Ada sebuah kisah penuh pelajaran dari sosok Siti Hajar. Teladan yang merupakan ibu dari Nabi Ismail as sekaligus istri dari Nabi Ibrahim as. Kisah petualangan beliau beserta keluarganya bertahan hidup di sebuah padang pasir direpresentasikan dalam beberapa rukun dalam haji dan umroh. Padang pasir tersebut kelak menjadi salah satu pusat peradaban dunia, yaitu Mekkah ataupun Makiyah.
Khusnudzon terhadap perintah Allah
Saat ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim, Siti Hajar menanyakan alasan kepergian beliau. Jawaban demi jawaban tidak juga dilontarkan Nabi Ibrahim, kecuali sebuah anggukan yang merespon pertanyaan terakhir, "Apakah ini perintah Allah?". Anggukan tersebut ternyata sudah cukup bagi Siti Hajar untuk membentengi diri dari segala macam prasangka buruk. Dengan bekal prasangka baik itulah dia "merestui" kepergian Nabi Ibrahim walau artinya dirinya hanya berdua dengan Nabi Ismail yang kala itu masih belia. Sebuah pelajaran bahwa dalam membina rumah tangga, berprasangka baik merupakan modal yang penting untuk membangun kepercayaan.
Mau Berikhtiar serta Fokus pada Solusi
Walau sadar bahwa keberadan dirinya dan Nabi Ismail adalah perintah Allah, Siti Hajar tidak lantas berleha-leha mengharap adanya hidangan yang diturunkan dari langit. Beliau tetap berupaya mencari makanan dan minuman untuk memastikan keberlangsungan hidup mereka, terutama Nabi Ismail. Status istri seorang rasul tersebut tidak mendorong dirinya manja. Tatkala pencarian belum membuahkan hasil, dirinya tidak putus asa, apalagi menyalahkan Allah. Meskipun dalam tekanan, Siti Hajar mampu tetap fokus pada apa yang seharusnya dilakukan. Sebuah pelajaran berharga bagi kita agar bisa lebih bertindak nyata daripada berkomentar cela. Bahkan di akhir pencarian air yang dilakukannya hingga berkali-kali melewati bukit Shofa dan Marwa, justru sumber air terletak pada tanah di ujung kaki bayi Nabi Ismail. Rezeki tersebut datang justru dari tempat yang dekat dan tidak diduga. Namun Siti Hajar tidak lantas mengeluh lantaran kesal dikerjai. Beliau memanjatkan syukur dengan khusnudzon atas ujian tersebut.
Wallahualam.
No Response to "Pelajaran dari Siti Hajar"
Posting Komentar