". Aku berkuliah di alam dunia tanpa tahu kapan batas masa studi ini. Masa studi yang terlalu sayang untuk diludahi keputusasaan. Aku akan dan harus belajar mengenai makna hidup setelah alam dunia. Dan aku ingin mengisi makna hidup ini sebaik mungkin dengan manfaat dan ridho-Nya.
No Response to "Unknown but Best that I Face and Trust [1]"
Posting Komentar