Sharing with ProfFiz

 alhamdulillah, hari ini saya dan kawan2 HIMMPAS UI mndapat kesempatan berharga berkunjung kepada salah satu peraih gelar profesor termuda di Indonesia. Prof. Firmanzah. Kami di Management UI akrab memanggil bliau dengan sebutan Prof. Fiz.
Pada kami panjang lebar Prof. Fiz membagi pngalamannya. bagaimana beliau dapat meraih gelar profesornya diumur 34 tahun dan menjadi dekan FE UI diumur 31 tahun.
well... this is it... check it out #SharingProfFiz
Kita ini muslim. saya sering sedih jika sharing dengan bbrapa kawan2 yg dlu aktif di organisasi keislaman ketika mahasiswa tapi orientasinya kini purely hanya sekedar gimana caranya menjadi bupati atau gubernur. #SharingProfFiz

Kenapa saya sedih? karena sekedar orientasi politik dan melupakan pmbangunan dibidang lain hanya mnjadikan ummat ini sperti buih. Terombang ambing. tak jelas. sekedar ikut arus. Mengapa? #SharingProfFiz

Karena kita mayoritas sekedar jadi penonton. Sekedar dimanfaatkan suaranya dalam pemilu2 itu. Apalagi yg mewakili kita tak bisa mnyatu. Tak terkonsolidasi. #SharingProfFiz

Harusnya qt bisa berprestasi dibidang lain. bangga bukan jika ada seorang muslim yg peraih nobel matematika atau fisika. menjadi CEO pada perusahaan yg bermarkas di Silicon Valley. Keren kan kalo gitu. #SharingProfFiz

Ketika jadi dekan FE UI saya menginisiasi hadirnya HMI FE UI. saya ingin kaum muslim ini juga berkiprah di wilayah keprofesiannya masing-masing. #SharingProfFiz

Saya ingin qt keluar dari kotak imajinasi yang selalu mengejar jabatan politik. seakan2 bidang lain itu tak penting. #SharingProfFiz

Kalo soal perjalanan karir dan akademik saya itu bisa dibilang nekat lah. saya ini org surabaya. jadi ya bondo nekat. #SharingProfFiz

saya juga gak nyangka kok bisa jadi profesor termuda (34 tahun). #SharingProfFiz

Saya punya prinsip jangan ratapi hidup. Tapi terobos semua tantangan hidup itu. hadapi. terima kenyataan. #SharingProfFiz

Terima realitas kita. kalo qt gak tau jangan bilang tau. Kalau masa lalu kita buruk akui saja. karena itu yg mmbuat qt belajar. #SharingProfFiz

Tapi Ibu saya selalu ingatkan bahwa saya harus bisa melihat realitas. karena setelah qt jujur melihat realitas. melihat kekurangan kita. kita bisa memperbaikinya. If you can't measure it, you can't improve it. trust Me!! #SharingProfFiz

Hadis Rasul itu jelas, kalo lihat kmungkaran pertama ubah dg tangan (power/kuasa) jika tak bisa. ubah dengan lisan. jika tak bisa juga pastikan hati kita mengingkari kmungkaran itu. Jadi gak diam aja. gak berpaling lihat. Dan ubah!!#SharingProfFiz

prinsip saya. hidup manusia tak ditentukan dari the initial point atau dari mana kita. tapi pada proses dan akhir khidupan kita. #SharingProfFiz

Kalau qt sudah berani hadapi realitas. Setelahnya akan bermunculan bnyak peluang2 baru. Saya contohnya. jadi dekan FE UI diumur 31 tahun. Ini itungannya anak kemarin sore. #SharingProfFiz

Tapi mumpung masih muda. Jalan saja. Kalo salah nanti dimaklumi. Maklum kan masih muda. hehe. #SharingProfFiz

Saya juga jadi staf khusus presiden bidang Ekonomi juga bkn karena pendukungnya SBY di pemilu. ya saya di panggil saja. #SharingProfFiz

Begitu juga ketika jadi Rektor Univ. Paramadina. saya gak ada hbungan apa2 sama Cak Nur. Bukan jg muridnya. Tapi ya diminta beramanah di kampus itu. itulah opportunity yang terbuka. #SharingProfFiz

jadi jangan pernah lari dari realitas. Hadapi..!! #SharingProfFiz

Sepekan setelah jadi dekan, saya di datangi para orang2 "langit" di FE UI. seperti Pak Subroto, Pak Emil Salim, Bu Miranda Gultom.. mereka datang utk mnanyakan ap yg bs mereka bntu. Saya gemetar. karena beliau2 adalah senior saya. Disinalah kecerdasan emosional berperan. Tenang. Hadapi saja. #SharingProfFiz

Soal perjalanan akademik. sebenarnya dulu saya gak ada niat jadi dosen. Lebih keren kerja di sudirman,Thamrin, Kuningan pake dasi kayak eksekutif Muda. dulu sempat kesampaian sih. Tapi stelah itu niat kuliah. akhirnya keterusan sampai S3. #SharingProfFiz

S2 dan S3 saya selesaikan 3 tahun di Perancis. itu Gila. saya sampe muntah2, stress, tipes. tapi memang itu cost yg harus dibayar utk sebuah mimpi besar. #SharingProfFiz

