Ada yang greget daripada SkyCab, yaitu SkyBridge. Bermodalkan tambahan tiket 5 RM per orang dewasa (rasa-rasanya hanya di objek ini tidak ada diskriminasi warga asing dengan warga Malaysia), saya dan istri saya harus menapaki bukit menuju ke lokasi SkyBridge. Walau capek, istri saya tidak punya opsi lain lantaran alternatif menggunakan kereta tidak disediakan hari itu.
Fuuuiiih, anggap saya rasa capeknya untuk mengusir jenuhnya menyelesaikan tesis di Bandung sekian hari sebelumnya. Capek sangat wajar, apalagi tidak sepanjang jalan teesedia pipa untuk berpegang. Saran saya, jika Kawan ada rencana mengunjungi objek semacam ini, perbanyak latihan fisik ringan agar tidak kaget saat hari H. Oh ya, pastikan bawaan/tas hanya berisi barang seperlunya. Beruntung, di poin ini kami sudah menentukan jaur hari isi tas yang efisien untuk jalan-jalan.
Jika sebelumnya ujian fisik, maka inti dari SkyBridge ini adalah ujian mental. Tidak ada sekat pemisah, seperti kaca, mika, dsj, antara pengunjung dengan bukit-bukit yang dikangkanginya. Praktis hanya jembatan yang "insyaAllah" kokoh menemani tapak demi tapak kita. Jika Kawan berkunjung saat cerah tanpa kabut, maka suguhan panorama yang menegangkan bakal tersaji tanpa sensor. Kami sendiri hadir saat sebagian area dan waktu terjejali kabut. Di satu sisi kesannya misterius, di sisi lain kami "terbebas" dari bayang-bayang jurang yang biasanya menganga, di sisi lain perlu sabar dalam mengambil foto.
Bentuk jembatannya sebetulnya sudah "fotoable". Ada tikungan serta gradasi menanjak. Tidak perlu keahlian fotografi tingkat tinggi untuk mendokumentasikan diri kita dengan latar SkyBridge. Tapi ingat, pegang erat kamera atau gawainkita karena risiko jatuhnya adalah tidak bisa diambil lagi. Saya tidak tahu apakah boleh mengoperasikan drone di sini. Jika boleh, patut dicoba keahlian kawan-kawan di sini.
Oh ya, dari seluruh objek wisata di Pulau Langkawi, hanya SkyBridge yang tidak ada padanannya di Indonesia. Artinya, sangat direkomendasikan untuk menjajal objek wisata ini. Tentunya jika anda tidak fobia ketinggian tingkat akut.
No Response to "Langkawi#6: Menjajal SkyBridge"
Posting Komentar