Dalam kurun waktu yang tidak singkat, umat muslim akan memasuki fase spesial yang sangat dinanti. Bulan Ramadhan, bulan yang menandai kesempatan berharga untuk mengubah pribadi kita masing-masing. Bulan yang tidak hanya identik dengan menahan lapar dan dahaga, namun juga akan berisi telaga hidayah yang tidak bisa semua orang temui. Bahkan sebuah "kemisteriusan" bernama Lailatul Qadr turut menyertai spesialnya fase ini.
Sebuah anekdot "garing" kerap disebut sebagai pertanda Ramadhan sudah dekat, yaitu iklan sirup M*arj*an. Sekedar pebandingan, iklan itu menandakan ada perusahaan yang konsisten dari tahun ke tahun mempersiapkan bulan Ramadhan. Pertanyaannya, apakah kita tidak terendiri oleh konsistensi si perusahaan/brand tersebut.
Bukankah tahun lalu juga ada Ramadhan?
Sebuah keberuntungan tersendiri apabila bisa menjumpai sebuah bulan Ramadhan. Tidak semua insan berkesempatan menjumpainya. Coba tengok rekan kita ataupun keluarga kita. Barangkali ada satu dua nama yang sudah tidak bersama kita, padahal mereka ikut ber-Ramadhan bersama kita, bahkan turut meramaikan romantisnya lebaran. Maka, tatkala usia kita menjangkau Ramadhan, kita patut mensyukurinya.
Bukankah hanya menahan lapar dan dahaga?
Eitttsss, rugi banget kalau puasa hanya diisi siklus sahur-puasa-buka puasa dst hingga malam takbir. Segala macam ibadah kita dijanjikan ganjaran yang luar biasa. Shalat fardhu plus segala rupa shalat sunah, tadarus Al Qur'an, infaq, waah sungguh akan ada banyak kesempatan menabung amalan di Ramadhan. Barangkali jika dibuat checklist yang versi lengkap macam buku Ramadhan (hehee, jadi inget jaman SD ampe SMP) agaknya daftarnya akan sangat panjang. Jelas sayang banget kalau kita hanya mengisinya dengan tidur. Konon ujar-ujar tidur saja berpahala harusnya ditanya balik "tidur aja dapet pahala, apalagi tadarus?".
Yaelah masih lama keuleusss
Yakin masih lama? Tuh liat aja timnas-timnas di Eropa mau berlaga di Euro saja persiapannya udah dari tahun lalu. Sebuah umat muslim, kesiapan mereka (walau dalam konteks Euro) tentu menjadi sindiran yang membangkitkan semangat kita untuk lebih menyambut bulan Ramadhan. Persiapannya bukan berarti menganggarkan ongkos pulang kampung, membuat jadwal buka bareng puasa di tempat-tempat yang instagramable, ataupun menyusun menu bukber plus jadwal reuni. Sederhana saja persiapannya, yaitu menyusun target amalan selama Ramadhan. Tentu akan mengasyikan tatkala ilmu berorganisasi yang didapat saat kuliah diterapkan dalam menyambut Ramadhan. Rencanain KPI alias indikator kesuksesan tiap amalan, rencanain anggaran bersedekah, rencanain bikin desain publikasi yang memotivasi sesama, dll.
Selamat menjemput Ramadhan terbaikmu^^
Peue Ka Siap?
Jumat, Mei 06, 2016 by
ve
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Peue Ka Siap?"
Posting Komentar