Setelah lulus S3. saya sempat mngajar sbagai asisten kelas di Perancis dan beberapa negara di Eropa. Dan saya juga ditawari menjadi dosen tetap di kampus itu. #SharingProfFiz

Tapi tetiba Pak Bambang P.S Brodjonegoro sbg Dekan FE UI waktu itu meminta saya utk balik dan mngajar di kampus FE UI. saya bingung #SharingProfFiz

Melihat saya bingung. Profesor saya bertanya dan akhirnya saya jelaskan persoalannya. akhirnya dia malah ajak saya jalan2 keliling kantor profesor2 dari brbagai negara di dunia yang menjadi guru besar di kampus perancis itu. #SharingProfFiz

Bliau bilang. Saya bisa pastikan dengan sngat tepat masa depanmu kalau kamu berkarir di kampus ini. kamu akan mjd professor. kmundian mngajar di bberapa negara dan kamu bs mnulis buku. #SharingProfFiz

Tapi hidup dan karir akademisi tak sekedar Soal itu. kata beliau lagi. akhirnya beliau menegaskan. "Pulanglah... Negaramu lebih membutuhkanmu..!" Pada titik itu saya yakin utk kembali ke Indonesia. #SharingProfFiz

Terakhir. Soal persaingan Global. Saya ini seringkali berhubungan dengan mereka di luar negeri. Dengan Amos Tuck Business School, Harvard Kennedy School, Yale School of Management dan masih banyak lagi. Kesimpulan saya satu, mereka itu gak pinter2 banget. sama kayak kita. cuma kita gak pede aja!! #SharingProfFiz

Maka penting buat program yg buat qt makin pede berhadapan dg mereka. Buat program2 kerja yg melibatkan mahasiswa2 dari luar negeri. undang mereka. kita diskusi, debat, tukar pikiran. Dengan bgitu Pede qt semakin Oke dalam mmyampaikan ide-ide kita. #SharingProfFiz

Kadang org luar itu jg gak pede dengan dirinya sendiri. Waktu saya duduk satu meja dengan perwakilan s'pore, malaysia, Thailand, dll.. mereka mnyampaikan dukungan pngunduran masa pmberlakuan MEA dri awal 2015 mnjadi akhir 2015. mengapa? mereka gak pede dengan Indonesia. #SharingProfFiz

Jadi yg qt butuhkan itu PeDe!! dan itu hrus ditumbuhkan. #SharingProfFiz



Nah.. Bgitulah anak Muda. masa kita masih cukup pnjang. tingkatkan kompetensi kita, kapasitas diri kita. agar kita punya gaung di mata dunia. Baiklah sekian dulu #SharingProfFiz kali ini. doakan HIMMPAS UI semakin berjaya kedepan agar bisa mmbagi inspirasi dari tokoh2 inspiratif lainnya. Wassalamwrwb.
By Detha A. Fajri

Sedikit menambahkan tentang #SharingProfFiz
Beberapa buku beliau cukup berani mencaplok domain lain keilmuannya. Ya buku tebal beliau tentang trilogi politik dari kacamata manajemen. Agak menarik melihat fenomena ini karena kerap kali kita memilih "adem" dengan domain keilmuan kita. Jadi, jangan minder membicarakan hal-hal lain di luar domain keilmuan kita. Tentunya disertai kemauan belajar. #SharingProfFiz

Ada bagian menarik ketika nama beliau menjadi bahan rapat sebuah kampus di Prancis (yang saat ini menjadi destinasi beasiswanya). Alasan beliau menjadi bahan rapat sederhana, yaitu keberanian untuk lobi mengenai rencana studi S3. Situasi saat itu cukup menjepit, tanpa bermodal uang saku dari rumah, beliau hanya "dijatah" beasiswa 3 tahun namun skema pendidikan di Prancis mensyaratkan beliau perlu ambil S2 "lagi" yg artinya bisa mencapai 4 tahun. Tapi keberanian lobi beliau membuah hasil ketika diizinkannya beliau mengambil S2 serta S3 secara paralel dan dimungkinkan 3 tahun. Pelajaran buat kita #SharingProfFiz
- jangan malas untuk bernegosiasi terhadap hal-hal yang mengancam keberlangsungan impian kita
- jangan terlalu "kaku" pada aturan (kalau jadi birokrat), bisa jadi orang yang kita longgarkan aturannya akan menjadi sosok yang mampu menabur banyak manfaat

Yuk tengok persuasi profesornya ProfFiz yg justru membandingkan kemungkinan masa depan ProfFiz jika tetap di Prancis vs jika kembali ke Indonesia. Mengapa beliau menyuguhkan prediksi ProfFiz secara individu jika tetap di Prancis, namun saat bicara konteks kembali ke Indonesia malahan menyajikan opini bahwa negara Indonesia lebih membutuhkan. Cukup aneh perbandingannya, cenderung bukan apple vs apple, tapi apple vs samsung. Agaknya profesor ini merayu kita untuk menanggalkan egoisme. Beliau tampaknya hendak menjerumuskan ProfFiz untuk melebarkan pola pikir bahwa menentukan pilihan jangan sekedar enak-nggakenaknya di individu tersebut, pertimbangkan pula bagaimana lingkungan tersebut dan mana yang lebih membutuhkan kita. #SharingProfFiz

No Response to "Sharing with ProfFiz"