Surat At-Takāthur merupakan pengingat tentang bahaya hidup yang bermegah-megahan. Hidup demikian diwujudkan berupa perilaku berfoya-foya, membeli yang tidak perlu, serta minim atau bahkan nir sedekah.
[1] Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, [2] sampai kamu masuk ke dalam kubur. [3] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), [4] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. [5] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, [6] niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, [7] dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. [8] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
Ngeri 'kan konsekuensi atas perilaku bermegah-megahan. Awalnya kita lalai, namun ujungnya kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang sudah melalaikan kita. Surat ini merupakan pengingat akan sebuah keniscayaan yang kenyataan memang sulit disanggah. Perilaku berfoya-foya sangat melenakan dengan berbagai kenyamanan duniawi yang sulit ditepis.
Jika dikaitkan dengan ilmu yang saya sempat pelajari, bermegah-megahan merakan pangkal dari banyak masalah. Mulai dari mata kuliah tata kelola teknologi informasi, manajemen proyek teknologi informasi, hingga metodologi penelitian. Semua mata kuliah yang saya pelajari menjelaskan bahwa menciptakan produk, merancang sistem, mengelola proyek, hingga sekedar mengusulkan ide, harusnya berdasarkan kebutuhan. Ya dasarnya adalah kebutuhan, bukan (keinginan untuk) bermegah-megahan.
Contoh sederhana dalam manajemen proyek teknologi informasi yang kesuksesan utama diukur dari tiga hal tepat ruang lingkupnya, tepat anggaran, dan tepat waktu. Sikap bermegah-megahan sudah dipastikan menyebabkan ruang lingkup tidak terkendali, risiko pahit lainnya adalah alokasi anggaran tidak tepat. Ujung-ujungnya kualitas proyek dipertanyakan.
No Response to "Hindari Kebermegah-megahan"
Posting Komentar