Secara teori perkuliahan tentang website, termasuk web engineering, salah satu hal yang sering lupa untuk ditekankan adalah pentingnya membuat sebuah miniatur project sebagai eksperimen. Lha, emang buat apa?
Website merupakan sebuah aplikasi yang dapat diakses secara online dengna konfigurasi tertentu. Dengan demikian perubahan yang sifatnya coba-coba dapat dengan mudah diketahui oleh user, sebagai contoh mengganti format hyperlink. Efeknya cukup riskan, baik secara kuantitatif, misalnya trafik visitasi, hingga kualitatif, misalnya kredibilitas. Padahal di lain pihak ektika sebuah website telah dirilis akan sangat mungkin muncul keinginan untuk menguliknya, bahkan menambahkan sebuah fitur.
Kebanyakan programmer masih mempergunakan jam kerja sehingga apa yang dilakukannya dibatasi jam kerja. Hal ini tentu menyulitkan website yang sedang dioprek namun keburu ditinggal istirahat programmernya, sedangkan saat ini website tersebut sedang dijelajahi oleh user-nya. Contoh hal yang fatal adalah adanya kemungkinan terjadi error yang risikonya tinggi, misal ketidaksinkronan antar-fitur, terhapus data tertentu, hingga stabilitas performa. Lha terus kepiye?
Karena itulah bagi sebuah korporasi yang bergerak di bidang website development, misalnya IT consultant, creative studio, untuk menginvestasikan asetnya ke dalam pembuatan ruang ekperimen. Boleh jadi di tempat lain, ditemui berbagai istilah yang mirip, misalnya BETA version, DEV environment, hingga TRIAL mode. Intinya sama, yaitu membuat sebuah duplikat dari website yang versi LIVE ke dalam sebuah website yang mana menjadi tempat mengembangkan fitur, termasuk mengubah fitur yang sudah ada.
Kenapa harus ada? Tentu untuk menghindari risiko yang sudah ada. Memang, harus dialokasikan tenaga, waktu, hingga dana tertentu untuk mengelolanya, namun hal ini sejalan dengan kemampuan meminimalisasi risiko yang dihadapi. Selain itu ruang eksperimen ini akan memberi kemudahan bagi SDM baru, misalnya programmer, untuk mempelajari infrastruktur dengna lebih aman.
Saat ini sejumlah IT consultant sudah memiliki kesadaran untuk mengembangkan ruang eksperimen ini. Secara umum, sistem yang dipergunakan adalah shared hosting pada server secara localhost. Konsekuensinya ketika harus presentasi ke klien, harus dilakukan remote akses, misalnya dengan aplikasi Team Viewer.
Namun di balik manfaat yang diperoleh jangan lupakan hal yang penting berupa dokumentasi eksperimen. Tentu sangat koplak ketika sudah punya ruang eksperimen, ada pengembangan fitur sudah sukses dan stabil, giliran mau dipasang di versi LIVE, malah lupa bagaimana caranya :)
Ruang Eksperimen
Rabu, Maret 19, 2014 by
ve
Posted in
Eksperimen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Ruang Eksperimen"
Posting Komentar