Mungkin kalau bukan faktor nyangkut kuliah umum dadakan yang melibatkan matkul Literasi TIK, bisa jadi saya kelewatan info tentang dirilisnya iGracias versi mobile. Sebuah pencapaian yang perlu diapresiasi, terlepas keunggulan dan kelemahan yang ada. Saya sendiri agak janggal menyebut aplikasi yang sudah tersedia Google Play ini sebagai versi 1.0. Sederhana, dulu sudah ada aplikasi iGracias walau konteksnya IT Telkom. Maka saya memilih menyebut si 2.0.
Saya mengapresiasi keberadaannya karena fungsi iGracias sendiri sudah menjadi "jantung" operasional di Universitas Telkom. Dosen atau mahasiswa yang tidak membuka iGracias dalam tempo sepekan, kecuali sakit atau musubah atau liburan, bisa dikategorikan makhluk langka. Kalau dalam konteks Mc Farlan grid, iGracias tergolong setidaknya Key Operational, bahkan jika rektorat dan dekanat bisa mengeksploitasi pengetahuan iGracias dalam membuat kebijakan maka iGracias termasuk Strategic. Sangat jarang sistem informasi di lingkungan perguruan tinggi menempati golongan tersebut. Di sisi lain, saya pernah merasakan manis getirnya ngoding sebuah sistem informasi untuk ekonomi kreatif nasional walau masih website produknya. Sangat gila prosesnya, mengutip kamusnya bung Vale, ada banyak "jegeeeer".
Pembuatan iGracias versi mobile ini merupakan proyek jangka panjang. Sangat ajaib ada aplikasi yang dalam hitungan tahun tidak pernah ada pemutakhiran atau pembaruan. Malah, untuk ukuran aplikasi mobile, muncul versi terbarunya dalam skala bulanan. Sering ada versi terbaru tidak melulu lantaran ada bugs atau menutupi kekurangan sebelumnya, sangat mungkin ada pengembangan atau pembuatan fitur-fitur oportunis yang menjadikan nilai/kualitasnya menanjak. Karena itulah, dengan berbagai kekurangan yang ada, saya yakin dalam tempo bulan pula lah akan ada versi 2.1 dst.
Yang jadi barang baru adalah kemunculan jejaring sosial sebagai salah satu fiturnya. Saya belum mencoba lebih jauh apa saja yang bisa dieksplorasi dari fitur potensial ini. Apakah memungkinkan japri selayaknya Whatsapp atau bahkan video call kolektif macam Line. Jika iya, ini menjadi modal berharga untuk menggalakkan kuliah daring. Dari sisi strategi pemasaran, versi inisiasi memang tidak perlu sempurna, paling tidak menggugah sebagian segmen memilikinya. Seiring masukan dan kebutuhan masa depan, akan lahir fitur-fitur spesial nantinya.
Kekurangannya apa saja memang? Pertama keberadaan panduan khusus pengamanan informasi, sepintas sederhana tapi banyak insiden keamanan informasi lahir dari rendahnya sosialisasi dalam menjaga keamanan. Kedua mengenai campur baurnya informasi perkuliahan antara semester sekarang dengan semester sebelumnya. Hal ini menjadi kekurangan yang fatal karena kebutuhan pengguna iGracias sebetulnya hanya berkutat di operasipnal semester ini. Ketiga masih terbatasnya ruang lingkup proses bisnis yang diakomodasi. Contoh sederhananya, hanya ada proses bisnis lihat jadwal kuliah, tapi belum ada (cmiiw) fitur cek presensi mahasiswa, pendokumentasian BAP, atau bahkan nantinya registrasi.
Namun ganjalan terbesar saya sebetulnya terkait siapa pembuatnya. Apakah si perusahaan telekomunikasi itu? Karena ada embel-embel "powered by", apakah berarti iya? Apakah hal itu dilarang? Dalam bisnis memang tidak hanya saja, melihat kualitas Direktorat Sistem Informasi membidani iGracias dari era transisi merger, saya lebih berharap mereka yang menggawangi proses pembuatannya. Sebagaimana disinggung bahwa pasti akan ada versi terbaru, apakah selamanya Universitas Telkom akan kecanduan dengan layanan (sudah tidak mungkin enggak) berbasis bisnis. Yang pasti, semoga keamanan data civitas akademia tidak jadi komoditas yang dipertaruhkan reputasinya.
Dan...sebagaimana disinggung di awal. Terlepas keunggulan dan kekurangannya, saya sangat mengapresiasi eksistensi produk ini.
No Response to "Tentang iGracias versi Mobile 2.0"
Posting Komentar