Mengikuti sebuah konferensi tentu merupakan sebuah kebanggan tersendiri, terlebih jika hadir sebagai pemakalah, atau malah pembicara utama. Gengsi sebagai cendekiawan layak diasosiasikan dengna pencapaian ini. Berkaca pada dua konferensi internasional yang pernah saya ikuti, tingkat kelolosan makalahnya cukup ngeri, kurang dari 50%. Indikasi bahwa andil di sebuah konferensi, apalagi internasional, memiliki keketatan yang spesial. Namun setelah agenda usai, apa yang kita bawa pulang? Piagam/sertifikat sebagai pemakalah? Kartu nama peserta lain? Toolkit, termasuk flashdisk dan goodybag? Kesempatan ngeksis di media sosial? Semua oleh-oleh itu sah-sah saja, asal sesuai dengan haknya (jangna ngambil sertifikat orang lain) dan terjaga niatnya dari sombong (wah ini yang susah hehehee) Namun ada pula oleh-oleh lain yang sering kita lupakan karena memang bentuknya cenderung abstrak. Apa hayoo?
Oleh-oleh ini sederhana, yaitu mempelajari karya-karya peserta lain.
Kadang kita perlu berpikir skeptis, misalnya "kenapa sih diwajibkan dateng presentasinya?", "buat apa sih mantengin presentasi orang lain?", atau bahkan "ngapain juga panitianya mbagiin prosiding versi konferensi? emang bakal dibaca satu-satu ama kita?". Nah untuk pertanyaan yang terakhir sebetulnya kembali ke diri sendiri. Apakah oleh-oleh yang dipercayakan panitia kepada kita itu digunakan dengan layak? Mungkin tidak mudah membaca karya mereka satu-satu, tapi setidaknya sempatkan diri kita untuk membaca, menelaahi, dan (syukur-syukur) memahaminya. Lha untuk apa?
Hakikatnya ilmu pengetahuan itu berkembang dan ktia tidak bisa bersikap isolatif alias acuh dengan apa yang terjadi, sekalipun tidak bersinggungan langsung dengan bidang (interesting) kita. Kita membutuhkan materi-materi segar yang telah diracik, dimasak, dan teruji kelezatannya secara ilmiah sebagai tonggak untuk memperbarui sendi-sendi pengetahuan kita. Dan materi-materi segar itulah yang terkandung di dalam prosiding atau karya-karya yang "fresh dari oven" para peneliti penuh talenta. Lebih jauh lagi, materi-materi tersebut akan menjadi inspirasi pengetahuan yang layak menjadi inspirasi bagi sekitar kita. Mungkin kita tidak terlalu tertarik dengan digital signature, tapi dengan adanya info eksistensi multimedia signature kita malah bisa "membisiki" inspirasi tersebut ke kawan kita yang punya spesialisasi di situ. Perkara membagikan file prosiding tentu itu ada tinjaua tersendiri dari sisi hak dan kewajiban dalam ranah hak cipta dan hukum.
Well, ini juga menjadi peringatan (dini) pula bagi saya untuk mengalokasikan waktu rutin untuk mengonsumsi pelan-pelan oleh-oleh konferensi yang telah saya ikuti. Yukkk
Oleh-Oleh Ikut Konferensi
Kamis, Juni 09, 2016 by
ve
Posted in
Riset
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Oleh-Oleh Ikut Konferensi"
Posting Komentar