Sedikit rangkuman dari kajian tauhid di DT Jakarta dua pekan lalu (10/5) tentang sifat Allah Yang Maha Mendengar.
Sesi Pertama oleh Ust. Sanusi tentang persiapan menuju Ramadhan. Di kesempatan ini beliau mengulas tentang hal-hal yang perlu kita renungkan dalam menyambut bulan Ramadhan, tentunya agar pasca-Ramadhan nanti, kita menjadi muslim yang meningkat derajatnya, bukan sekedar rutinitas berpuasa yang menahan lapar. Beliau menyinggung sedikit asal usul kosakata "kutiba" sebagai bentuk pewajiban di Al Baqoroh yang ternyata disebutkan sebanyak tiga kali dengan persinggungan pada perang, qishosh, dan puasa, dan kita tahu ketiga-tiganya adalah hal yang sangat berat. Aktivitas yang dianjurkan dalam Ramadhan adalah membaca Al Qur'an sebagai dicontohkan oleh para ulama besar.
Di akhir sesi ini beliau mengingatkan bahwa Ramadhan bukan sekedar menahan makan dan minum, namun juga menjaga diri dari makanan yang haram. Tak lupa diingatkan pula, hakikat hidup di dunia ini adalah untuk memperbesarkan asma Allah.
Sesi kedua oleh K.H. Abdullah Gymnastiar menjadi titik renungan bagi kita untuk lebih menginstropeksi diri. Introspeksi di sini bermakna tidak ada satu pun keluputan Allah SWT dalam melihat, mendengar, dan mengetahui apa-apa pada makhluk-Nya. Dengan sadar bahwa apa yang kita ucapkan sudah pasti didengar Allah, maka bicaralah yang disukai Allah. Kita juga patut menjaga bicara kita dari pergeseran niat menuju ujub, riya, namimah, hasud, fitnah, ghibah, dkk-nya.
Diingatkan oleh beliau bahwa ada dua organ yang berperan besar menentukan surga atau nerakanya kita, yaitu mulut dan qubul. Maka kita perlu menimbang dengan cermat ucapan kita. Pertama kita perlu berpikir apakah yang akan disampaikan ituenting, lalu rasakan apa sebenarnya niat kita ingin menyampaikannya, barulah kita bicara.
Lantas bagaimana dengan mengeluh? Ternyata keluhan tidak memberi solusi. Jika ada ketidaknyamanan pada batin kita sehingga ucapan kita tidak layak, maka berdzikirlah dan sholatlah. Bahkan kita perlu menyadari yang menyebabkan perubahan bukan karena ucapan kita, melainkan izin Allah yang membukakan hati. Maka pantangkanlah diri sombong karena Allah-lah yang membolak-balikkan hati pendengar kata-kata kita.
No Response to "Pengingat akan Maha Mendengar"
Posting Komentar