Memang, minat saya nonton film ini timbul selaku korban iklan berupa cuplikan film lain sebetul meonton film Power Ranger. Sepintas film ini menawarkan kegokilan yang sangat menghibur, apalagi temanya adalah balita. Topik yang menarik karena saya dan istri sedang menikmati peran ayah dan ibu yang baru setahun. Bahkan istri saya pun langsung tertarik untuk menontonnya begitu saya paparkan eksistensi film ini. Setelah sempat menjadi wacana, akhirnya kami sukses nonton film ini kemarin, 19/4 di Bandung.
Tebakan saya tidak salah. Film ini sangat menjejali penontonnya dengan imajinasi yang penuh hiburan. Mulai dari proses kemunculan bayi yang menganut konsep manufaktur, konsep mata-mata, perang antar-anak-anak, hingga 'pretelan' lelucon ringan yang membuat kita terpingkal-pingkal. Singkat cerita, film ini berkisah tentang seorang bayi yang 'diutus' oleh sebuah korporasi untuk mencari informasi tentang sebuah proyek yang kabarnya berpotensi membuat orang tua tidak lagi cinta pada bayinya. Konflik, lebih tepatnya perang, antara si bayi dibantu koalisinya versus si kakak sulung menjadi fragmen yang sangat menarik. Lebih menarik karena setelah konflik 'koplak', keduanya malahan berkoalisi untuk sebuah misi rahasia yang sangat hiperbolik.
Jangan lupakan nilai moral tentang bagaimana orang tua seharusnya bersikap adil pada anak-anak mereka. Karena itulah, anak-anak yang meonton film ini sebaiknya ditemani orang tuanya agar tidak terjadi salah paham atas konflik tersebut, plus penjelasan tentang 'pabrik bayi' tersebut. Keseluruhan film ini layak ditonton, termasuk segeman usia 5 s.d. 13 tahun.
Review Boss Baby
Kamis, April 20, 2017 by
Arfive Gandhi
Posted in
Bioskop
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Review Boss Baby"
Posting Komentar