Misi berat diemban FC Barcelona musim ini, yaitu (minimal) menyamai rekor treble-winner di tiga kompetisi yang dijalani. Bukan rekor yang mudah karena secara tidak langsung mereka berhadapan dengan jalan terjal plus aroma konflik internal lantaran terlalu banyak bintang di dalam roster tim mereka. Namun ada satu faktor yang sangat menantang bagi Barcelona dalam mengarungi tiga kompetisi, yaitu La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champion. Tantangan tersebut adalah rekor sekian musim belum pernah ada tim yang mampu mempertahankan gelar juara.
La Liga 2010/2011 menjadi musim terakhir sebuah klub mampu meraih back-to-back trofi La Liga yang kebetulan direngkuh oleh Barcelona melanjutkan hegemoni 2009/2010. Namun musim berikutnya (2011/2012) Real Madrid sukses mencaplok gelar tersebut. Musim selanjutnya (2012/2013) Barcelona sempat mendulang kembali trofi ini, namun sayangnya Atletico Madrid secara mengejutkan mampu mencukil niat Barca mempertahankan trofi di musim 2013/2014. Musim ini Barcelona tampil sebagai juara bertahan. Hingga pekan ini, Barcelona masih mantap di pucuk klasmen mengangkangi Atletico Madrid dan Real Madrid plus tabungan 1 laga. Gelar juara belum aman, namun setidaknya masih dalam jangkauan.
Copa del Rey juga terhitung ngeri untuk urusan dipertahankan. Mengapa? Sejak Barcelona menjuarainya musim 1996/1997 dan 1997/1998 alias sekitar 1,5 dekade yang lalu, belum ada satupun klub yang mampu mempertahankannya. Secara berturut-turut klub-klub menikmati giliran untuk menyimpan trofi Copa del Rey hanya untuk satu musim saja, yaitu: Valencia, Espanyol, Zaragoza, Deportivo La Coruña, Mallorca, Zaragoza, Real Betis, Espanyol, Sevilla, Valencia, Barcelona, Sevilla, Real Madrid, Barcelona, Atlético Madrid, Real Madrid, dan kemudian Barcelona. Jika diperhatikan pasca-terakhir kali back-to-back Barca tersebut, gelar juara sempat dihirup klub-klub di luar big-3, namun belakangan kompetisi ini kembali larut dalam dekapan big-3: Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid. Di musim 2015/2016 ini, Barcelona berpeluang mematahkan tradisi ini dengan syarat satu: menumbangkan Sevilla. Barcelona patut waspada karena Sevilla bukan klub sembarangan dalam satu dekade belakangan ini. Di musim ini bahkan Barcelona kerap tersandung oleh laga-laga tak terduga, termasuk oleh Atletico Bilbao di final Piala Super Spanyol, artinya Sevilla belum layak disebut sebagai kerikil sampai dengan sesi penyerahan trofi nanti, itu pun jika Barcelona yang juara.
Liga Champion? Ah ini lebih ganas. Sejak bertransformasi nama dari Piala Champion (era 1992/1993), belum pernah ada klub yang mampu mempertahankan gelar juara. Jangankan juara, menggapai final secara beruntun hanya mampu dilakukan oleh Ajax dan Juventus, itu pun hanya membuahkan 1 trofi saja. Jika menilik torehan Piala Champions, maka AC Milan edisi 1988/1989 dan 1989/1990 menjadi tim terakhir yang mampu mencaplok gelar beruntun. Bagaimana Barcelona di musim ini? Mereka akan bersua Arsenal di babak 16-besar. Perjalan menuju Stadion San Siro, Milano, masih jauh...
No Response to "Barca dan Upaya Back-to-Back"
Posting Komentar