Ada Apa Denmark ke sini?
Rabu, Oktober 21, 2015 by
ve
Pemandangan Istana Presiden kemarin sore agak berbeda lantaran ornamen merah putih dipasang di gerbangnya. Awalnya, saya hanya mengira ini menjelang tanggal 28 Oktober alias Hari Sumpah Pemuda, tapi penasaran juga kenapa terlalu dini? Esoknya (maksudnya hari ini) akhirnya saya mengetahui bahwa ornamen merah putih itu dalam rangka penyambut kedatangan raja dan ratu dari Denmark. Hal ini ditunjukkan dengan pemasangan bendera Denmark di depan istana serta foto raja dan ratu Denmark bersebalahan dengan foto Presiden RI beserta istrinya di depan pintu Monumen Nasional. Selepas terjawab "kenapa ada suasana berbeda?", maka pertanyaan berikutnya "Ada apa Denmark ke sini?"
Relasi antara Indonesia dengan Denmark bisa dibilang sangat tidak akrab. (kalau tidak salah) Satu-satunya organisasi multilateral yang diikuti oleh Indonesia serta Denmark adalah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) beserta lembaga-lembaga turunannya. Jelas wajar karena secara geografis Indonesia terletak di Asia Tenggara dengan afiliasi geografis ASEAN dan APEC. Sedangkan Denmark sebagai negara Eropa Utara merupakan anggota dari Uni Eropa dan NATO. Sejarah pun menunjukkan bahwa tidak pernah ada pertarungan militer diantara Indonesia dengan Denmark, mungkin karena pada Perang Dunia II sama-sama berstatus negara jajahan (Jepang dan Jerman).
Tapi menariknya Indonesia dan Denmark memiliki relasi kuat untuk urusan "pertarungan" di dua aspek. Pertama tentu urusan teplok bulu angsa/bebek alias olahraga badminton. Denmark merupakan negara dengna basis badminton yang sangat kuat di Eropa, bahkan menandingi Inggris. Sementara itu Indonesia walau mengalami degradasi prestasi tetap berpredikat sebagai jajaran papan atas badminton di Asia. Sudah tidak terhitung Denmark berseteru dengan Indonesia dalam konteks turnamen badminton, baik series maupun premier. Kedua yang mungkin masih terkenang di benak kita adalah kontroversi karikatur Nabi Muhammad oleh salah satu media massa di Denmark. Tanpa berbasa-basi, negara Denmark menjadi sasaran hujatan umat muslim di dunia, termasuk Indonesia.
Di luar dua urusan itu, hubungan Denmark dengan Indonesia datar-datar saja, nggak romantis, nggak juga kronis. Malahan jika menyinggung urusan kerja sama pendidikan, maka sangat jarang dijumpai peluang beasiswa ke negeri Denmark dibandingkan Inggris, Jerman, hingga Belanda. Atau malah faktor "viking" sebagai koneksi antara Denmark dengan Indonesia (baca: fans Persib)?
Agaknya ada sesuatu pada Denmark yang patut dipelajari oleh Bangsa Indonesia, yaitu kualitas hidup. Berdasarkan data yang dirilis oleh survey Global Index, Denmark menempati negara paling damai nomor 2 setelah Selandia Baru. Tak hanya itu, kualitas hidup di negara itu juga tercermin dari peringkat nomor 2 sebagai negara paling tidak korup di dunia. Prestasi yang pertama jelas menggiurkan untuk dipelajari mengingat Indonesia memiliki indeks ketidakdamaian yang relatif tinggi, khususnya daerah kota. Bagaimana dengan prestasi nomor 2? Yeaaahhh, isu pengerdilan KPK menjadi indikasi bahwa ada dominasi budaya korupsi yang masih ingin dilestarikan. Agaknya menarik untuk mempelajari apakah "larinya" akan ke sana. Semoga
Posted in
Jalan-Jalan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Ada Apa Denmark ke sini?"
Posting Komentar